PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), setelah berakhir dengan harga tertinggi dalam hampir empat minggu terakhir pada pekan lalu. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 7,3 dollar AS, atau 0,4 persen, ditutup pada 1.812,2 dollar AS per ounce.
Meskipun jatuh, emas masih bertahan di dekat ambang batas 1.800 dollar AS yang penting secara psikologis. Analis pasar berpendapat, investor mungkin juga mulai mengantisipasi program pengurangan pembelian aset Federal Reserve, karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada Jumat bahwa ia mendukung dimulainya program pengurangan itu pada tahun ini. Emas tertahan dari penurunan lebih jauh, karena National Association of Realtors melaporkan bahwa indeks penjualan rumah tertunda AS turun 1,8 persen menjadi 110,7 pada Juli, setelah anjlok 2 persen menjadi 112,7 pada Juni, menawarkan beberapa dukungan untuk emas. Adapun perak untuk pengiriman Desember melemah 10,4 sen, atau 0,43 persen, menjadi 24.006 dollar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : kompas.com
0 Comments
PT RIFAN BANDUNG - Sejak pertengahan Juli lalu, harga bitcoin terus menanjak hingga bergerak di kisaran US$ 50.000/koin belakangan ini. Pada perdagangan Minggu, pukul 7:44 WIB, bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 49.082/koin, naik tipis 0,34% dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Bitcoin merupakan mata uang kripto yang digadang-dagang sebagai emas digital, sehingga sering dibandingkan dengan emas asli. Di saat bitcoin terus menanjak, harga emas justru kesulitan menguat. Harga bitcoin bahkan diprediksi akan meroket hingga menyentuh US$ 100.000/koin atau sekitar Rp 1,4 miliar per koin dalam 6 bulan ke depan. Prediksi tersebut diutarakan oleh Florian Grummes, direktur pelaksana di Midas Touch Consulting. Meski demikian, Grummes mengatakan sebelum mencapai US$ 100.000/koin, bitcoin diperkirakan akan berbalik merosot dulu. Ia menyarankan investor untuk menunggu bitcoin di kisaran US$ 34.000 hingga US$ 38.000/koin sebelum membeli. Apa yang kita alami dalam lima pekan terakhir adalah bagus, rebound yang tajam pasca mengalami aksi jual yang menjadi ciri khas mata uang kripto," kata Grummes, sebagaimana dilansir Kitco. Jika ada aksi jual lagi, bitcoin berisiko ke US$ 25.000/koin. Itu masih mungkin terjadi, setelahnya bitcoin akan kembali ke kisaran US$ 35.000/koin dan kembali ke US$ 60.000/koin kemudian aksi beli akan kembali lagi. Saya pikir bitcoin akan menyentuh US$ 100.000/koin dalam enam bulan ke depan," tambahnya. Volatilitas bitcoin yang sangat besar tersebut tentunya memberikan peluang cuan yang besar, tetapi risikonya juga setimpal. Sehingga, bitcoin dan mata uang kripto lainnya menarik bagi investor untuk berspekulasi. Hal tersebut membuat emas menjadi kurang menarik. Analis dari Wells Fargo mengatakan emas yang kesulitan untuk menguat belakangan ini dikatakan akibat kompetisinya dengan bitcoin, bukan karena fundamentalnya. Secara fundamental, kondisi makroekonomi saat ini dengan suku bunga rendah, stimulus fiskal, hingga inflasi tinggi dikatakan seharusnya menguntungkan emas, tetapi tidak terjadi saat ini. Sejak tahun lalu emas berkompetisi dengan mata uang kripto, khususnya bitcoin yang popularitasnya meningkat, kata Analis Wells Fargo, John LaForge, sebagaimana dilansir Kitco. Bitcoin merupakan mata uang kripto tertua dan terbesar di industri, dan secara terus menerus dibandingkan dengan emas sebagai aset penyimpan nilai. Supply keduanya terbatas dan perlu usaha besar untuk menambangnya, serta kenaikan harga tidak membuat produksi meningkat - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Saat negara lain berhasil melandaikan penyebaran kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), Australia justru mengalami lonjakan hingga ribuan persen. Bahkan terus mencetak rekor tertinggi selama pandemi. Alhasil, kurs dolar Australia kembali melemah melawan rupiah.
Melansir data Refinitiv, dolar Australia hari ini melemah 0,21% ke Rp 10.450,77/AU$ di pasar spot, setelah sebelumnya membukukan penguatan 4 hari beruntun. Australia hari ini melaporkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 1.112 orang, yang merupakan rekor terbanyak selama pandemi. Berdasarkan data dari Worldometer, rata-rata penambahan kasus selama 7 hari hingga Kamis sebanyak 902 kasus, bandingkan dengan rata-rata pada 26 Juni lalu yang hanya 19 kasus. Artinya, ada lonjakan hingga lebih dari 4.600% dalam dua bulan terakhir. Alhasil banyak negara bagian yang menerapkan kebijakan lockdown. Hal ini membuat perekonomian Australia terancam kembali mengalami kontraksi di kuartal III-2021. Selain itu, dolar Australia juga tertekan akibat ambrolnya harga bijih besi hingga 40% sejak Mei lalu. Bijih besi merupakan komoditas ekspor utama Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor, sehingga ketika harganya yang melesat tentunya akan meningkatkan pendapatan ekspor. Selain itu, sektor pertambangan juga berkontribusi 10,4% terhadap produk domestik bruto (PDB) Australia, menjadi yang paling besar dibandingkan sektor lainnya. Di awal tahun ini harga bijih besi terus menanjak hingga berkali memecahkan rekor tertinggi, membuat dolar Australia begitu perkasa. Rekor harga bijih besi US$ 233/ton yang dicapai pada Mei lalu, tetapi kini sudah berada di kisaran US$ 139/ton artinya ambrol sekitar 40%. Scott Philips, kepala investasi di Motley Fool mengatakan jebloknya harga bijih besi membuat laba perusahaan menurun begitu juga dengan pendapatan negara. Pertama, itu (penurunan harga bijih besi) akan melukai lama perusahaan. Kedua, akan menurunkan pendapatan negara, yang pada akhirnya menekan dolar Australia - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa saham berjangka di Eropa beranjak naik lebih tinggi pada Selasa petang setelah pergerakan saham-saham di Wall Street berakhir menguat lantaran mendapat dorongan dari persetujuan penuh vaksin Covid-19 serta tanda-tanda pertumbuhan Jerman yang kuat.
Pada pukul 13.50 WIB, DAX futures Jerman menguat 0,32% di 15,914.0, CAC 40 futures Prancis naik 0,57% ke 6,717.8 dan FTSE 100 futures di Inggris naik 0,18% ke 7,105.0 menurut data Investing.com. Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah 0,71% ke 6.066,71 pukul 14.05 WIB. Membantu sentimen di pasar Eropa pada hari Selasa adalah tren kenaikan di Wall Street sesi sebelumnya. Indeks saham teknologi Nasdaq Composite melonjak 1,6% ke rekor penutupan tertinggi, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberikan persetujuan penuh untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer (NYSE:PFE) dan BioNTech (DE:22UAy). Lonjakan jumlah kasus virus corona yang disebabkan oleh varian delta yang sangat menular telah memicu kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi AS akan terhambat, tetapi langkah ini dapat mempercepat inokulasi pasalnya perusahaan memerlukan syarat suntikan vaksin untuk kembali masuk kantor. Kembali di Eropa, ekonomi Jerman tumbuh sedikit lebih cepat daripada yang diperkirakan pada kuartal II, sebesar 1,6% pada kuartal tersebut, naik 9,4% pada tahun ini, menurut pembacaan akhir pada tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Angka itu rebound tajam dari penurunan kuartal I tetapi telah dibayangi oleh pengumuman Bundesbank pada hari Senin bahwa negara itu kemungkinan tidak mencapai target pertumbuhan setahun penuh karena varian delta. Investor juga mewaspadai situasi di Afghanistan, di mana para pemimpin negara-negara industri G7 akan mengadakan pertemuan virtual Selasa malam untuk membahas situasi tersebut. Namun, fokus utama minggu ini adalah pada simposium Jackson Hole Federal Reserve yang dibuka pada 26 Agustus, yang mana diperkirakan mencuatnya petunjuk lebih lanjut tentang kerangka waktu rencana bank sentral AS untuk melaksanakan pengurangan aset dan kenaikan suku bunga. Dalam berita perusahaan, pasar bahan makanan Inggris kemungkinan akan tetap menjadi fokus setelah WM Morrison (LON:MRW) menyetujui tawaran pengambilalihan baru CD&R senilai $9,54 miliar, sementara saham pesaingnya J Sainsbury (LON: SBRY) melonjak Senin menyusul laporan bahwa perusahaan-perusahaan ekuitas swasta juga melihat potensinya. Sementara, harga minyak terus naik, melanjutkan rebound Senin usai persetujuan penuh badan pengawas obat AS terhadap vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech meningkatkan harapan bahwa tingkat vaksinasi yang lebih besar akan mendorong peningkatan permintaan bahan bakar. Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute (API), yang akan dirilis hari ini, di tengah ekspektasi penurunan persediaan menjelang Hari Buruh. Pada pukul 14.00 WIB, minyak mentah berjangka AS kian naik 0,59% ke $66,03 per barel sedangkan kontrak minyak Brent naik 0,61% di $68,79 per barel. Kedua kontrak minyak tersebut melonjak lebih dari 5% pada hari Senin setelah mencatat kerugian mingguan terbesarnya dalam lebih dari sembilan bulan di minggu lalu. Selain itu, emas berjangka turun tipis 0,02% di 1.805,90 dan EUR/USD mendatar di 1,1744 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : investing.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (24/8/2021), menyusul keluarnya izin penuh Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) terhadap vaksin Pfizer-BioNTech.
Indeks Stoxx 600 dibuka dengan penambahan sebesar 0,4% dengan indeks saham sektor perjalanan dan tamasya bertambah 1,1% dan memimpin penguatan seluruh indeks saham sektoral yang juga bergerak di teritori positif. Selang 1 jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 0,85 poin (+0,18%) ke 472,73. Indeks DAX Jerman tumbuh 35,7 poin (+0,23%) ke 15.888,46. Indeks CAC Prancis bertambah 3,6 poin (+0,05%) menjadi 6.686,66. Namun, FTSE Inggris naik 7,5 poin (+0,11%) ke 7.116,55. Bursa Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (24/8/2021), menyusul keluarnya izin penuh Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) terhadap vaksin Pfizer-BioNTech. Indeks Stoxx 600 dibuka dengan penambahan sebesar 0,4% dengan indeks saham sektor perjalanan dan tamasya bertambah 1,1% dan memimpin penguatan seluruh indeks saham sektoral yang juga bergerak di teritori positif. Selang 1 jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 0,85 poin (+0,18%) ke 472,73. Indeks DAX Jerman tumbuh 35,7 poin (+0,23%) ke 15.888,46. Indeks CAC Prancis bertambah 3,6 poin (+0,05%) menjadi 6.686,66. Namun, FTSE Inggris naik 7,5 poin (+0,11%) ke 7.116,55 - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN BANDUNG - Kuba mungkin jadi satu-satunya negara di dunia yang tidak menggunakan vaksin impor melawan Covid-19. Terbaru, regulator obat Kuba menerbitkan izin penggunaan daruat pada vaksin buatan lokal Soberana 2.
Dalam penjelasannya, vaksin Soberana 2 ini memiliki kemanjuran 91,2% melawan Covid-19. Vaksin ini akan digunakan dalam vaksinasi nasional untuk melawan infeksi Covid-19 yang tinggi yang dipicu varian delta. Vaksin Soberana 2 ini pun telah disuntikkan kepada petugas kesehatan dan warga yang tinggi di zona merah sebagai bagian dari studi intervensi awal Baru-baru ini sistem kesehatan Kuba kewalahan untuk mengatasi infeksi Covid-19. Negara mengalami kekurangan oksigen, obat-obatan, dokter dan peralatan. Baru seperempat dari populasi yang telah divaksin. Kuba memiliki 11 juta warga negara. Tahun lalu Kuba berhasil menjaga infeksi dan tingkat kematian Covid-19 rendah namun tahun ini disebutkan salah satu paling tinggi di dunia. Bahkan disinyalir jumlah kematian karena Covid-19 bisa lebih tinggi dari yang dilaporkan. Bulan lalu vaksin Soberana 2 telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Iran, kedua negara sepakat untuk memproduksi vaksin ini dalam skala industri di republik Islam itu. Vaksin Covid-19 kedua yang diproduksi secara lokal, Abdala, menurut laporan Kuba memiliki kemanjuran 92,28% melawan Covid-19 dan telah mendapatkan izin penggunaan darurat bulan lalu. Mendapatkan vaksin Covid-19 dari China atau Amerika Serikat (AS) bukan perkara mudah bagi Kuba. AS telah menerapkan embargo yang ketat pada Kuba sehingga sulit mendapatkan akses pasokan pada barang dan jasa karena itu negara yang sempat dipimpin Fidel Castro ini berusaha memproduksi kebutuhannya secara mandiri - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange jatuh pada penutupan perdagangan Senin Pelemahan harga emas tersebut didorong oleh penguatan mata uang dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan di hari yang sama, di tengah pelemahan euro dan pound sterling Inggris. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 92,9410. Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi US$1,1741 dari US$1,1758 dolar pada hari sebelumnya.
Sementara pounds Inggris turun menjadi US$1,3852 dari US$1,3877 pada hari sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi US$0,7335 dari US$0,7352 dolar. kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember turun US$36,6 atau 2,08 persen menjadi US$1.726,5 per ounce pada penutupan perdagangan. Pasar mengkhawatirkan prospek emas setelah laporan pekerjaan AS yang dirilis pada Jumat lalu lebih baik dari perkiraan. Laporan ini juga menekan emas, karena Bank Sentral AS Federal Reserve dimungkinkan untuk menaikkan suku bunga acuan dan mengurangi pembelian aset lebih cepat. Emas juga berada di bawah tekanan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Senin bahwa lowongan pekerjaan di Negara Paman Sam mencapai rekor 10,1 juta pada bulan Juni. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September turun US$1,057 atau 4,35 persen menjadi ditutup pada US$23,269 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$1,3 atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada US$970,9 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : bisnis.com PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia anjlok pada perdagangan pagi ini. Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) jadi penyebab ambruknya harga sang logam mulia.
Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.721,62/troy ons. Ambles 2,33% dari posisi akhir pekan lalu. Sepertinya harga emas terpukul oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Pada pukul 07:50 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat 0,82% secara point-to-point. Sementara selama sebulan ke belakang, kenaikannya hampir mencapai 1%. Kedua aset ini punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, maka harga emas melemah, demikian pula sebaliknya. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS mengalami apresiasi, maka emas jadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti. Apresiasi mata uang Negeri Paman Sam ditopang oleh rilis data ketenagakerjaan terbaru. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, perekonomian AS pada Juli 2021 menciptakan 943.000 lapangan kerja, tertinggi sejak Agustus 2020. Jauh lebih banyak ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 870.000. AS memasuk fase ekspansi ekonomi baru pada kuartal III-2021. Momentum pemulihan ekonomi terus terbangun," tegas Brian Bethune, Profesor di Boston College, seperti dikutip dari Reuters. Data ini, seperti kata Profesor Bethune, memberikan klarifikasi bahwa pemulihan ekonomi AS berada di jalan yang benar. Pasar pun semakin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera mengurangi 'dosis' stimulus moneter. Investor memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan menurunkan nilai pembelian surat berharga (quantitative easing) mulai awal tahun depan. Dengan demikian, pasokan dolar AS di pasar tidak akan melimpah lagi seperti sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang sementara permintaan tetap tinggi akan membuat harga terdongkrak. So, tidak heran dolar AS begitu perkasa sehingga membuat harga emas anjlok. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas masih akan dalam tekanan. Ini karena harga sang logam mulia berkali-kali gagal menembus titik resistance di US$ 1.832/troy ons - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas acuan di Pegadaian kembali turun pada perdagangan Kamis, dengan demikian sepanjang pekan ini belum sekalipun mengalami kenaikan. Investor emas kini patut waspada, sebab harga emas dunia yang diprediksi bakal melesat di pekan ini justru melempem.
Harga emas dunia kemarin memang sempat melesat lebih 1,2%, tetapi akhirnya berbalik melemah, sebelum mampu mencatat penguatan tipis 0,08% ke US$ 1.811,4/troy ons. Penyebabnya, wakil ketua bank sentral AS (The Fed) Richard Clarida yang mengindikasikan tapering bisa dilakukan tahun ini, dan suku bunga naik di awal 2023. Jika spekulasi tapering di tahun ini makin menguat, emas berisiko merosot. Melansir data dari situs resmi Pegadaian, harga jual emas acuan hari ini turun 0,23% ke Rp 880.000/gram, sementara harga beli emas acuan turun ke Rp 853.000/gram. Untuk emas batangan, Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai ukuran/satuan, nyaris semuanya mengalami penurunan hari ini. Emas Antam jenis batik hari ini penurunan paling besar. Satuan 0,5 gram dijual Rp 615.000/batang turun 0,65% dibandingkan harga kemarin. Meski demikian, harga emas ini masih jauh lebih tinggi ketimbang yang lainnya. Selain satuan 0,5 gram ada lagi satuan 1 dan 8 gram yang turun masing-masing 0,44% dan 0,49%. Kemudian emas Antam jenis retro yang turun di kisaran 0,43% hingga 0,63%. Pegadaian menjual emas ini mulai ukuran 0,5 gram hingga 100 gram. Antam retro, merupakan emas batangan kemasan lama dimana emas dan sertifikatnya terpisah. Emas Antam retro terakhir kali diproduksi pada tahun 2018 - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa Eropa menguat tipis pada pembukaan perdagangan Rabu, setelah kuatnya kinerja keuangan emiten di Amerika Serikat (AS) membantu memperkuat sentimen global
Indeks Stoxx 600 dibuka menguat 0,5% dengan indeks saham sektor perjalanan dan tamasya melompat 1,2% memimpin penguatan seluruh indeks saham sektoral yang juga bergerak di teritori positif. Selang 15 menit kemudian, reli indeks Stoxx 600 masih sebesar 2,45 poin (+0,53%) ke 467,83. Indeks DAX Jerman lompat 106,8 poin (+0,69%) ke 15.661,89. Indeks CAC Prancis menguat 35,9 poin (+0,53%) menjadi 6.759,7 dan FTSE Inggris naik 20,4 poin (+0,29%) ke 7.126,13. Mayoritas bursa saham utama di kawasan Asia Pasifik menguat, kecuali Jepang, setelah survei swasta menunjukkan adanya pertumbuhan aktivitas sektor jasa di China per Juli. Namun, kenaikan infeksi Covid-19 di kawasan pun membatasi optimisme. Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS tak banyak berubah di sesi awal pra-pembukaan Rabu setelah dini hari tadi Wall Street mencetak rekor tertinggi baru menyusul kuatnya kinerja keuangan emiten indeks S&P 500. Di Eropa, rilis kinerja keuangan Selasa berujung pada pengumuman bahwa keterbatasan semikonduktor global berpeluang memperberat industri otomotif, seperti yang dipaparkan oleh BMW dan Stellantis. Dari sisi data, pemodal akan memantau rilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor jasa dan manufaktur untuk zona euro dan Inggris, serta rilis penjualan ritel zona euro per Juni. Beberapa emiten di Benua Biru yang merilis kinerja keuangannya adalah Commerzbank, Siemens Energy, dan Hugo Boss. Commerzbank melaporkan rugi bersih senilai US$ 625,7 juta di kuartal kedua, menyusul kenaikan biaya restrukturisasi dan hapus piutang. Saham bank asal Jerman ini anjlok 3,7%. Siemens Energy membukukan kinerja di bawah ekspektasi setelah pemesanan anak usahanya yang bergerak di bidang turbin yakni Siemens Gamesa anjlok 37%. Saham perusahaan asal Jerman tersebut terpelanting 2% - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |