PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - China saat ini banyak mendapat kritik internasional mengenai penanganan pandemi Covid-19 di awal-awal masa pandemi. Beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan negara lainnya mengklaim bahwa China selalu saja memberikan informasi yang tidak transparan dan ditutup tutupi.
Dalam menanggapi klaim tersebut, Beijing selalu melontarkan bantahan bahwa Wuhan bukanlah tempat awal lahirnya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan kelumpuhan aktivitas global itu sambil mengklaim dapat mengendalikan penyebaran virus itu dengan rilis yang menyatakan bahwa angka kematian dan infeksi cukup rendah. Beberapa waktu lalu, ilmuwan China menguatkan klaim negeri Panda itu dengan mengadakan penelitian yang menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 atau virus corona lahir di wilayah anak benua Asia, meliputi India dan Bangladesh. Hal ini mendapatkan bantahan keras dari beberapa peneliti India. Baru-baru ini, muncul sebuah laporan rahasia yang dirilis kepada CNN International. Dalam laporan itu dituliskan beberapa "dosa" China pada awal-awal pandemi Covid-19 ini menyerang serta kebenaran dibalik data infeksi dan kematian. Meski begitu, laporan ini belum mendapat komentar dari pemerintah China. Walau dalam Buku Putih yang keluar Juni lalu, Beijing telah menegaskan telah setransparan mungkin ke publik dalam penanganan virus. Berikut ini 5 faktanya menurut dokumen tersebut: 1. Ledakan kasus influenza sebelum Covid menyerang. Selasa, 1 Desember, menandai satu tahun sejak pasien pertama yang diketahui menunjukkan gejala penyakit di ibu kota provinsi Hubei, Wuhan, menurut sebuah studi utama di jurnal medis Lancet. Pada saat yang sama ketika virus diyakini pertama kali muncul, dokumen menunjukkan krisis kesehatan lain sedang berlangsung, di mana Hubei sedang menghadapi wabah influenza yang signifikan. Ini menyebabkan kasus meningkat hingga 20 kali lipat dari tingkat yang tercatat tahun sebelumnya, dokumen menunjukkan, menempatkan tingkat stres tambahan yang sangat besar pada sistem perawatan kesehatan yang sudah meregang. "Epidemi" influenza sebagaimana dicatat para pejabat dalam dokumen itu, tidak hanya terjadi di Wuhan pada bulan Desember, tetapi yang terbesar di kota-kota tetangga seperti Yichang dan Xianning. Masih belum jelas apa dampak atau hubungan lonjakan influenza itu pada wabah Covid-19. Dan meskipun tidak ada saran dalam dokumen bahwa kedua krisis paralel tersebut terkait, informasi mengenai besarnya lonjakan influenza di Hubei masih belum dipublikasikan. 2. China memoles data Covid-19 Pada 10 Februari, ketika China melaporkan 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi secara nasional, dokumen tersebut menunjukkan Hubei sebenarnya mengedarkan total 5.918 kasus yang baru dilaporkan. Angka tersebut dibagi menjadi beberapa subkategori memberikan wawasan tentang cakupan penuh metodologi diagnosis Hubei pada saat itu. "Kasus yang dikonfirmasi" berjumlah 2.345, "kasus yang terdiagnosis secara klinis" 1.772, dan "kasus yang dicurigai" 1.796. Sementara itu pada 7 Maret terjadi kembali laporan yang menurut dokumen itu berbeda. Pada 7 Maret, total korban tewas di Hubei sejak awal wabah diberitakan mencapai 2.986, tetapi dalam laporan internal terdaftar sebagai 3.456, termasuk 2.675 kematian yang dikonfirmasi, 647 kematian yang "didiagnosis secara klinis", dan 126 kematian yang "dicurigai". 3. Tes yang tidak akurat Uji virus Covid-19 dilakukan dengan tidak akurat sejak awal, kata dokumen itu, dan menyebabkan sistem pelaporan dengan penundaan selama berminggu-minggu dalam mendiagnosis kasus baru. Para ahli mengatakan itu berarti sebagian besar angka harian yang menginformasikan tanggapan pemerintah berisiko tidak akurat atau tanggal. Pada 10 Januari, salah satu dokumen mengungkapkan bagaimana selama audit fasilitas pengujian, para pejabat melaporkan bahwa alat pengujian SARS yang digunakan untuk mendiagnosis virus baru tidak efektif dan secara teratur memberikan hasil negatif palsu. Ini juga menunjukkan bahwa tingkat peralatan pelindung pribadi yang buruk berarti bahwa sampel virus harus dibuat tidak aktif sebelum pengujian. Tingkat negatif palsu yang tinggi mengungkap serangkaian masalah yang membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk diperbaiki China. Menurut laporan di media pemerintah China pada awal Februari, ahli kesehatan Hubei telah menyatakan frustasi dengan keakuratan tes asam nukleat. Tes asam nukleat bekerja dengan mendeteksi kode genetik virus, dan dianggap lebih efektif dalam mendeteksi infeksi, terutama pada tahap awal. Selain itu pada awal Februari, laboratorium di Hubei memiliki kapasitas pengujian lebih dari 10.000 orang setiap hari, menurut laporan media pemerintah. Untuk mengatasi volume yang tinggi, petugas memutuskan untuk mulai memasukkan metode diagnosis klinis lainnya, seperti CT scan. Hal ini menyebabkan terciptanya kategori yang disebut secara internal sebagai "kasus yang didiagnosis secara klinis". Baru pada pertengahan Februari kasus yang didiagnosis secara klinis ditambahkan ke jumlah kasus yang dikonfirmasi. 4. Kurangnya kesiagaan dan pendanaan Kurangnya kesiapsiagaan tercermin di seluruh dokumen, bagian yang sangat penting dalam penilaian internal mereka terhadap dukungan pemerintah untuk operasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Hubei. Laporan tersebut mencirikan CDC Hubei kekurangan dana, tidak memiliki peralatan pengujian yang tepat, dan dengan staf yang tidak termotivasi yang sering merasa diabaikan dalam birokrasi China yang luas. Dokumen tersebut termasuk audit internal, yang menurut analisis forensik ditulis pada Oktober 2019, sebelum pandemi dimulai. Lebih dari sebulan sebelum kasus pertama diyakini telah muncul, tinjauan tersebut terus mendesak otoritas kesehatan untuk "dengan cermat menemukan hubungan yang lemah dalam pekerjaan pengendalian penyakit, secara aktif menganalisis dan menebus kekurangannya." Laporan internal CDC mengeluhkan tidak adanya pendanaan operasional dari pemerintah provinsi Hubei dan mencatat anggaran kepegawaian kurang dari 29% dari target tahunannya. Hal ini membuat petugas medis "kelabakan" pada saat jumlah kasus meledak. 5. Penanganan yang kejam Pada akhir Desember, seorang dokter muda bernama Li Wenliang di salah satu rumah sakit utama Wuhan, termasuk di antara petugas medis lainnya yang dipanggil oleh otoritas setempat dan kemudian menerima "teguran" resmi dari polisi karena berusaha meningkatkan peringatan tentang potensi "mirip SARS" virus. Media pemerintah melaporkan hukuman mereka dan memperingatkan publik agar tidak menyebarkan rumor. Li, 34, kemudian terjangkit penyakit itu. Kondisinya dengan cepat memburuk dan pada pagi hari tanggal 7 Februari dia meninggal, mengakibatkan tingkat kemarahan dan kemarahan yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya di seluruh daratan China yang disensor dengan ketat. Tidak jelas sejauh mana pemerintah pusat mengetahui tindakan yang terjadi di Hubei pada saat itu, atau berapa banyak informasi yang dibagikan dan dengan siapa. Dokumen tersebut tidak memberikan indikasi bahwa pihak berwenang di Beijing mengarahkan proses pengambilan keputusan lokal - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
PT RIFAN BANDUNG - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin, setelah China menunjukkan keberlanjutan pemulihan ekonomi pasca dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Pada pukul 11:28 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.400,9, dolar Australia menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refintiv. China masih menjadi negara yang berjaya dalam hal pemulihan ekonomi, sektor manufakturnya kembali menunjukkan peningkatan ekspansi. Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur bulan November sebesar 52,1, naik dari bulan sebelumnya 51,4. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi. Negeri Tiongkok kini sudah mencatat ekspansi sektor manufaktur dalam 9 bulan beruntun, kontraksi hanya terjadi di bulan Februari ketika menerapkan lockdown. Meningkatnya ekspansi China sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia tentunya memberikan harapan perekonomian global mampu terkerek naik, dan membuat sentimen pelaku pasar semakin membaik. Australia menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan, sebab keduanya merupakan mitra dagang strategis. Australia banyak mengekspor hasil tambang ke China, ketika sektor manufaktur bangkit, artinya permintaan impor tentunya akan meningkat. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang diuntungkan, sayangnya rupiah hari ini tertekan akibat lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri. Mingg kemarin bahkan mencatat rekor penambahan kasus harian sebanyak 6.267 orang. Lonjakan tersebut membuat pelaku pasar mulai cemas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat akan kembali diterapkan di wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Jika itu terjadi, maka pemulihan ekonomi Indonesia kembali terancam melambat. Apalagi, libur panjang akhir tahun yang bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga terancam disunat. Muhadjir Effendy, Menko PMK, jajaran menteri terkait telah menggelar rapat evaluasi cuti bersama akhir tahun. Ia pun menyebut sudah ada beberapa opsi terkait hal tersebut. Kendati demikian Muhadjir enggan memerinci opsi-opsi apa yang mengemuka dalam rapat tingkat kementerian. Satu hal yang pasti, keputusan rapat itu akan dibahas sebelum diambil keputusan oleh Presiden - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO FINANCINDO BANDUNG - Membangun kekayaan adalah topik yang sangatlah menarik hingga mungkin dapat memunculkan perdebatan yang sengit, mempromosikan skema 'cepat kaya' yang unik, atau mendorong orang untuk melakukan transaksi yang mungkin tidak pernah mereka pertimbangkan, tetapi apakah tiga langkah sederhana tersebut merupakan konsep yang menyesatkan? Tentu saja tidak.
Tetapi meskipun langkah-langkah dasar untuk membangun kekayaan mudah dipahami, hal tersebut jauh lebih sulit untuk diikuti oleh sebagian besar orang yang baru pertama kali melakukannya. Pada dasarnya, untuk mengumpulkan kekayaan dari waktu ke waktu, Anda perlu melakukan tiga hal, seperti dikutip dari investopedia: 1. Menghasilkan Uang Langkah ini mungkin terlihat sederhana, tetapi bagi mereka yang baru memulai, hal ini merupakan langkah yang paling mendasar untuk mulai membangun kekayaan. Untuk mendapatkan uang, tentu kita hanya beranggapan bahwa 'kalau mau dapet uang, ya kerja'. Ada dua macam penghasilan yang akan di dapat oleh seseorang, yakni penghasilan aktif, di mana ketika orang tersebut bekerja, pasti akan mendapat gaji, sedangkan penghasilan pasif didapat dari pekerjaan sampingan dari si pekerja, baik melalui buka usaha, maupun lainnya. Namun, tidak sedikit pula orang-orang di Indonesia hanya mengandalkan penghasilan aktifnya saja, yakni gaji yang didapat setelah bekerja dalam 8 jam sehari. Tetapi tak sedikit juga ada yang sudah mampu tidak mengandalkan hanya dari gaji. Jika anda sudah dapat 'membuat uang' melalui penghasilan pasif, artinya anda sudah mempunyai dana backup jika sewaktu-waktu penghasilan aktif anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anda. 2. Simpan Uang Anda Penghasilan anda cukup, kebutuhan sehari-sehari juga terpenuhi, namun anda tidak bisa menabung? Inilah Cara-caranya
Ketika anda ingin membeli barang yang tidak terlalu amat penting, sebaiknya anda tahan dulu keinginan tersebut, lebih baik dana tersebut ada tabung, sehingga jika tabungan jangka panjang anda sudah mempunyai keuntungan, barulah anda memenuhi keinginan tersebut.
3. Investasikan Uang Anda Setelah kita mendapat penghasilan, dan juga sudah memilah-milah pengeluaran, tetapi anda menginvestasikan semua dananya ke tabungan? Anda keliru. Menabung memang penting, karena selain untuk jangka panjang, juga dapat menjadi dana darurat jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun jika kita hanya mengandalkan menabung saja, maka sewaktu-waktu nilai tabungan tersebut akan semakin berkurang, karena adanya biaya administrasi yang akan dikenakan di tiap bulannya dan juga karena nilai kurs yang cenderung berfluktuasi. Oleh karena itu, sebaiknya kita pilah-pilah lagi dan sisihkan penghasilan kita untuk berinvestasi di instrumen lainnya, seperti saham reksadana, atau obligasi. Dalam berinvestasi, tentunya kita mengenal istilah 'high risk-high return', artinya semakin tinggi tingkat return-nya, semakin besar pula risiko yang akan kita dapatkan. Hal itu tidak bisa dilepas dalam berinvestasi di instrumen yang tergolong berisiko seperti saham dan obligasi. Jadi bagaimanakah caranya agar saat kita investasi di saham dapat meminimalisir risiko, caranya yakni dengan melakukan diversifikasi, baik diversifikasi saham, maupun diversifikasi investasi.
Ini disebut risiko tidak sistematis atau risiko bisnis, Ada kemungkinan bahwa masalah khusus perusahaan seperti manajemen yang buruk, tuntutan hukum atau hal lainnya yang dapat menyebabkan harga saham anjlok secara permanen. Kabar baiknya adalah Anda dapat meminimalisir risiko ini dengan memiliki tidak hanya satu saham. Hal ini bisa disebut diversifikasi. Ketika Anda melakukan diversifikasi dengan memiliki banyak saham, kinerja keseluruhan portofolio hanya akan terpengaruh secara minimal oleh beberapa yang berkinerja buruk. Bagi banyak investor pemula, jalan pintas tersebut adalah keuntungan besar dibandingkan dengan membeli dan meneliti saham di satu sektor saja. Namun, hal itu juga tidak membuat risiko yang akan terjadi hilang begitu saja. Selain anda memiliki setidaknya dua atau tiga saham yang berbeda, saham perusahaan di beda sektor juga dapat mempengaruhi kinerja portofolio saham anda. Misalnya, jika tiga saham yang anda miliki sama-sama di sektor properti di masa pandemi virus corona (Covid-19), maka bisa mungkin risiko akan menghampiri, dan akan mempengaruhi kinerja portofolio anda. Jadi jika anda ingin risiko yang akan terjadi bisa diminimalisir lagi, maka selain anda memiliki beberapa saham di beda perusahaan, sebaiknya juga, saham-saham tersebut juga berbeda sektor usahanya. Misalkan jika anda mempunyai satu saham di sektor properti, maka satu saham lainnya harus disektor yang tidak terdampak pandemi, seperti bisa di sektor barang konsumsi, telekomunikasi atau di farmasi.
Hal ini dapat dilakukan dengan diversifikasi investasi, artinya jika anda ingin risiko anda dapat diminimalisir, maka dapat berinvestasi di instrumen selain saham, seperti obligasi atau emas. Investasi di Emas memanglah menjanjikan, karena nilainya akan naik terus, walaupun harga emas juga kadang naik turun. Contohnya saja disaat pandemi, emas dianggap safe haven yang paling aman, karena instrumen selain emas berdampak dari pandemi, walaupun harga emas saat ini 'ambles' karena kabar vaksin Covid-19 - RIFAN FINANCINDO FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia bergerak mixed, namun cenderung melemah hingga pukul 11:00 WIB, di tengah respons beragam pelaku pasar di kawasan Asia terkait data ekonomi AS yang hasilnya juga cenderung beragam.
Pada Pukul 11:00 WIB, tercatat indeks Nikkei di Jepang mulai berbalik arah ke di zona hijau, yakni menguat 0,48%, sedangkan Hang Seng di Hong Kong masih bertahan di zona hijau, yakni naik tipis 0,01% walaupun pergerakannya cenderung berfluktuasi. Sementara itu, indeks utama Asia lainnya yang berubah ke zona merah pada pukul 11:00 adalah KOSPI Korea Selatan (Korsel) yang melemah 0,11%, sedangkan sisanya masih bergerak di zona merah, yakni Straits Times Index (STI) Singapura yang masih memimpin pelemahan, yakni melemah 0,7%, disusul Shanghai Composite China yang terpangkas 0,13%. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan pada pukul 11:00 terpantau berhasil menguat 0,71% ke level 5.719,52, setelah sempat dibuka di zona merah, yakni terkoreksi 0,17% di level 5.669,66. Bursa saham masih bergerak mixed karena pelaku pasar Asia merespons terkait data ekonomi AS yang hasilnya juga cenderung beragam. Pada pekan yang berakhir 21 November, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS naik 30.000 menjadi 778.000, di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 730.000. Klaim tunjangan pengangguran naik dalam dua pekan beruntun. "Dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar kesulitan menjadi berita negatif. Sekarang ada data ketenagakerjaan, yang menyadarkan kita bahwa tantangan jangka pendek masih sangat besar," kata Christopher Grisanti, Chief Equity Strategist di MAI Capital Management yang berbasis di Ohio, seperti diberitakan Reuters. Pelaku pasar cemas bahwa kemungkinan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tidak secepat yang diperkirakan. Ternyata dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tidak bisa hilang begitu saja, 'luka' yang begitu dalam masih sangat terasa. Data ini menyadarkan kita bahwa pemulihan ekonomi tidak merata. Masyarakat kelas menengah-atas bisa berbelanja seperti tidak terjadi apa-apa. Namun mereka yang di bawah harus mengantre untuk mendapatkan makanan gratis dan kesempatan kerja yang sepertinya jauh dari pandangan. Namun, dibalik data klaim pengangguran AS yang kurang memuaskan, ada data pertumbuhan ekonomi AS yang cukup menggembirakan bagi pelaku pasar di AS. Departemen Perdagangan AS melaporkan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 33,1% pada level tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini mengkonfirmasikan laju ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal ketiga (Q3) 2020. Padahal sebelumnya, perekonomian AS berkontraksi atau minus 31,4% pada Q2 2020. Ini terdalam sejak pemerintah mulai mencatatkan PDB pada tahun 1947. Sementara di Q1, ekonomi AS juga sempat terkontraksi 5% di basis yang sama. AS berhasil pulih dari resesi teknis, yang diartikan negatifnya ekonomi sebuah negara dua kuartal berturut-turut atau lebih . Pengeluaran pribadi adalah pendorong utama pertumbuhan. Stimulus seperti cek yang diberikan pemerintah dan tunjangan pengangguran mingguan, meningkatkan daya beli warga. Kenaikan PDB kuartal ketiga mencerminkan upaya berkelanjutan untuk membuka kembali bisnis dan melanjutkan aktivitas yang ditunda atau dibatasi karena COVID-19, kata Departemen Perdagangan AS, Rabu waktu setempat. Namun PDB Q3 ini masih 3,5% di bawah tingkat pra-pandemi. Meskipun vaksin corona diharapkan segera tersedia, namun Covid-19 masih jauh dari terkendali di AS. Sementara itu, di Q4 2020, analis memperkirakan ekonomi masih akan tumbuh di bawah tingkat tahunan 5%. Presiden Federal Reserve (The Fed) St. Louis James Bullard melihat sedikit risiko dari berlanjutnya kontraksi ekonomi. Pandemi corona membuat sejumlah negara jatuh dalam jurang resesi. Pasalnya penguncian (lockdown) membatasi geral warga dan menutup bisnis dan industri. Sementara itu, Bank of Korea (BoK) pada pagi hari ini memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah 0,5%, karena bank sentral khawatir tentang pasar properti Korsel yang sedang panas - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT Rifan Financindo Berjangka - Nikkei, Hang Seng & IHSG Menguat, Shanghai Letoy Sendirian11/25/2020 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Kabar bagus datang bertubi-tubi belakangan ini, perkembangan vaksin virus corona sudah menunjukkan kemajuan yang memberikan harapan hidup akan segera kembali normal.
Serangkaian kabar tersebut membuat harga emas ambrol. Melansir data Refinitiv, kemarin harga emas ambrol 1,85%, sementara pada hari ini Selasa merosot 1,22% ke US$ 1.813,30/troy ons pada pukul 17:54 WIB. Yang menarik, dolar AS juga tertekan pada hari ini. Indeks dolar AS turun 0,3% ke 92,22. Dolar AS dan emas merupakan 2 aset yang memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS melemah maka emas akan cenderung menguat begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, maka harga emas bagi pemegang mata uang lainnya menjadi lebih murah dan permintaannya berpotensi meningkat, sehingga harganya akan terdongkrak. Selain itu, faktor-faktor yang membuat dolar AS melemah seperti stimulus moneter dan fiskal justru menjadi "bahan bakar" bagi emas untuk menguat. Tetapi di belakangan ini, pergerakan keduanya cenderung searah. Sepanjang bulan November, harga emas dunia ambrol 3,4%, sementara indeks dolar AS merosot nyaris 2%. Kemenangan Joseph 'Joe' Biden dalam pemilihan presiden AS sebenarnya sempat membawa harga emas dunia menguat ke US$ 1.965/troy ons, sementara dolar AS langsung tertekan. Biden diprediksi akan menggelontorkan stimulus fiskal lebih besar ketimbang petahana Donald Trump, yang membuat emas menguat dan dolar AS KO. Tetapi kabar terbaru vaksin virus corona membuat keduanya bergerak searah ke bawah. Perusahaan farmasi asal AS, Pfizer dan Moderna, mengklaim vaksin buatannya sukses menangkal virus corona lebih dari 90%. Kemudian disusul dengan perusahaan asal Inggris AstraZeneca yang mengklaim vaksinya efektif hingga 90%. Alhasil, sentimen pelaku pasar membaik, dan mengalirkan investasinya ke aset-aset berisiko. Bursa saham AS (Wall Street) melesat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 membukukan penguatan 9,4% sepanjang November. Investasi juga mengalir ke nagara-negara emerging market seperti Indonesia. Berdasarkan rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, data transaksi 2-5 November 2020, menunjukkan nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 60 miliar. Sementara data transaksi 9 -12 November 2020, menunjukkan beli neto Rp7,18 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 4,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,47 triliun. Kemudian pada periode 16-19 November aksi beli asing mencapai Rp 8,53 triliun, sebesar Rp 7,04 triliun di pasar SBN, dan Rp 1,49 triliun di pasar saham. Semakin banyak vaksin yang diklaim berhasil mengatasi virus corona tentunya membuat hidup akan normal kembali lebih cepat. Alhasil, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) meredup. Selain itu data ekonomi dari AS juga menunjukkan kejutan. Ekspansi sektor manufaktur justru semakin meningkat meski Negeri Paman Sam sedang mengalami lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19). Markit melaporkan, purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan ini melesat ke 56,7 dari bulan sebelumnya 53,4. PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawah 50 artinya kontraksi. Ekspansi sektor manufaktur AS yang mengejutkan, serta perkembangan vaksin virus corona membuat kemungkinan gelontoran stimulus fiskal tidak akan sebesar ekspektasi sebelumnya. Stimulus fiskal merupakan salah satu "bahan bakar" emas untuk menguat, jika nilainya kecil tentunya logam mulia ini menjadi kurang bertenaga. Stimulus fiskal di AS memang masih tanda tanya berapa nilainya. Tetapi di luar itu, perbedaan yield (imbal hasil) di AS dengan Eropa bisa menjadi pemicu utama harga emas akan terus merosot. Hal tersebut diungkapkan oleh Carley Garner, founder perusahaan broker DeCarley Trading. Carley melihat pelemahan dolar AS sudah selesai sebab akan ada aliran modal yang masuk ke Negeri Paman Sam. Terhentinya pelemahan dolar AS tersebut membuat emas berisiko turun ke US$ 1.500/troy ons. Saya pikir pelemahan dolar AS sudah mencapai dasarnya jadi penguatan emas sudah berakhir, kata Garner sebagaimana dilansir Kitco. Garner melihat, meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, tetapi di Eropa yield sudah negatif yang membuat aliran modal akan masuk ke AS. Untuk diketahui, yield obligasi AS tenor 10 tahun hari ini berada di kisaran 0,8684%, sementara obligasi tenor yang sama di Eropa, misalnya Jerman saat ini negatif 0,578%. Melihat perbedaan tersebut, berinvestasi di AS tentunya lebih menarik ketimbang di Jerman, sehingga kemungkinan aliran modal akan masuk ke Negeri Paman Sam. "The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, tetapi dengan tingkat suku bunganya saat ini (0,25%) masih lebih tinggi ketimbang Eropa dimana yield-nya negatif. Saya pikir akan banyak investasi masuk ke AS untuk membeli obligasi dan mungkin saham. Itu akan menahan penurunan dolar AS," tambahnya. Menurutnya, dalam suatu waktu di tahun depan emas akan menyentuh US$ 1.500/troy ons. "Emas perlu waktu untuk sampai disana (US$ 1.500/troy ons), tetapi pada suatu waktu di tahun depan, mungkin di kuartal I, atau mungkin di kuartal II, saat pikir saat itu," kata Garner - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett, yang juga pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway Inc yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham BRK, ternyata getol membelanjakan dana investasinya ke perusahaan energi dan pertambangan emas.
Hal itu terungkap dalam artikel media asal Kanada yang didirikan tahun 1998, The Motley Fool. Informasi itu dikutip The Motley Fool dari keterbukaan informasi kinerja kuartal II-2020 melalui dokumen 13F yang diajukan Berkshire. Formulir 13F seusai dengan aturan Komisi Sekuritas dan Bursa AS atau The Securities and Exchange Commission (SEC) adalah laporan triwulanan yang harus diajukan oleh semua manajer investasi institusional dengan aset yang dikelola setidaknya US$ 100 juta. Disebutkan bahwa Warren Buffett membeli lima juta saham tambahan Suncor Energy untuk meningkatkan posisinya di raksasa sektor energi Kanada itu. Suncor Energy adalah perusahaan asal Kanada yang bergerak di sektor energi. Fokus utama Suncor Energy adalah industri pertambangan minyak dan gas. Pengajuan 13F tersebut juga mengungkapkan bahwa Buffett menjual seluruh sahamnya di Restaurant Brands International, pemilik merek waralaba Burger King. Terakhir, investor kawakan yang dijuluki Oracle of Omaha (peramal dari Omaha) itu membuat langkah mengejutkan dengan berinvestasi besar-besaran di Barrick Gold. Barrick tercatat di Bursa Toronto dengan kode ABX dan NYSE dengan kode GOLD. Barrick Gold Corporation adalah perusahaan pertambangan yang memproduksi emas dan tembaga dengan 16 lokasi operasi di 13 negara, berkantor pusat di Toronto, Ontario, Kanada. Buffett Membeli Emas Meskipun ketiga langkah investasi tersebut mengejutkan investor, keputusan Buffett untuk bertaruh pada emas adalah yang paling membingungkan bagi investor yang mengikuti karier investasinya dengan cermat. Bagi mereka yang tahu, Warren Buffett telah menikmati banyak kesuksesan sepanjang kariernya selama beberapa dekade tanpa masuk ke saham logam mulia yang langka ini. Dia punya kesan negatif terhadap emas selama ini. Buffett merasa emas tidak memiliki nilai riil selain dimanfaatkan hanya untuk industri perhiasan. Sampai akhirnya dia membeli saham Barrick, Buffett tidak pernah berinvestasi di perusahaan tambang emas atau emas sebelumnya. Namun, emas sangat dianggap sebagai aset safe-haven (aset aman investasi) di seluruh dunia. Tampaknya investor legendaris ini 'semacam menelan ludahnya sendiri' terhadap emas, karena itu memang keputusan paling praktis yang harus dibuat. Menurut Adam Othman, penulis artikel tersebut dari The Motley Fool, Buffett mungkin mengharapkan kehancuran pasar saham yang besar, dan bertaruh pada investasi di emas menjadi sangat ideal untuk memanfaatkan situasi yang terbaik. Investasi Emas Solid Sejauh ini, investasinya tampaknya membuahkan hasil bagi Oracle Omaha ini. Harga emas telah melonjak karena turbulensi di pasar saham. Valuasi saham emiten penambang emas sudah mencapai level yang lebih tinggi, dan Barrick Gold mengungguli harga emas dan saham pertambangan emas lainnya. Banyak yang percaya bahwa emas masih bisa terus reli. Harga emas yang lebih tinggi kemungkinan akan meningkatkan pendapatan penambang emas untuk beberapa kuartal. Barrick Gold melaporkan laba penyesuaian mencapai US$ 726 juta atau setara Rp 10,16 triliun (kurs Rp 14.000/US$), kenaikan yang luar biasa dari kuartal sebelumnya, atau naik 78% dari tahun ke tahun (year on year). Kinerja penambang emas ini melampaui ekspektasi analis yakni hanya naik 25%. Barrick adalah salah satu penambang emas terbesar di dunia. Perusahaan ini juga memiliki salah satu operasi penambangan emas paling efisien di industri penambangan emas. Jadi, masuk akal jika Warren Buffett memutuskan untuk berinvestasi di saham emiten emas. Dia mungkin masih tidak menyukai logam mulia nan langka yang mendorong keuntungan Barrick. Namun, fundamental Barrick begitu kuat, dan memiliki neraca yang kuat yang menjadikannya investasi yang menarik selama masa-masa sulit ini. Jelas bahwa Warren Buffett memiliki sikap yang bullish (proyeksikan ada kenaikan) terhadap saham perusahaan penambang emas dan emas saat ini. Namun, perlu diingat bahwa harga emas merupakan faktor utama dalam berinvestasi di saham emas. Bermain komoditas bisa berisiko jika ada variabel tak terduga yang terlibat. Harga emas bisa naik nilainya jika terjadi kejatuhan pasar lagi, tetapi bisa turun jika situasinya membaik. Penurunan harga emas yang drastis menuju level pertengahan siklus dapat membuat investor Barrick Gold mengalami kerugian besar. Dengan harga hampir menyentuh US$ 2.000 per troy ons, banyak investor emas percaya bahwa harga emas saat ini sangat tinggi secara tidak berkelanjutan. Jika ada perkembangan positif dengan pandemi global, itu bisa meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Akibatnya bisa jadi penurunan harga, dan itu sudah terjadi. Data terakhir mencatat, gara-gara ada vaksin corona, harga emas masih belum nanjak di atas US$ 1.900/troy ons. Data Kitco mencatat, pada Senin sore, harga emas spot berada di level US$ 1.868/troy ons. Investasi Warren Buffett di Barrick tidak diragukan lagi menginspirasi kepercayaan investor terhadap kinerja penambang emas dan emas seperti Barrick. Namun, penulis di The Motley Fool itu menyarankan agar berhati-hati dengan berapa banyak investor membenamkan dananya jika memang memilih untuk mengikuti tips investasi Oracle of Omaha. Adapun sang penulis, Adam Othman, mengklaim dia tidak memiliki posisi di salah satu saham yang disebutkan. Namun The Motley Fool memiliki saham dan merekomendasikan saham Berkshire Hathaway. The Motley Fool juga merekomendasikan saham Restaurant Brands International Inc - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. stagnan pada perdagangan hari ini, Senin, setelah merosot lebih dari 2% pada pekan lalu, meski belakangan ini sering menurun, tetapi para analis masih belum merubah proyeksi harga emas akan kembali melesat naik.
Emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 985.000/batang, sama dengan harga hari Sabtu pekan lalu. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 927.120/batang. Pada pekan lalu, ambrolnya harga emas dunia menjadi pemicu kemerosotan harga emas Antam. Pada hari Senin lalu, harga emas dunia ambrol 4,6% ke US$ 1.861,86/troy ons. Sehari setelahnya, harga emas Antam langsung langsung ambrol 3,4% dan berlanjut pada Rabu dan Kamis masing-masing 0,21%. Harga emas Antam satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 968.000/batang., Baru 2 hari perdagangan terakhir harga emas Antam mulai naik, mengikuti harga emas dunia, meski masih belum pulih kembali ke harga sebelum ambrol di awal pekan lalu. Emas dunia merupakan kiblat harga emas Antam. Ketika harga emas dunia turun, maka harga emas Antam cenderung mengekor, begitu juga sebaliknya, abrolnya harga emas dunia pekan lalu terjadi setelah adanya kabar vaksin virus corona dari Pfize Perusahaan farmasi asal AS tersebut berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, dan mengumumkan vaksin buatanya efektif menangkal penyakit akibat virus Corona hingga lebih dari 90% tanpa efek samping berbahaya. Vaksin dapat membuat hidup kembali normal, roda bisnis berputar, dan perekonomian dunia bangkit. Sehingga emas yang merupakan aset safe haven menjadi kurang menarik lagi, pelaku pasar memburu aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi. Meski demikian, para analis masih belum merubah proyeksi harga emas dunia bakalan melesat lagi ke depannya. Jika harga emas dunia melesat, harga emas Antam tentunya juga akan "to the moon, Virus bisa hilang, tetapi bukan berarti perekonomian akan pulih dengan cepat. Sudah terjadi banyak kerusakan yang tidak bisa diperbaiki dengan cepat," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Seni. "Pada dasarnya kita melihat pelaku pasar yang keluar dari emas setelah melakukan aksi beli dalam 6 bulan terakhir. Tetapi masih ada banyak ketidakpastian untuk emas, vaksin menjadi kabar bagus (bagi perekonomian), tetapi tetap tidak merubah narasi (penguatan emas) yang ada," katanya Hansen merupakan analis yang memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons dalam beberapa tahun ke depan. Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 4.000 per troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 128,61 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000/US$, maka harga emas bisa menembus Rp 1,8 juta/gram - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Sejumlah analis komoditas emas memprediksi harga logam mulia ini di pasar global bisa tembus US$ 4.000-5.000/troy ons seiring dengan minat investor membenamkan dana mereka membeli emas di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pertama, ramalan datang dari Rob McEwen. Chairman McEwen Mining, perusahaan tambang emas di Kanada, itu memproyeksikan harga emas bisa tembus ke US$ 5.000/troy ons karena popularitasnya semakin meningkat di kalangan investor ritel. Dalam sebuah wawancara dengan Kitco News dia mencontohkan pergerakan saham-saham teknologi AS yang sangat populer dan mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi. Ia juga menyoroti soal utang pemerintah yang menjadi sangat bengkak, sehingga emas menjadi salah satu alternatif untuk investasi yang menarik. Beban utang saat ini cukup menakutkan di AS dan banyak negara lain di seluruh dunia sebagai akibat dari apa yang terjadi, terkait dengan Covid. Ada ambang batas ketika utang terhadap PDB mencapai 130%, ada kemungkinan gagal bayar yang sangat nyata. Proyeksi berikutnya datang dari Ole Hanson, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank. Alasannya, menurut dia, meski virus corona pada akhirnya nanti bisa diredam, tapi kondisi perekonomian diperkirakan tidak akan langsung bisa pulih, sebab sudah terjadi kerusakan yang masif. "Virus bisa hilang, tetapi bukan berarti perekonomian akan pulih dengan cepat. Sudah terjadi banyak kerusakan yang tidak bisa diperbaiki dengan cepat," kata Ole Hanson. Ketidakpastian akibat Covid-19 yang masih tinggi ini memicu ramalan harga emas bisa melesat lagi. Hansen merupakan analis yang memprediksi harga emas akan melesat ke US$ 4.000/troy ons dalam beberapa tahun ke depan. Berikutnya, analisis hadir dari salah satu perusahaan trading di Asia, WingCapital Investment. Besarnya stimulus fiskal yang digelontorkan dinilai akan berakibat membengkaknya utang Amerika Serikat. Besarnya rasio utang terhadap PDB AS menjadi salah satu faktor yang bisa membawa emas kembali melesat. Secara historis kami melihat rasio utang terhadap PDB memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan balance sheet [neraca] bank sentral AS [terhadap harga emas]," tulis analis WingCapital yang dikutip Kitco. Dengan kondisi saat itu, harga emas diprediksi akan mencapai US$ 3.000/troy ons dalam 3 tahun ke depan. Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 5.000/troy ons itu artinya dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 161 per gram. Dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$, maka harga emas bisa mencapai Rp 2,25 juta/gram. Adapun untuk level harga US$ 4.000/troy ons, secara rupiah bisa mencapai Rp 1,8 juta/gram, sementara level US$ 3.000/troy ons setara Rp 1,35 juta/gram. Mengacu data Revinitif, setelah longsor 4,6% dalam sehari di awal pekan ini akibat kabar positif vaksin Pfizer, harga emas ternyata belum kembali ke level psikologis US$ 1.900/troy ons. Harga logam kuning itu bergerak di rentang yang sempit sepanjang pekan ini. Harga emas di arena pasar spot menguat 0,34% dibanding posisi penutupan Rabu. Pada 08.55 WIB Kamis kemarin, harga bullion ini dipatok di US$ 1.871,06/troy ons. Untuk periode 9-11 November harga emas bergerak di rentang US$ 1.861 - US$ 1.876. Adapun data Kitco pada Kamis malam pukul 22.26 WIB, disebutkan harga emas di pasar spot masih rendah US$ 1.878, turun 0,73%. Meski anjlok tajam di pekan ini, para analis masih belum merubah proyeksi harga emas masih akan melesat naik memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Ada yang memprediksi emas dunia akan mencapai US$ 3.000/troy ons, hingga US$ 5.000/troy ons sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Sejumlah analis tersebut melihat pada periode sebelumnya ketika emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920/troy ons pada September 2011, reli tersebut berakhir ketika laju kenaikan rasio utang terhadap PDB AS mulai menurun. Negeri Paman Sam masih akan menggelontorkan stimulus fiskal lagi, yang pembahasannya mandek akibat pemilihan presiden 3 November lalu. Presiden terpilih AS, Joseph 'Joe' Biden dari Partai Demokrat diperkirakan akan menggelontorkan stimulus fiskal lebih besar ketimbang Donald Trump. Sederhananya, semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Saat dolar AS melemah harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat, harganya pun naik. Di Indonesia, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun lagi pada perdagangan Kamis kemarin, tertahan di level terendah dalam hampir 4 bulan terakhir. Harga emas dunia yang kembali melemah pada perdagangan Rabu menyeret terus harga logam mulia di dalam negeri. Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 968.0000/batang, melemah 0,21% dibandingkan harga Rabu. Dengan demikian, dalam 3 hari terakhir emas Antam satuan 1 gram sudah ambrol 3,78%, dan berada di level terendah sejak 21 Juli lalu. Sementara itu, satuan 100 gram yang biasa jadi acuan dihargai Rp 91.012.000/batang atau Rp 910.120/gram, turun 0,22% - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Penyebaran virus corona (Covid-19) sudah tidak lagi bisa disebut pandemi, melainkan sindemi. Ini merupakan adalah akronim yang menggabungkan kata sinergi dan pandemi.
Artinya, penyakit seperti Covid-19 tidak berdiri secara sendiri. Sebab diketahui jika penyakit Covid-19 tidak datang begitu saja. Pasien yang terpapar virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini bisa memburuk karena adanya serangkaian penyakit yang sudah diidap sebelumnya. Kedua elemen ini tentu berinteraksi dalam konteks ketimpangan sosial yang mendalam. Tidak heran jika awal 2020, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 ini dialami secara tidak proporsional pada kelompok masyarakat paling rentan. Ia merujuk orang yang hidup dalam kemiskinan, pekerja miskin, perempuan dan anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal lainnya. Sindemi sendiri bukanlah sebuah istilah baru. Kata ini diciptakan oleh antropolog medis asal Amerika Serikat (AS), Merrill Singer pada tahun 1990-an untuk menjelaskan situasi ketika dua penyakit atau lebih berinteraksi sedemikian rupa. Sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih besar ketimbang dampak masing-masing penyakit ini. "Dampak dari interaksi ini juga difasilitasi oleh kondisi sosial dan lingkungan yang entah bagaimana dapat menyatukan kedua penyakit atau membuat populasi menjadi lebih rentan terhadap dampaknya," kata Singer kepada BBC International. Konsep sindemi muncul ketika Singer dan koleganya meneliti penggunaan narkoba di komunitas berpenghasilan rendah di AS selama lebih dari dua dekade lalu. Mereka menemukan bahwa banyak pengguna narkoba menderita sejumlah penyakit lain, seperti TBC dan penyakit menular seksual. Para peneliti mempertanyakan bagaimana penyakit-penyakit ini berada di dalam tubuh seseorang. Mereka menyimpulkan bahwa, dalam beberapa kasus, kombinasi penyakit memperkuat dampak dan kerusakan yang dialami orang itu. Kami melihat bagaimana Covid-19 berinteraksi dengan berbagai kondisi yang sudah ada sebelumnya - diabetes, kanker, masalah jantung, dan banyak faktor lainnya," jelas Singer, kami melihat tingkat yang tidak proporsional dari dampak yang merugikan di komunitas miskin, berpenghasilan rendah, dan etnis minoritas. Peneliti di Laval University di Kanada, Tiff-Annie Kenny, mengatakan bahwa penyakit seperti diabetes atau obesitas, lebih sering dialami oleh orang-orang yang berpenghasilan rendah. Ini salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko Covid-19. Kenny bekerja di Arktika, di tengah populasi yang terdampak oleh kerawanan pangan, perubahan iklim, dan pengaturan perumahan yang buruk. Kondisi seperti itu, menurutnya menjadi lebih sulit menjalankan rekomendasi kesehatan seperti mencuci tangan atau menjaga jarak sosial. Ada bukti berkembang bahwa influenza dan flu biasa adalah 'kontra-sindemi', kata Kenny. Artinya, situasinya tidak menjadi lebih buruk: jika seseorang terinfeksi kedua (virus), salah satu (dari penyakit itu) tidak berkembang. Menurut Kenny, dengan menganalisis situasi menggunakan pendekatan sindemi, manusia kini dapat beralih dari pendekatan epidemiologi klasik mengenai risiko penularan kepada pendekatan dengan melihat seseorang dalam konteks sosial mereka. Cara ini, menurut pandangan banyak ahli, dipercaya untuk memperlambat laju penularan dan dampak dari virus corona. Sebab sangat penting untuk memperhatikan kondisi sosial yang membuat kelompok tertentu lebih rentan terhadap penyakit tersebut - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT Rifan Financindo Berjangka - Prediksi Suram Kapan Pandemi Covid 19 Berakhir Di Indonesia11/11/2020 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Kapan pandemi Covid-19 berakhir di Indonesia masih menjadi pertanyaan banyak pihak. Bagi Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, pertanyaan ini sulit untuk di jawab.
Indonesia negara kepulauan, punya kondisi berbeda. Paling tidak kuartal pertama tahun depan, Jawa akan mengalami puncak, tapi bukan berarti selesai. Puncak itu bisa 1,2,3 belum lagi ada gelombang berikutnya Menurutnya cara mengakhiri pandemi di Indonesia dengan membatasi mobilitas. sayangnya, akhir tahun bertepatan dengan cuti bersama (24 Desember hingga 1 Januari 2021) dan desember ada agenda pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ya tentu saja ini satu situasi akan memperburuk. Kalau bicara memperburuk ini belum membaik. Kita melihat banyak aktivitas yang banyak terjadi. Akhir tahun ada pilkada, ada rangkaian yang melibatkan massa besar. Ini bukan hal diragukan lagi akan jadi klaster penyebaran," ujarnya. Dia menambahkan, Indonesia akan menuju puncak secara bertahap. Ini akan memakan waktu yang lama dan akan menyebabkan banyak korban. Kerugian lainnya tentu ekonomi sosial. Ini Akibat banyak daerah abai 3T testing, tracing, dan treatment atau pemeriksaan, pelacakan, dan pengobatan)dan 3 M (menggunakan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan). Ini akan sebabkan lama durasi pandemi. Dia juga menyinggung terkait bagaimana orang-orang yang meremehkan kondisi saat ini. Hal ini terjadi karena ketika demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu. "Ingat! yang menjadi masalah di Indonesia adalah cakupan tes. Kekurangan kualitas dalam melakukan 3T," pungkasnya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |