RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), kembali berada di bawah level psikologis US$1.900. Hal ini dipicu aksi ambil untung investor setelah harga emas sempat mencapai posisi tertinggi sejak awal Januari 2021. Mengutip Antara, Jumat, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Comex New York Exchange, merosot US$5,3 atau 0,28 persen menjadi ditutup pada US$1.898,50 per ounce.
Sebelumnya pada Rabu, emas berjangka naik US$3,2 atau 0,17 persen menjadi US$1.901,20, penyelesaian pertama di atas 1.900 dolar AS sejak awal Januari. Emas berjangka juga melonjak US$13,50 atau 0,72 persen menjadi US$1.898 pada Selasa, setelah meningkat US$7,8 atau 0,42 persen menjadi US$1.884,50 pada Senin, dan jatuh US$5,2 atau 0,28 persen menjadi US$1.876,70 Ekonomi AS berada di lintasan yang kokoh untuk pertumbuhan dan kekhawatiran inflasi telah sedikit surut karena Federal Reserve telah berhasil meyakinkan pasar bahwa itu memang hanya akan sementara Data menunjukkan klaim pengangguran baru AS turun lebih dari yang diperkirakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS pada pekan yang berakhir 22 Mei turun 38.000 menjadi 406.000, jumlah permintaan kompensasi paling sedikit. Sementara pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan pada kuartal pertama. Departemen Perdagangan AS membukukan produk domestik bruto AS yang direvisi pada 6,4 persen di kuartal pertama. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun tipis, diterjemahkan ke dalam pengurangan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Investor juga sedang menunggu laporan konsumsi pribadi AS bulanan pada Jumat waktu setempat. “Kami tidak memiliki banyak orang yang datang untuk membeli emas sekarang karena emas telah berlari selama dua bulan berturut-turut, secara statistik sudah overbought,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors. Di sisi fisik, impor emas ke China konsumen utama dari Hong Kong dan Swiss melonjak pada April. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 6,3 sen atau 0,23 persen menjadi ditutup pada US$27,94 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$21,1 atau 1,76 persen menjadi ditutup pada US$1.179,10 per ounce - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : bisnis.com
0 Comments
RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas sempat tembus US$ 1.900 tetapi tak kuat sampai penutupan. Harga si logam kuning saat ini sedang terkoreksi di tengah rebound indeks dolar yang sudah ambles signifikan satu bulan terakhir.
Harga emas cenderung melemah tipis 0,08% hari ini, Kamis Di arena pasar spot harga emas dibanderol di US$ 1.894/troy ons. Sebenarnya kemarin harga emas sempat tembus US$ 1.900 dalam perdagangan intraday. Namun emas balik arah. Saat ini penghambat emas untuk lanjut reli adalah indeks dolar yang mulai take off. Indeks yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain tersebut mencoba kembali ke level 90. Sudah hampir dua bulan dolar AS terus menerus melemah karena dibayangi kebijakan moneter longgar di tengah kenaikan inflasi yang tinggi. Namun yang patut diperhatikan adalah arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserves (The Fed). Dalam risalah rapatnya akhir April lalu, anggota komite pengambil kebijakan The Fed mulai mendiskusikan tentang kemungkinan tapering. Hal ini disampaikan dalam rapat. Pengaturan pembelian aset bakal mulai direncanakan jika perekonomian konsisten di jalur pemulihan. Seperti diketahui bersama, ekonomi AS terus bergeliat dengan dukungan stimulus fiskal dan kebijakan moneter longgar. Pembukaan kembali perekonomian serta gencarnya vaksinasi membuat likuiditas yang berlimpah mulai cepat berpindah tangan memunculkan fenomena inflasi. Tren pengangguran juga terus menurun walaupun masih belum kembali ke level pra-pandemi. Saat inflasi tinggi tetapi kebijakan moneter masih longgar maka emas diuntungkan. Namun jika pengetatan moneter terjadi, emas berpeluang kembali dilego karena terjadi peningkatan opportunity cost dalam memegang aset yang tak produktif. Namun jika melihat sikap The Fed yang masih dovish untuk saat ini harga emas masih berpeluang reli. Apalagi jika melihat volatilitas di aset kripto yang begitu tajam. Sentimen risk on risk off di pasar terus berubah dengan cepat. Anjloknya harga Bitcoin cs dan naiknya harga emas dalam sebulan terakhir menunjukkan bahwa investor mulai kembali konservatif. Ini menjadi sinyal bullish untuk emas. Dalam jangka pendek, target harga emas masih di US$ 1.900. Setelah level tersebut berhasil ditembus maka peluang emas untuk lanjut ke US$ 2.000 lagi semakin terbuka lebar - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com Rifan Financindo Berjangka - Jatuh Bangun Di 2021, Emas Berpotensi Tembus US$1.900 Per Troy Ounce5/21/2021 RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas masih menjadi peluang investasi yang "relatif murah" dan harganya diperkirakan dapat terus naik mencapai US$1.900 per troy ounce dalam waktu dekat. Kepala Strategi Global TD Securities Richard Kelly mengatakan bahwa emas mengalami kenaikan yang fenomenal selama tahun lalu, dan seketika berbalik turun. Dia menilai hal itu membuat takut beberapa investor.
Harga emas spot mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2.063 per troy ounce pada Agustus tahun lalu. Namun, data Refinitiv menunjukkan harganya sekarang berada di US$1.877. Emas berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan pertama tahun 2021. Hal ini terjadi di tengah lonjakan tajam dalam imbal hasil Treasury AS karena para pedagang mulai bertaruh bahwa inflasi akan menyebabkan Federal Reserve menaikkan suku bunga dan menurunkan kebijakan moneter akomodatifnya. Emas secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi tetapi setiap upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi biasanya berdampak buruk bagi emas batangan. Kelly juga mencatat hubungan emas dengan dolar AS. Karena emas biasanya dihargai dalam dolar AS, penurunan dolar dapat menyebabkan harga emas lebih tinggi. Kelly percaya bahwa dolar AS - dan bahkan mata uang utama lainnya seperti euro - sekarang terlihat "kaya" secara relatif, dan ini menunjukkan kemungkinan penurunan terhadap harga emas. Kelly menambahkan bahwa jika emas mencapai US$ 1.900, atau bahkan lebih, itu masih merupakan area yang cakupannya dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga dan dinamika inflasi yang secara keseluruhan masih di bawah posisi. Kondisi ini masih membuka peluang bagi emas. Dalam catatan untuk klien minggu ini, JPMorgan mengatakan investor institusional membuang bitcoin demi emas. Cryptocurrency mulai mendapatkan reputasi sebagai semacam "emas digital", menawarkan perlindungan dari inflasi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : bisnis.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa Asia terpantau ditutup beragam pada perdagangan Kamis (20/5/2021), di tengah koreksinya pasar mata uang kripto (cryptocurrency) dan indikasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mengurangi pembelian surat berharga di pasar lebih dini.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,19% ke level 28.098,25, Straits Times Singapura naik 0,18% ke 3.109,81, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,64% ke 5.797,59. Sedangkan untuk Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,5% ke posisi 28.450,29, Shanghai Composite China turun 0,11% ke 3.506,94, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,34% ke 3.162,28. Dari data ekonomi, ekspor Jepang kembali tumbuh positif pada April. Kementerian Keuangan Jepang melaporkan ekspor di negara tersebut naik menjadi 38% (year-on-year/YoY) pada April, dari sebelumnya sebesar 16,1% pada periode yang sama pada tahun lalu. Angka ini lebih tinggi dari konsensus Reuters yang memperkirakan ekspor Negeri Matahari Terbit tumbuh menjadi 30,9% pada April. Sementara untuk impor Negeri Matahari Terbit juga tumbuh signifikan menjadi 12,8% pada April 2021, dari sebelumnya sebesar 5,8% pada April 2020. Angka ini juga lebih tinggi dari konsensus Reuters yang memperkirakan impor Negeri Matahari Terbit tumbuh menjadi 8,8% pada April 2021. Dari China, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kredit acuannya untuk periode Mei 2021, di mana untuk kredit acuan bertenor 1 tahun tetap di level 3,85%, sedangkan untuk kredit acuan dengan tenor 5 tahun tetap dipertahankan di level 4,65%. Hal ini sesuai dengan prediksi dari Reuters yang memperkirakan bahwa PBoC tetap mempertahankan suku bunga kredit acuannya pada Mei ini. Sementara itu pada waktu setempat, investor global mencerna nota rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) April yang mengindikasikan bahwa pengurangan pembelian surat berharga (kebijakan tapering) mulai dijajaki pada pertemuan selanjutnya alias pada rapat Mei ini. Pasar juga akan memantau rilis data ekonomi pada hari ini yang akan memberikan gambaran sejauh mana ekonomi mulai menunjukkan tanda pemulihan yakni dari data klaim pengangguran mingguan. Pelaku pasar dalam polling Dow Jones memperkirakan pengajuan klaim baru tunjangan pengangguran pekan lalu berada di angka 452.000 atau lebih rendah dari klaim serupa sepekan sebelumnya yang mencapai 473.000. Dari pasar kripto, pada hari ini terpantau hampir seluruh mata uang digital kembali melemah, melanjutkan pelemahan yang sudah terbentuk sejak akhir pekan lalu. Bitcoin, sebagai kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pun ambles hingga 30% per 24 jam terakhir, karena pelaku pasar melihat spekulasi di pasar keuangan sedang tinggi-tingginya. Saham-saham yang terkait dengan aset kripto pun melemah seperti Tesla, Coinbase dan MicroStrategy. Di lain sisi, partisipasi investor China di cryptocurrency menjadi menurun dan terbatas, setelah adanya tindakan keras dari beberapa badan industri keuangan China yang melarang segala bentuk transaksi di lembaga keuangan dalam bentuk kripto. ''Investor kripto di China tidak menjadi dominasi pasar kripto pada hari ini, setelah tindakan keras dari badan keuangan Beijing yang terus berlanjut," kata Yan Kaiwen, analis di China Fortune Securities - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa Eropa turun pada perdagangan Rabu, menyusul aksi jual di pasar Amerika Serikat (AS) kemarin.
Indeks Stoxx 600 yang berisi 600 saham unggulan Eropa itu anjlok 1,6% pada pembukaan, dengan indeks saham sektor komoditas dasar drop 2,1% dan memimpin koreksi seluruh indeks saham sektoral lainnya. Selang 25 menit kemudian, indeks Stoxx 600 terkoreksi menjadi 6,25 poin (-1,41%) ke 436,79. Indeks DAX Jerman drop 251,5 poin (-1,63%) ke 15.135,09 dan FTSE melemah 99,3 poin (-1,41%) menjadi 6.934,93. Indeks CAC Prancis turun 82,3 poin (-1,3%) ke 6.271,34. Bursa Eropa mengikuti tren buruk di tempat lain, di mana kontrak berjangka (futures) bursa Amerika Serikat (AS) anjlok di sesi pra-pembukaan Rabu jelang rilis kinerja keuangan emiten peritel, sementara bursa saham di Asia Pasifik cenderung drop pada Rabu. Investor mengkhawatirkan kenaikan inflasi yang diperkirakan akan terjadi jelang pembukaan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) setelah dirilis nota rapat pada April. Nota rapat tersebut menyediakan lebih banyak petunjuk mengenai kapan bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi, sebelum menaikkan suku bunga acuan. Dari sisi rilis data perdagangan, inflasi Inggris menguat dua kali lipat pada April, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 1,5% setelah mencetak kenaikan pada Maret sebesar 0,7%. "Inflasi akhirnya menembus level antara 0,2%-1% secara tahunan, sejak pandemi," tutur Melanie Baker, ekonom senior Royal London Asset Management, sebagaimana dikutip CNBC International. Ekonomi Inggris, lanjut dia, akan beroperasi di bawah level sebelum krisis dan ekspektasi inflasi terlihat terposisikan dengan bagus. Namun, dengan pembukaan kembali ekonomi, sepertinya kita akan melihat kenaikan harga lanjutan dan inflasi akan berakhir menguat. - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG Ada potensi harga emas akan berkonsolidasi terlebih dahulu di level saat ini. Kenyataan apakah harga emas akan bullish, sideways, atau bahkan bearish akan ditentukan seberapa kuat emas bertahan di level resisten saat ini. Harga emas cenderung flat pada perdagangan Selasa (11/5/2021) waktu Asia. Sejak minggu lalu harga emas sudah berada di atas US$ 1.830/troy ons. Hari ini emas melemah 0,04% dan tetap di US$ 1.835/troy ons. Uptren harga emas sejak awal April membuat harga sekarang sudah berada di atas rata-rata pergerakan harga 50 harian (MA50) dan 100 hariannya (MA100). Harga emas semakin dekat ke rata-rata pergerakan harga 200 hariannya. Jika emas berhasil tembus US$ 1.850/troy ons, ini akan jadi momentum bullish dan reli harga emas yang berkelanjutan mengingat posisi tersebut adalah level psikologis yang merupakan titik resisten terdekat dan harga rata-rata 200 hariannya (MA200) yang bakal menguji seberapa kuat emas. Poling Reuters terhadap strategi valas menunjukkan bahwa dolar AS kemungkinan masih akan tertekan tiga bulan ke depan. Tentu saja ini jadi kabar baik untuk harga emas. Dolar AS dan emas merupakan dua aset keuangan yang saling bertolak belakang alias memiliki korelasi negatif. Pelemahan dolar AS akan cenderung mendorong harga emas lebih tinggi. Apalagi di tengah kondisi inflasi yang terus terlihat naik di tengah kebijakan makro akomodatif yang ditempuh pemerintah serta bank sentral. Semakin agresifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi di negara-negara Barat akan cenderung memantik inflasi terjadi. Ekspektasi inflasi yang tinggi menjadi katalis positif untuk emas mengingat si logam kuning merupakan salah satu aset yang diburu investor ketika inflasi terjadi untuk dijadikan sebagai store of wealth ketika devaluasi mata uang terjadi. Saat ini memang ada tren bahwa investor mulai beralih ke komoditas industri lainnya bahkan sampai aset digital kripto untuk hedging dari risiko inflasi yang tinggi. Beberapa berpendapat bahwa aset kripto bisa menggantikan peran emas. Namun dalam sepanjang sejarah inflasi belum ada yang seteruji emas. Walaupun terbilang konservatif, tetapi emas masih menjadi opsi paling aman yang tak lekang oleh zaman. Pasokan yang cenderung stabil dan nilai historisnya membuat emas dijadikan aset untuk lindung nilai meskipun tidak memberikan imbal hasil apapun. Kombinasi aspek teknikal, sentimen dan fundamental ini membuat analis dan investor kompak meramal harga emas bakal bullish minggu depan. Survei yang dilakukan oleh Kitco News terhadap 16 analis Wall Street menunjukkan bahwa 88% di antaranya meyakini harga emas bisa naik minggu depan. Sementara itu poling yang digalang dengan target responden investor ritel oleh Kitco menunjukkan bahwa persepsi bullish terhadap emas minggu depan juga tak terlalu jauh. Well, itulah 3 amunisi utama untuk menguat minggu ini dan dalam beberapa waktu ke depan. Jadi kali ini giliran emas yang berpesta bukan dolar AS. Sumber : cncbindonesia.com PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia diperkirakan akan kembali naik di antara kuartal III dan awal kuartal IV. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan, harga emas dunia siap tembus 2.075 dolar AS di tahun ini.
Kalau emas dunia tembus 2.075 dolar AS dengan rate Rp 14.300 maka harga logam mulia di Rp 1.054.100," katanya pada wartawan. Setelah berbulan-bulan lesu, harga emas tiba-tiba pecah pada hari Kamis lalu mengejar ketinggalan dalam kerumunan komoditas lain seperti minyak hingga tembaga, dan bahkan kopi. Semuanya telah bereaksi terhadap tekanan inflasi yang meningkat sejak awal tahun. Apalagi setelah rilis data ekonomi AS yang menimbulkan keraguan atas ketahanan pemulihan ekonomi. Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan hanya 266 ribu net nonfarm payrolls atau pekerjaan yang ditambahkan hingga pertengahan bulan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi awal yang mencapai satu juta. Tingkat pengangguran AS naik menjadi 6,1 persen dari angkatan kerja dari 6,0 persen di bulan Maret. Analis memperkirakannya turun menjadi 5,8 persen. Selain itu, faktor lainnya adalah penggelontoran stimulus bank sentral global yang tak terbatas dan kucuran dana bagi pemerintahan negara adidaya yang begitu fantastis. Ini membuat para spekulan kembali mengalihkan dananya di safe haven. Tsunami Covid-19 yang terjadi di India juga begitu mengerikan dalam sepekan membuat ketidakstabilan kembali tinggi. Sejumlah pihak menilai ini merupakan bencana internasional yang lebih mengerikan dari Covid-19 tahun sebelumnya, bahkan Perang Dunia II. Wabah tersebut sudah menyebar ke berbagai negara di belahan dunia terutama di Asia, dan ini tanda-tanda varian Covid-19 akan kembali di tahun 2021 sehingga ketakutan-ketakutan akan menggerogoti negara-negara yang sebelumnya sudah keluar dari bencana Covid-19," katanya. Belum tersentuhnya level terendah emas di 1.600 dolar AS per troi ons maka harga emas dunia siap tembus di level tertingginya di 2.075 dolar AS. Guna untuk mencapai level harga tertinggi maka harga emas dunia harus menyentuh level resisten 1.850 dolar AS per troi ons kemudian level 1.877 dolar AS per troi ons - PT RIFAN Sumber : republika.co.id PT RIFAN BERJANGKA BANDUNG - China sepertinya sudah benar-benar bebas dari corona (Covid-19). Jumlah pengeluaran wisata domestik yang dilakukan masyarakat China meningkat.Aturan penutupan perbatasan dan tingkat infeksi virus corona yang rendah membuat masyarakat mulai berani berwisata. Dilansir dari The Straits Times, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mengatakan sekitar 230 juta perjalanan dalam negeri dilakukan selama lima hari libur
Jumlah tersebut meningkat 3% dari angka pandemi," tulis media itu mengutip kementerian setempat, Industri pariwisata menunjukkan pemulihan yang kuat antara April dan Agustus 2020 lalu. Namun, gelombang kedua kasus Covid-19 dan seruan kuat pemerintah untuk tinggal di rumah selama liburan Tahun Baru Imlek awal tahun ini menghambat pemulihan. Tetapi angka-angka terus menunjukkan rebound sejak Festival Kubur Qingming bulan lalu. Meskipun memang, para turis pada akhirnya menghabiskan lebih sedikit dari sebelumnya. Tercatat pula, wisatawan membayar 113,23 miliar yuan selama liburan. Jumlah ini mengalahkan 47,6 miliar yuan tahun lalu, periode ketika China baru saja pulih dari pandemi. Sektor perjalanan mulai bangkit dengan batasan kapasitas yang ketat pada atraksi. Namun angka tersebut masih lebih rendah dari 117,7 miliar yuan yang dibelanjakan pada 2019. Di Makau misalnya, wilayah dengan satu-satunya perjanjian "travel bubble" dengan daratan China ini, telah menyambut 165.500 pengunjung pada liburan akhir pekan. Angka resmi menunjukkan jumlah tersebut jauh dari 531.000 pengunjung pada 2019, di mana banyak di antaranya datang dari Hong Kong. Berbeda dengan China yang sudah bisa berwisata dalam negeri, negara-negara di sebagian besar benua Asia malah mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang parah. Salah satunya India yang mengalami kenaikan kasus harian corona terbanyak sejauh ini. Berdasarkan data Worldometers per Jumat, India mencatat 414.433 kasus infeksi dan 3.920 kematian baru dalam sehari sehingga totalnya menjadi 21.485.285 kasus infeksi dan 234.071 kematian. Akibat tingginya kasus infeksi baru, situasi corona di India kian parah. Banyak rumah sakit di negara bagian yang kekurangan oksigen karena tingginya angka penularan. Di ASEAN, Singapura dan Malaysia memperlihatkan kenaikan kasus. Singapura mencatat 18 kasus infeksi dalam sehari, menjadi total 61.286 infeksi tanpa penambahan 31 kasus kematian. Malaysia mencatat 3.551 kasus infeksi dan 19 kematian baru dalam sehari, menjadi total 427.927 kasus positif dan 1.610 kematian. Kenaikan kasus dua hingga empat digit juga terjadi di Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Sementara di Asia Timur, Jepang mencatat 3.763 infeksi dan 47 kematian baru, menjadi 616.123 kasus infeksi dan 10.517 kematian. Korea Selatan mencatat kenaikan kasus positif tiga digit, yakni 574 infeksi dan 4 kematian, menjadi 125.519 kasus infeksi dan 1.851 kematian. Jika digabungkan, seluruh negara di benua Asia mencatat kenaikan 519.678 kasus infeksi dan 5.483 kematian. Ini menjadikan total 42.485.041 orang yang positif dan 552.523 kematian sejauh ini - PT RIFAN BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis tetapi nilai tukar rupiah menguat dengan meyakinkan. Kemarin, IHSG ditutup melemah tipis 0,09% ke 5.970,24. Namun investor asing melakukan beli bersih Rp 321,99 miliar di pasar reguler.
Tidak cuma di pasar saham, arus modal pun sepertinya menyerbu obligasi pemerintah. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin (bps) ke 6,455%. Penurunan yield menandakan harga obligasi sedang naik. Aliran modal di pasar saham dan SBN itu membuat rupiah perkasa. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah finis di posisi Rp 14.315/US$, menguat 0,8%. Dolar AS sebagai lawan tanding memang sedang kepayahan. Dollar Index, yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia,melemah 1,55% dalam sebulan terakhir. Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters terhadap lebih dari 60 FX strategist di berbagai negara, pelaku pasar memperkirakan dolar AS masih akan menjalani tren depresiasi setidaknya tiga bulan lagi. Pelemahan dolar AS tidak lepas dari memudarnya keyakinan bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat, tidak 2023 seperti perkiraan selama ini. Meski berbagai data menunjukkan ekonomi AS terus membaik sehingga memunculkan risiko tekanan inflasi, tetapi Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat keukeuh bahwa itu belum stabil. Masih temporer, belum berkelanjutan, belum bisa disebut sebagai pola atau tren. Betul, ekonomi AS pulih dengan lumayan cepat. Namun pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) meninggalkan 'luka' yang teramat dalam sehingga butuh waktu yang tidak sebentar untuk sembuh. Contoh, ADP merilis angka penciptaan lapangan kerja di AS selama April 2021 adalah 742.000. Ini adalah angka tertinggi sejak September tahun lalu. Namun jangan lupa, jumlah lapangan kerja sempat menyusut 19,39 juta pada April 2020 gara-gara karantina wilayah (lockdown). Sejak Mei 2020 hingga bulan lalu, total penciptaan lapangan kerja baru 11,37 juta. So, masih ada lebih dari 8 juta orang yang kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi dan belum mendapatkan yang baru. The Fed tidak hanya punya mandat menjaga inflasi, tetapi juga mendorong penciptaan lapangan kerja yang maksimal (maximum employment). Sekarang kondisinya masih jauh dari itu, sehingga dorongan stimulus moneter masih dibutuhkan. Salah satunya adalah dengan menjaga suku bunga acuan ultra-rendah. Dengan suku bunga acuan yang rendah, maka berinvestasi di aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) menjadi kurang menarik. Masa depan dolar AS pun suram. "Sepertinya kita masih akan menjalani tren pelemahan dolar AS, dan itu akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Sekarang pertanyaannya, apakah mata uang lain bisa memanfaatkan itu?" tegas Kit Juckes, Head of FX Strategist di Societe Generale, seperti dikutip dari Reuters - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Sepinya pasar saham Asia karena beberapa bursa libur pada perdagangan Rabu membuat bursa saham Asia mayoritas ditutup di zona merah pada hari ini.
Hanya tiga indeks saham acuan Asia yang masih dibuka, di mana dari tiga indeks saham tersebut, dua diantaranya melemah dan satu menguat. Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,49% ke level 28.417,98 dan indeks Straits Times Singapura merosot 0,8% ke 3.153,59. Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali ditutup menguat 0,2% ke 5.975,91. Sedangkan untuk pasar saham Jepang, China, dan Korea Selatan hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional, di mana di Jepang masih libur Pekan Emas (Golden Week), di China libur panjang Hari Buruh, dan di Korea Selatan libur Hari Anak-Anak. Melemahnya dua indeks saham terjadi setelah saham teknologi ditutup melemah akibat aksi jual investor di saham sektor tersebut. Di Hong Kong, saham teknologi seperti Alibaba Group turut menjadi pemberat terbesar indeks Hang Seng hari ini, di mana saham teknologi 'Jack Ma' tersebut ambruk hingga 2,3%. Sementara saham teknologi lainnya, yakni Tencent Group drop 1,9%. Pelemahan saham teknologi di Hong Kong cenderung mengikuti pelemahan saham teknologi di Amerika Serikat (AS) yang membuat indeks Nasdaq berakhir ambruk pada perdagangan Selasa (4/5/2021) waktu AS. Di AS, selain akibat dari koreksi parah saham teknologi, pelemahan indeks Nasdaq dan S&P 500 juga disebabkan oleh pernyataan Menteri Keuangan AS yang memberi sinyal bahwa suku bunga acuan perlu dinaikkan. Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberi sinyal perlunya kenaikan suku bunga untuk membatasi pertumbuhan ekonomi akibat banjirnya stimulus pemerintah. Dalam sebuah forum, ia mengatakan mungkin suku bunga harus naik untuk menjaga inflasi. "Mungkin suku bunga harus naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak terlalu panas," kata Yellen dalam percakapan yang direkam sebelumnya dengan The Atlantic, dikutip CNBC Internasional. Meskipun pengeluaran tambahan relatif kecil dibandingkan dengan ukuran perekonomian, hal itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga yang sangat kecil. Tapi ini adalah investasi yang dibutuhkan ekonomi kita untuk menjadi kompetitif dan produktif. Saya kira ekonomi kita akan tumbuh lebih cepat karena itu. Meski demikian, ia menegaskan dirinya tetap akan menghormati kemerdekaan bank sentral, The Federal Reserve dan tak akan mencoba mempengaruhi - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |