PT RIFAN BANDUNG - Awal tahun 2021, emas akhirnya bisa ditransaksikan di atas level US$ 1.900/troy ons. Pada perdagangan Senin harga logam kuning tersebut di arena pasar spot dibanderol US$ 1.912/troy ons. Harga emas menguat 0,67% dibanding posisi penutupan pekan lalu. Apabila emas mampu mempertahankan levelnya saat ini hingga penutupan maka untuk pertama kalinya sejak awal November bullion ditutup di level US$ 1.900/troy ons. Harga emas jatuh setelah berhasil menyentuh level tertingginya di sepanjang sejarah bulan Agustus lalu.
Serta alotnya negosiasi stimulus fiskal jilid II membuat harga logam mulia tersebut tertekan. Namun dengan melunaknya Trump dan kesepakatan antara Demokrat dan Republik untuk meloloskan paket stimulus senilai US$ 900 miliar, emas mendapat angin segar. Tahun 2021 akan menjadi tahun yang menentukan. Vaksinasi Covid-19 di berbagai negara bakal dilakukan. Namun program vaksinasi masal membutuhkan waktu yang tak singkat. Risiko terkait Covid-19 dengan munculnya varian baru yang disebut 70% lebih menular juga masih membayangi pasar. Prospek untuk logam mulia emas tahun ini dinilai masih cerah. Berbagai kondisi makro mendukung emas untuk mengalami penguatan. Pertama tentu dari stance kebijakan moneter yang masih akan dovish. Bank sentral AS, The Fed berkali-kali menegaskan tak akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat, setidaknya sampai 2023. The Fed juga akan membiarkan inflasi terjadi asalkan secara rata-rata masih di kisaran target 2%. Era suku bunga zero lower bound di negara-negara maju seperti AS dalam jangka waktu yang lama merupakan hal positif untuk emas. Injeksi likuiditas super masif oleh The Fed lewat quantitative easing pada akhirnya membuat dolar AS melemah. Sepanjang 2020 greenback terkoreksi 6,67% dan ING memprediksi bahwa tahun 2021 dolar AS masih akan tertekan setidaknya 5-10%. Pelemahan dolar AS juga menjadi sentimen positif untuk emas. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif yang kuat. Artinya ketika dolar AS melemah harga emas cenderung naik. Sebagai aset safe haven yang tak memberikan imbal hasil, seorang investor harus mengkalkukasi biaya peluang jika ingin memegang emas. Salah satunya adalah dengan cara membandingkannya dengan aset safe haven lain. Obligasi pemerintah terutama AS merupakan contoh aset safe haven lainnya. Saat ini imbal hasil (yield) nominal obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 0,9%. Dengan inflasi 1,2% maka imbal hasil riilnya minus 0,3%. Ini membuat investor tertarik untuk memegang emas. Di era suku bunga rendah seperti sekarang, yield adalah barang yang langka. Bloomberg melaporkan nilai pasar dari obligasi yang berimbal hasil negatif sudah mencapai US$ 18 triliun. Dengan begitu secara fundamental, emas masih kuat. Ahli strategi pasar dari Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan kepada Kitco bahwa harga emas bisa kembali ke level US$ 2.000 tahun ini. Menurutnya harga emas bisa menyentuh level US$ 1.950 dan US$ 2.000 di kuartal pertama dan kedua. Lebih lanjut Streible mengatakan bahwa harga emas bahkan bisa menyentuh US$ 2.100 dan US$ 2.250 menjelang akhir tahun. Namun itu tergantung dari seberapa banyak uang diciptakan - PT RIFAN Sumber : cnbdonesia.com
0 Comments
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas menjadi aset paling cuan sepanjang tahun ini. Meski demikian hingga akhir tahun ini, Chief Investment Officer Bank DBS, Hou Wey Fook dalam rilis Jumat 2 Oktober 2020 penilaian investasi berisiko tetap menarik.
Kami tetap memperjuangkan aset berisiko, seperti, ekuitas dan korporasi, di tengah upaya global mengatur COVID-19. Setelah memasuki gejolak, DBS menilai, saat ini mulai melihat tanda-tanda-pemulihan ekonomi. Pelonggaran aset sosial di beberapa negara, peningkatan belanja fiskal secara global, dan suku bunga nol persen akan menjamin pertumbuhan berangsur-angsur pulih. Menurut Hou Wey, memasuki triwulan 2020, ada dua perkembangan yang harus diperhatikan oleh investor. Pertama, pemilihan presiden AS. Kedua penemuan vaksin. "Kami melihat dampak dampak risiko yang cenderung netral atau positif terhadap pasar," terang dia dalam rilis. DBS CIO dalam rilis menjelaskan jika strategi barbell alias berkembang di dua aset ekstrem, yakni aset berisiko tinggi dan aset berisiko rendah, serta menghindari investasi yang menunjukkan ketahanan dan tidak tahan kondisi ekonomi. "Tetaplah berkembang di saham yang pertumbuhannya tidak dapat diandalkan tren jangka pendek (sekuler pertumbuhan sekuritas), aset yang menghasilkan pendapatan, dan emas di dunia digital baru ini, di tengah situasi suku bunga sangat rendah," terang Hou Wey. Bank DBS memandang positif pasar saham AS dan China. Sejak turun ke titik terendah pada Maret, Indeks S&P 500 membukukan kenaikan sebesar 51,2%, melebihi titik tertinggi sebelumnya. Bank DBS menilai, pelonggaran moneter AS dalam skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Bank Sentral AS dan pandemi yang tidak diketahui sampai kapan, serta penurunan suku bunga telah berkontribusi pada harga saham AS. Kondisi yang sama baiknya oleh IHSG, dimana IHSG telah menguat 13,76% dalam enam bulan terakhir, kami memperkirakan momentum kuat dalam penguatan saham teknologi akan terus berlanjut, karena percepatan bifurkasi global telah meningkatkan daya tarik sektor teknologi sebagai dampak dari pandemi,terang Hou Wey. Peningkatan peningkatan sosial mendorong kegiatan bisnis dan rekreasi berubah menjadi berani, dan bisnis yang mendapatkan manfaat dari kecenderungan ini adalah e-commerce, konferensi video, serta perusahaan perangkat lunak / perangkat keras dalam teknologi komputer - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : kontan.co.id PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis ini (16/4/2020) karena kekhawatiran atas potensi kejatuhan ekonomi ke jurang resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Di Asia, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi diprediksi berada di level nol persen untuk pertama kalinya dalam kurun 60 tahun pada 2020. Pertumbuhan ekonomi yang suram ini dikarenakan eksportir diterjang oleh permintaan yang merosot di tengah badai pandemi virus corona yang menyebabkan terjadi pembatasan aktivitas sehingga kondisi ini memaksa konsumen tinggal di rumah dan sejumlah usaha bisnis ditutup. Data perdagangan mencatat, bursa saham di China daratan ditutup menguat, di mana indeks Shanghai Composite naik 0,31% menjadi 2.819,94, sedangkan indeks Shenzhen naik 0,47% pada 1.744,39. Sementara pasar saham di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 0,51%. Pasar saham Jepang juga masuk zona merah, indeks Nikkei 225 turun 1,33% menjadi 19.290,20, sementara indeks Topix melemah 0,82% menjadi 1.422,24. Saham-saham pendorong penurunan indeks Nikkei 225 di antaranya saham Sony anjlok 1%, Toyota Motor turun 2% dan Honda Motor jatuh 3,8%, sementara saham pembuat robot Fanuc turun 2,68%. Dari kawasan Asia lainnya, bursa saham Korea Selatan, indeks Kospi ditutup stagnan pada 1.857,07, sedangkan indeks Straits Times Singapore (STI) menguat 0,4% menjadi 2.615.Pasar saham di Australia indeks acuan (benchmark) S&P/ASX 200 turun 0,92% pada 5.416,30, terdorong oleh penurunan saham sektor perbankan antara 1,3% dan 2,3%. Sementara saham sektor pertambangan BHP dan Rio Tinto masing-masing turun 2% dan 1,4%, Fortescue Metals Group merosot 1,6%. Saham penambang emas Evolution dan Norther Star Resources turun sekitar 1% - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Jumat, kenaikan indeks saham ditopang optimisme pasar bahwa pandemi virus corona (Covid-19) akan segera usai.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan investor melihat penyebaran virus secara global makin berkurang. Bahkan sejumlah negara bagian di AS dan Eropa mulai melonggarkan penguncian wilayah (lockdown). Dari global, investor optimis wabah Covid-19 akan segera usai," ujarnya, ia meramal IHSG bergerak dalam rentang support 4.568-4.589 dan resistance 4.639-4.668. Ia menyatakan investor juga menantikan rilis data ekonomi global. Investor berekspektasi bahwa perekonomian akan kembali normal beberapa bulan ke depan," katanya, senada, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya meyakini IHSG akan menguat hari ini. Penguatan IHSG bakal ditopang rilis cadangan devisa (cadev). Cadangan devisa diprediksi dalam kondisi stabil sehingga memberikan sentimen positif bagi IHSG, ujarnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa RI sebesar US$121 miliar hingga akhir Maret 2020. Angka ini merosot US$9,4 miliar atau 7,2 persen dibandingkan posisi sebelumnya, US$130,4 miliar. Menurutnya IHSG secara teknikal masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar. Ia memperkirakan indeks saham bergerak di rentang kisaran 4.502-4.776 pada perdagangan akhir ini, pada perdagangan Rabu, IHSG ditutup melempem di level 4.608, turun 21,34 poin atau 0,46 persen. Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak menguat pada perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks Dow Jones menguat 0,89 persen ke level 23.875. S&P 500 naik 1,15 persen ke level 2.881, dan Nasdaq Composite naik 1,41 persen menjadi 8.979 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnnindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal mengalami koreksi pada perdagangan Rabu. Laju IHSG tertahan laju pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang tidak sesuai ekspektasi pasar.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan investor masih akan terus mencermati data perekonomian baik global maupun domestik, data Produk Domestik Bruto (PDB) rilis di bawah ekspektasi," ujarnya. Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 hanya sebesar 2,97 persen, turun dibandingkan dibanding kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2019 yakni 4,97 persen. Ia meramal IHSG bergerak dalam rentang support 4.571-4.601 dan resistance 4.664-4.697. Ia menyatakan masih banyak ketidakpastian global karena pandemi Covid-19, kondisi ini diperparah dengan tensi AS dengan China yang kembali memanas karena pandemi yang berujung kepada potensi perang dagang. Penguatan yang terjadi pada IHSG hanya teknikal rebound dan bersifat sementara," imbuhnya. Sebaliknya, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi meyakini indeks saham akan menguat pada perdagangan hari ini. Kenaikan indeks saham ditopang faktor teknikal, kami perkirakan IHSG akan melanjutkan penguatannya dengan support resistance 4.610-4.810," ucapnya. Dengan potensi penguatan lanjutan itu, ia merekomendasikan beli saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Buyung Poetra Sembada (HOKI), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Vale Indonesia (INCO), PT Matahari Department Store (LPPF), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Pada perdagangan Selasa, IHSG ditutup ditutup perkasa di level 4.630. Indeks saham terpantau naik 24,64 poin atau 0,54 persen, sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak menguat. Indeks Dow Jones menguat 0,56 persen ke level 23.883. S&P 500 naik 0,90 persen ke level 2.868, dan Nasdaq Composite naik 1,13 persen menjadi 8.809 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnnindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.100 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin sore. Posisi ini melemah 218 poin atau 1,47 persen dari perdagangan sebelumnya di level Rp14.881 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.073 per dolar AS atau menguat dari sebelumnya yang sebesar Rp15.157 per dolar AS. Pergerakan rupiah hampir sama dengan mayoritas mata uang di Asia. Won Korea Selatan terkoreksi 0,66 persen, ringgit Malaysia 0,3 persen, rupee India 0,82 persen, peso Filipina 0,01 persen, dan dolar Singapura 0,07 persen. Sementara, yuan China berhasil menguat meski tipis sebesar 0,19 persen. Hal yang sama terjadi pada baht Thailand menguat 0,12 persen, begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Mayoritas melemah dari mata uang Negeri Paman Sam. Rubel Rusia terpantau minus 0,26 persen, franc Swiss 0,28 persen, euro Eropa 0,41 persen, dolar Kanada 0,2 persen, poundsterling Inggris 0,65 persen, dan dolar Australia 0,16 persen. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor merespons negatif laporan IHS Markit terkait Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang anjlok pada April 2020 dari 43,5 menjadi 27,5. Ini merupakan angka terendah sejak April 2011 lalu. Indeks dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah 50 artinya kontraksi dan di atas 50 artinya ekspansi. Data terbaru itu menunjukkan kontraksi sektor manufaktur Indonesia semakin dalam, ucap Ibarahim. Menurut laporan IHS Markit, penyebab turunnya anjloknya PMI manufaktur Indonesia adalah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh sejumlah pemerintah daerah (pemda) dalam memerangi penyebaran virus corona di dalam negeri. Kontraksi sektor manufaktur di Indonesia semakin dalam, akibatnya rupiah semakin terpuruk," kata Ibrahim. Selain itu, data inflasi April 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka yang berbeda dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. BPS mencatat inflasi April 2020 sebesar 0,08 persen secara bulanan dan 2,67 persen secara tahunan. Rendahnya inflasi tersebut menjadi salah satu indikasi penurunan daya beli masyarakat menurun akibatnya banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta penerapan PSBB," pungkas Ibrahim - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnnindonesia.com PT RIFAN BANDUNG - Nilai tukar poundsterling (GBP) menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin setelah merosot tajam sepanjang bulan April. Sentimen pelaku pasar yang memburuk membuat rupiah tertekan pada perdagangan hari ini.
Pada pukul 13:15 WIB, GBP 1 setara dengan Rp 18.711,67, poundsterling menguat 0,95% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di akhir Maret, kurs poundsterling masih di atas Rp 20.000/GBP, tetapi sepanjang bulan April, poundsterling ambles nyaris 8% hingga menyentuh level terlemah sejak bulan 23 Maret. Akibat penurunan tajam tersebut, poundsterling tentunya terlihat lebih murah dan kembali memicu aksi beli, apalagi sentimen pelaku pasar yang sedang memburuk sehingga kurang menguntungkan bagi rupiah. Memburuknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global. Hal ini dikatakan Trump dalam konferensi pers dengan wartawan di Gedung Putih, Kamis waktu setempat. Bisa saja melakukan sesuatu dengan tarif. Selain itu, Trump juga menuduh virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium di China. Bahkan ia mengatakan memiliki kepercayaan sangat tinggi. Selain itu, rupiah juga mendapat tekanan dari dalam negeri. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 27,5. Jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011. Indeks dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atas berarti ekspansi. Data terbaru tersebut menunjukkan kontraksi sektor manufaktur Indonesia yang semakin dalam, akibatnya kinerja rupiah semakin terpuruk. Menurut Markit kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memerangi Covid-19 menjadi penyebab kontraksi tersebut. Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08%. Adapun secara tahunan inflasi berada di 2,67%, Dari 90 kota, BPS melaporkan 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota terjadi deflasi. Pergerakan inflasi ini tidak biasa dengan pola sebelumnya, tahun lalu masuk Ramadan dan jatuh pada Mei inflasi meningkat tahun ini justru melambat," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin, situasi Covid-19 ini yang menurut Suhariyanto menyebabkan pola tidak biasa. Permintaan harusnya meningkat apalagi memasuki bulan puasa dan Idul Fitri. Rendahnya inflasi tersebut menjadi salah satu indikasi penurunan daya beli masyarakat yang menurun, akibat banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta penerapan PSBB di beberapa wilayah Indonesia. Virus corona terus menunjukkan dampak buruknya ke perekonomian yang memberikan tekanan tambahan bagi rupiah hari ini. Jika pounsterling menguat nyaris 1% melawan rupiah, melawan dolar AS mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini justru melemah 0,54% ke US$ 1,2435, memburuknya sentimen pelaku pasar juga berdampak negatif bagi poundsterling jika berhadapan dengan dolar AS, mengingat Mata Uang Paman Sam menyandang status aset aman (safe haven). Poundsterling melawan dolar Amerika Serikat (AS) sebenarnya dalam tren menajak sejak 22 April lalu. Dalam 8 hari perdagangan, pounsterling berhasil menguat 6 hari nyaris stagnan 1 kali, dan melemah sekali pada 1 Mei lalu. Sayangnya pelemahan tersebut berlanjut pada hari ini. Secara teknikal jika melihat grafik 1 jam, poundsterling atau yang disimbolkan dengan GBP/USD sudah menembus ke bawah trend line naik yang dibentuk sejak 21 April lalu. GBP/USD sempat rebound tetapi setelah menyentuh trend line kembali turun, pergerakan terseeut bisa menjadi sinyal berlanjutnya penurunan GBP/USD. Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran area US$ 1,2465, selama tertahan di bawah level tersebut GBP/US$ berpeluang turun ke US$ 1,3385, indikator stochastic yang oversold sebenarnya membuka peluang rebound. Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, GBP/USD berpeluang naik, yang artinya poundsterling berpeluang rebound ketika stochastic mencapai oversold. Tetapi sekali lagi, rebound kemungkinan masih akan terbatas di resisten US$ 1,2465. Hanya penembusan konsisten di atas level tersebut yang bisa membawa GBP/USD berbalik menguat melawan dolar AS pada hari ini - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia,com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas PT Pegadaian (Persero) melonjak hingga 21 persen sejak awal tahun. Sebab, masyarakat menjadikan emas sebagai aset aman dan berisiko rendah (safe haven) di tengah wabah corona.
Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero) Amoeng Widodo mengungkapkan harga emas masih bertengger di kisaran Rp700.000 per gram pada Januari lalu. Namun, per Senin, emas dibanderol Rp939.000 per gram. Harga emas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring kondisi perekonomian global yang tak menentu dan pandemi Corona menjadikan logam mulia sebagai aset safe haven," kata Amoeng, Menurut Amoeng, saat terjadi kenaikan harga emas seperti saat ini, menabung emas adalah pilihan yang bijak. Sebab, emas dinilai investasi yang bersifat likuid atau mudah dicairkan. Jadi solusinya kalau membutuhkan dana, lebih baik dijaminkan ke lembaga keuangan yang menyediakan skema pinjaman dengan jaminan emas," kata dia. Untuk memberikan kemudahan dalam menabung emas, Amoeng mengungkapkan bahwa perseroan telah menyediakan fasilitas tersebut melalui produk Tabungan Emas Pegadaian sejak 2014. Per Maret 2020, perseroan mencatat terdapat kurang lebih 5,3 juta nasabah yang memiliki produk tersebut. Tabungan Emas Pegadaian merupakan tabungan keluarga, karena bisa dimiliki anak dan orang tua. Ada pun biaya administrasi untuk menjadi nasabah sebesar Rp10.000 (saat awal buka) dan biaya simpanan sebesar Rp30.000/tahun. Selain bisa dijual kembali juga bisa dijadikan agunan gadai, emas dalam produk tabungan itu bisa diwujudkan fisik berupa logam mulia atau perhiasan, hingga menjadi agunan biaya naik haji dan umroh. Hanya dengan menabung mulai Rp9.000-an saja maka terkonversi di buku tabungannya dalam satuan gram," ujarnya - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnnindonesia.com Harga emas bergerak turun setelah mencapai level tertinggi pada Kamis pekan lalu.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Amerika Serikat (AS) kembali mengeluarkan paket stimulus ekonomi baru senilai US$483 miliar atau setara Rp7.486 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). Paket bantuan di tengah pandemi virus corona ini ditujukan khusus untuk korban PHK atau pengangguran.
Stimulus ini diajukan oleh Presiden AS Donald Trump dan telah disetujui DPR AS pasca-perdebatan panjang antara kubu Demokrat dan Republik sejak paket bantuan pertama bernilai US$2,2 triliun atau Rp34.100 triliun. Stimulus baru ini disepakati karena jumlah pekerja yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat 4,4 juta orang menjadi 26,4 juta. Sisanya, sebanyak US$75 miliar atau Rp1.162,5 triliun untuk rumah sakit, US$60 miliar atau Rpp930 triliun untuk pinjaman dan hibah pemulihan bencana nonalam, termasuk US$25 miliar atau Rp387,5 triliun untuk perluasan uji virus. Diketahui, jumlah pekerja yang mengajukan tunjangan pengangguran terus meningkat di AS sejak pemerintah memberlakukan kebijakan penutupan akses wilayah (lockdown). Kebijakan diambil untuk mengatasi penyebaran virus corona atau covid-19 di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu. Sampai hari ini, pukul 06.30 WIB setidaknya ada 866.646 kasus positif virus corona di AS. Dari jumlah itu, sebanyak 79.938 orang sembuh dan 49.759 orang meninggal dunia. 63 persen warga AS mengaku khawatir dengan rencana pembukaan aktivitas usaha usai kebijakan lockdown dicabut. Mereka khawatir kasus pasien terinfeksi penyakit covid-19 kembali meningkat bila kegiatan bisnis dilakukan tanpa tahapan. Trump pun mengkritik sejumlah pemimpin negara bagian yang mempertimbangkan hal itu. Salah satunya Gubernur Georgia Brian Kemp yang akan mengizinkan bisnis salon, tato, hingga pusat kebugaran beroperasi lagi mulai hari ini. Para pemilik bisnis sebenarnya ragu untuk membuka bisnis. Sebab, tingkat keyakinan konsumen diperkirakan belum pulih total. Mereka lebih memilih pembatasan tetap dilakukan, meski akan menekan perekonomian. Sementara, sekitar 13 persen masyarakat AS menyetujui pembukaan pembatasan - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnnindonesia.com |
Official Website
PT Rifan Financindo Berjangka Archives
January 2021
Categories |