PT RIFAN BANDUNG - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin, setelah China menunjukkan keberlanjutan pemulihan ekonomi pasca dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Pada pukul 11:28 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.400,9, dolar Australia menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refintiv. China masih menjadi negara yang berjaya dalam hal pemulihan ekonomi, sektor manufakturnya kembali menunjukkan peningkatan ekspansi. Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur bulan November sebesar 52,1, naik dari bulan sebelumnya 51,4. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi. Negeri Tiongkok kini sudah mencatat ekspansi sektor manufaktur dalam 9 bulan beruntun, kontraksi hanya terjadi di bulan Februari ketika menerapkan lockdown. Meningkatnya ekspansi China sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia tentunya memberikan harapan perekonomian global mampu terkerek naik, dan membuat sentimen pelaku pasar semakin membaik. Australia menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan, sebab keduanya merupakan mitra dagang strategis. Australia banyak mengekspor hasil tambang ke China, ketika sektor manufaktur bangkit, artinya permintaan impor tentunya akan meningkat. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang diuntungkan, sayangnya rupiah hari ini tertekan akibat lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri. Mingg kemarin bahkan mencatat rekor penambahan kasus harian sebanyak 6.267 orang. Lonjakan tersebut membuat pelaku pasar mulai cemas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat akan kembali diterapkan di wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Jika itu terjadi, maka pemulihan ekonomi Indonesia kembali terancam melambat. Apalagi, libur panjang akhir tahun yang bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga terancam disunat. Muhadjir Effendy, Menko PMK, jajaran menteri terkait telah menggelar rapat evaluasi cuti bersama akhir tahun. Ia pun menyebut sudah ada beberapa opsi terkait hal tersebut. Kendati demikian Muhadjir enggan memerinci opsi-opsi apa yang mengemuka dalam rapat tingkat kementerian. Satu hal yang pasti, keputusan rapat itu akan dibahas sebelum diambil keputusan oleh Presiden - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
RIFAN FINANCINDO FINANCINDO BANDUNG - Membangun kekayaan adalah topik yang sangatlah menarik hingga mungkin dapat memunculkan perdebatan yang sengit, mempromosikan skema 'cepat kaya' yang unik, atau mendorong orang untuk melakukan transaksi yang mungkin tidak pernah mereka pertimbangkan, tetapi apakah tiga langkah sederhana tersebut merupakan konsep yang menyesatkan? Tentu saja tidak.
Tetapi meskipun langkah-langkah dasar untuk membangun kekayaan mudah dipahami, hal tersebut jauh lebih sulit untuk diikuti oleh sebagian besar orang yang baru pertama kali melakukannya. Pada dasarnya, untuk mengumpulkan kekayaan dari waktu ke waktu, Anda perlu melakukan tiga hal, seperti dikutip dari investopedia: 1. Menghasilkan Uang Langkah ini mungkin terlihat sederhana, tetapi bagi mereka yang baru memulai, hal ini merupakan langkah yang paling mendasar untuk mulai membangun kekayaan. Untuk mendapatkan uang, tentu kita hanya beranggapan bahwa 'kalau mau dapet uang, ya kerja'. Ada dua macam penghasilan yang akan di dapat oleh seseorang, yakni penghasilan aktif, di mana ketika orang tersebut bekerja, pasti akan mendapat gaji, sedangkan penghasilan pasif didapat dari pekerjaan sampingan dari si pekerja, baik melalui buka usaha, maupun lainnya. Namun, tidak sedikit pula orang-orang di Indonesia hanya mengandalkan penghasilan aktifnya saja, yakni gaji yang didapat setelah bekerja dalam 8 jam sehari. Tetapi tak sedikit juga ada yang sudah mampu tidak mengandalkan hanya dari gaji. Jika anda sudah dapat 'membuat uang' melalui penghasilan pasif, artinya anda sudah mempunyai dana backup jika sewaktu-waktu penghasilan aktif anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anda. 2. Simpan Uang Anda Penghasilan anda cukup, kebutuhan sehari-sehari juga terpenuhi, namun anda tidak bisa menabung? Inilah Cara-caranya
Ketika anda ingin membeli barang yang tidak terlalu amat penting, sebaiknya anda tahan dulu keinginan tersebut, lebih baik dana tersebut ada tabung, sehingga jika tabungan jangka panjang anda sudah mempunyai keuntungan, barulah anda memenuhi keinginan tersebut.
3. Investasikan Uang Anda Setelah kita mendapat penghasilan, dan juga sudah memilah-milah pengeluaran, tetapi anda menginvestasikan semua dananya ke tabungan? Anda keliru. Menabung memang penting, karena selain untuk jangka panjang, juga dapat menjadi dana darurat jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun jika kita hanya mengandalkan menabung saja, maka sewaktu-waktu nilai tabungan tersebut akan semakin berkurang, karena adanya biaya administrasi yang akan dikenakan di tiap bulannya dan juga karena nilai kurs yang cenderung berfluktuasi. Oleh karena itu, sebaiknya kita pilah-pilah lagi dan sisihkan penghasilan kita untuk berinvestasi di instrumen lainnya, seperti saham reksadana, atau obligasi. Dalam berinvestasi, tentunya kita mengenal istilah 'high risk-high return', artinya semakin tinggi tingkat return-nya, semakin besar pula risiko yang akan kita dapatkan. Hal itu tidak bisa dilepas dalam berinvestasi di instrumen yang tergolong berisiko seperti saham dan obligasi. Jadi bagaimanakah caranya agar saat kita investasi di saham dapat meminimalisir risiko, caranya yakni dengan melakukan diversifikasi, baik diversifikasi saham, maupun diversifikasi investasi.
Ini disebut risiko tidak sistematis atau risiko bisnis, Ada kemungkinan bahwa masalah khusus perusahaan seperti manajemen yang buruk, tuntutan hukum atau hal lainnya yang dapat menyebabkan harga saham anjlok secara permanen. Kabar baiknya adalah Anda dapat meminimalisir risiko ini dengan memiliki tidak hanya satu saham. Hal ini bisa disebut diversifikasi. Ketika Anda melakukan diversifikasi dengan memiliki banyak saham, kinerja keseluruhan portofolio hanya akan terpengaruh secara minimal oleh beberapa yang berkinerja buruk. Bagi banyak investor pemula, jalan pintas tersebut adalah keuntungan besar dibandingkan dengan membeli dan meneliti saham di satu sektor saja. Namun, hal itu juga tidak membuat risiko yang akan terjadi hilang begitu saja. Selain anda memiliki setidaknya dua atau tiga saham yang berbeda, saham perusahaan di beda sektor juga dapat mempengaruhi kinerja portofolio saham anda. Misalnya, jika tiga saham yang anda miliki sama-sama di sektor properti di masa pandemi virus corona (Covid-19), maka bisa mungkin risiko akan menghampiri, dan akan mempengaruhi kinerja portofolio anda. Jadi jika anda ingin risiko yang akan terjadi bisa diminimalisir lagi, maka selain anda memiliki beberapa saham di beda perusahaan, sebaiknya juga, saham-saham tersebut juga berbeda sektor usahanya. Misalkan jika anda mempunyai satu saham di sektor properti, maka satu saham lainnya harus disektor yang tidak terdampak pandemi, seperti bisa di sektor barang konsumsi, telekomunikasi atau di farmasi.
Hal ini dapat dilakukan dengan diversifikasi investasi, artinya jika anda ingin risiko anda dapat diminimalisir, maka dapat berinvestasi di instrumen selain saham, seperti obligasi atau emas. Investasi di Emas memanglah menjanjikan, karena nilainya akan naik terus, walaupun harga emas juga kadang naik turun. Contohnya saja disaat pandemi, emas dianggap safe haven yang paling aman, karena instrumen selain emas berdampak dari pandemi, walaupun harga emas saat ini 'ambles' karena kabar vaksin Covid-19 - RIFAN FINANCINDO FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia bergerak mixed, namun cenderung melemah hingga pukul 11:00 WIB, di tengah respons beragam pelaku pasar di kawasan Asia terkait data ekonomi AS yang hasilnya juga cenderung beragam.
Pada Pukul 11:00 WIB, tercatat indeks Nikkei di Jepang mulai berbalik arah ke di zona hijau, yakni menguat 0,48%, sedangkan Hang Seng di Hong Kong masih bertahan di zona hijau, yakni naik tipis 0,01% walaupun pergerakannya cenderung berfluktuasi. Sementara itu, indeks utama Asia lainnya yang berubah ke zona merah pada pukul 11:00 adalah KOSPI Korea Selatan (Korsel) yang melemah 0,11%, sedangkan sisanya masih bergerak di zona merah, yakni Straits Times Index (STI) Singapura yang masih memimpin pelemahan, yakni melemah 0,7%, disusul Shanghai Composite China yang terpangkas 0,13%. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan pada pukul 11:00 terpantau berhasil menguat 0,71% ke level 5.719,52, setelah sempat dibuka di zona merah, yakni terkoreksi 0,17% di level 5.669,66. Bursa saham masih bergerak mixed karena pelaku pasar Asia merespons terkait data ekonomi AS yang hasilnya juga cenderung beragam. Pada pekan yang berakhir 21 November, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS naik 30.000 menjadi 778.000, di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 730.000. Klaim tunjangan pengangguran naik dalam dua pekan beruntun. "Dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar kesulitan menjadi berita negatif. Sekarang ada data ketenagakerjaan, yang menyadarkan kita bahwa tantangan jangka pendek masih sangat besar," kata Christopher Grisanti, Chief Equity Strategist di MAI Capital Management yang berbasis di Ohio, seperti diberitakan Reuters. Pelaku pasar cemas bahwa kemungkinan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tidak secepat yang diperkirakan. Ternyata dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tidak bisa hilang begitu saja, 'luka' yang begitu dalam masih sangat terasa. Data ini menyadarkan kita bahwa pemulihan ekonomi tidak merata. Masyarakat kelas menengah-atas bisa berbelanja seperti tidak terjadi apa-apa. Namun mereka yang di bawah harus mengantre untuk mendapatkan makanan gratis dan kesempatan kerja yang sepertinya jauh dari pandangan. Namun, dibalik data klaim pengangguran AS yang kurang memuaskan, ada data pertumbuhan ekonomi AS yang cukup menggembirakan bagi pelaku pasar di AS. Departemen Perdagangan AS melaporkan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 33,1% pada level tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini mengkonfirmasikan laju ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal ketiga (Q3) 2020. Padahal sebelumnya, perekonomian AS berkontraksi atau minus 31,4% pada Q2 2020. Ini terdalam sejak pemerintah mulai mencatatkan PDB pada tahun 1947. Sementara di Q1, ekonomi AS juga sempat terkontraksi 5% di basis yang sama. AS berhasil pulih dari resesi teknis, yang diartikan negatifnya ekonomi sebuah negara dua kuartal berturut-turut atau lebih . Pengeluaran pribadi adalah pendorong utama pertumbuhan. Stimulus seperti cek yang diberikan pemerintah dan tunjangan pengangguran mingguan, meningkatkan daya beli warga. Kenaikan PDB kuartal ketiga mencerminkan upaya berkelanjutan untuk membuka kembali bisnis dan melanjutkan aktivitas yang ditunda atau dibatasi karena COVID-19, kata Departemen Perdagangan AS, Rabu waktu setempat. Namun PDB Q3 ini masih 3,5% di bawah tingkat pra-pandemi. Meskipun vaksin corona diharapkan segera tersedia, namun Covid-19 masih jauh dari terkendali di AS. Sementara itu, di Q4 2020, analis memperkirakan ekonomi masih akan tumbuh di bawah tingkat tahunan 5%. Presiden Federal Reserve (The Fed) St. Louis James Bullard melihat sedikit risiko dari berlanjutnya kontraksi ekonomi. Pandemi corona membuat sejumlah negara jatuh dalam jurang resesi. Pasalnya penguncian (lockdown) membatasi geral warga dan menutup bisnis dan industri. Sementara itu, Bank of Korea (BoK) pada pagi hari ini memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah 0,5%, karena bank sentral khawatir tentang pasar properti Korsel yang sedang panas - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT Rifan Financindo Berjangka - Nikkei, Hang Seng & IHSG Menguat, Shanghai Letoy Sendirian11/25/2020 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Kabar bagus datang bertubi-tubi belakangan ini, perkembangan vaksin virus corona sudah menunjukkan kemajuan yang memberikan harapan hidup akan segera kembali normal.
Serangkaian kabar tersebut membuat harga emas ambrol. Melansir data Refinitiv, kemarin harga emas ambrol 1,85%, sementara pada hari ini Selasa merosot 1,22% ke US$ 1.813,30/troy ons pada pukul 17:54 WIB. Yang menarik, dolar AS juga tertekan pada hari ini. Indeks dolar AS turun 0,3% ke 92,22. Dolar AS dan emas merupakan 2 aset yang memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS melemah maka emas akan cenderung menguat begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, maka harga emas bagi pemegang mata uang lainnya menjadi lebih murah dan permintaannya berpotensi meningkat, sehingga harganya akan terdongkrak. Selain itu, faktor-faktor yang membuat dolar AS melemah seperti stimulus moneter dan fiskal justru menjadi "bahan bakar" bagi emas untuk menguat. Tetapi di belakangan ini, pergerakan keduanya cenderung searah. Sepanjang bulan November, harga emas dunia ambrol 3,4%, sementara indeks dolar AS merosot nyaris 2%. Kemenangan Joseph 'Joe' Biden dalam pemilihan presiden AS sebenarnya sempat membawa harga emas dunia menguat ke US$ 1.965/troy ons, sementara dolar AS langsung tertekan. Biden diprediksi akan menggelontorkan stimulus fiskal lebih besar ketimbang petahana Donald Trump, yang membuat emas menguat dan dolar AS KO. Tetapi kabar terbaru vaksin virus corona membuat keduanya bergerak searah ke bawah. Perusahaan farmasi asal AS, Pfizer dan Moderna, mengklaim vaksin buatannya sukses menangkal virus corona lebih dari 90%. Kemudian disusul dengan perusahaan asal Inggris AstraZeneca yang mengklaim vaksinya efektif hingga 90%. Alhasil, sentimen pelaku pasar membaik, dan mengalirkan investasinya ke aset-aset berisiko. Bursa saham AS (Wall Street) melesat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 membukukan penguatan 9,4% sepanjang November. Investasi juga mengalir ke nagara-negara emerging market seperti Indonesia. Berdasarkan rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, data transaksi 2-5 November 2020, menunjukkan nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 60 miliar. Sementara data transaksi 9 -12 November 2020, menunjukkan beli neto Rp7,18 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 4,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,47 triliun. Kemudian pada periode 16-19 November aksi beli asing mencapai Rp 8,53 triliun, sebesar Rp 7,04 triliun di pasar SBN, dan Rp 1,49 triliun di pasar saham. Semakin banyak vaksin yang diklaim berhasil mengatasi virus corona tentunya membuat hidup akan normal kembali lebih cepat. Alhasil, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) meredup. Selain itu data ekonomi dari AS juga menunjukkan kejutan. Ekspansi sektor manufaktur justru semakin meningkat meski Negeri Paman Sam sedang mengalami lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19). Markit melaporkan, purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan ini melesat ke 56,7 dari bulan sebelumnya 53,4. PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawah 50 artinya kontraksi. Ekspansi sektor manufaktur AS yang mengejutkan, serta perkembangan vaksin virus corona membuat kemungkinan gelontoran stimulus fiskal tidak akan sebesar ekspektasi sebelumnya. Stimulus fiskal merupakan salah satu "bahan bakar" emas untuk menguat, jika nilainya kecil tentunya logam mulia ini menjadi kurang bertenaga. Stimulus fiskal di AS memang masih tanda tanya berapa nilainya. Tetapi di luar itu, perbedaan yield (imbal hasil) di AS dengan Eropa bisa menjadi pemicu utama harga emas akan terus merosot. Hal tersebut diungkapkan oleh Carley Garner, founder perusahaan broker DeCarley Trading. Carley melihat pelemahan dolar AS sudah selesai sebab akan ada aliran modal yang masuk ke Negeri Paman Sam. Terhentinya pelemahan dolar AS tersebut membuat emas berisiko turun ke US$ 1.500/troy ons. Saya pikir pelemahan dolar AS sudah mencapai dasarnya jadi penguatan emas sudah berakhir, kata Garner sebagaimana dilansir Kitco. Garner melihat, meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, tetapi di Eropa yield sudah negatif yang membuat aliran modal akan masuk ke AS. Untuk diketahui, yield obligasi AS tenor 10 tahun hari ini berada di kisaran 0,8684%, sementara obligasi tenor yang sama di Eropa, misalnya Jerman saat ini negatif 0,578%. Melihat perbedaan tersebut, berinvestasi di AS tentunya lebih menarik ketimbang di Jerman, sehingga kemungkinan aliran modal akan masuk ke Negeri Paman Sam. "The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, tetapi dengan tingkat suku bunganya saat ini (0,25%) masih lebih tinggi ketimbang Eropa dimana yield-nya negatif. Saya pikir akan banyak investasi masuk ke AS untuk membeli obligasi dan mungkin saham. Itu akan menahan penurunan dolar AS," tambahnya. Menurutnya, dalam suatu waktu di tahun depan emas akan menyentuh US$ 1.500/troy ons. "Emas perlu waktu untuk sampai disana (US$ 1.500/troy ons), tetapi pada suatu waktu di tahun depan, mungkin di kuartal I, atau mungkin di kuartal II, saat pikir saat itu," kata Garner - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett, yang juga pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway Inc yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham BRK, ternyata getol membelanjakan dana investasinya ke perusahaan energi dan pertambangan emas.
Hal itu terungkap dalam artikel media asal Kanada yang didirikan tahun 1998, The Motley Fool. Informasi itu dikutip The Motley Fool dari keterbukaan informasi kinerja kuartal II-2020 melalui dokumen 13F yang diajukan Berkshire. Formulir 13F seusai dengan aturan Komisi Sekuritas dan Bursa AS atau The Securities and Exchange Commission (SEC) adalah laporan triwulanan yang harus diajukan oleh semua manajer investasi institusional dengan aset yang dikelola setidaknya US$ 100 juta. Disebutkan bahwa Warren Buffett membeli lima juta saham tambahan Suncor Energy untuk meningkatkan posisinya di raksasa sektor energi Kanada itu. Suncor Energy adalah perusahaan asal Kanada yang bergerak di sektor energi. Fokus utama Suncor Energy adalah industri pertambangan minyak dan gas. Pengajuan 13F tersebut juga mengungkapkan bahwa Buffett menjual seluruh sahamnya di Restaurant Brands International, pemilik merek waralaba Burger King. Terakhir, investor kawakan yang dijuluki Oracle of Omaha (peramal dari Omaha) itu membuat langkah mengejutkan dengan berinvestasi besar-besaran di Barrick Gold. Barrick tercatat di Bursa Toronto dengan kode ABX dan NYSE dengan kode GOLD. Barrick Gold Corporation adalah perusahaan pertambangan yang memproduksi emas dan tembaga dengan 16 lokasi operasi di 13 negara, berkantor pusat di Toronto, Ontario, Kanada. Buffett Membeli Emas Meskipun ketiga langkah investasi tersebut mengejutkan investor, keputusan Buffett untuk bertaruh pada emas adalah yang paling membingungkan bagi investor yang mengikuti karier investasinya dengan cermat. Bagi mereka yang tahu, Warren Buffett telah menikmati banyak kesuksesan sepanjang kariernya selama beberapa dekade tanpa masuk ke saham logam mulia yang langka ini. Dia punya kesan negatif terhadap emas selama ini. Buffett merasa emas tidak memiliki nilai riil selain dimanfaatkan hanya untuk industri perhiasan. Sampai akhirnya dia membeli saham Barrick, Buffett tidak pernah berinvestasi di perusahaan tambang emas atau emas sebelumnya. Namun, emas sangat dianggap sebagai aset safe-haven (aset aman investasi) di seluruh dunia. Tampaknya investor legendaris ini 'semacam menelan ludahnya sendiri' terhadap emas, karena itu memang keputusan paling praktis yang harus dibuat. Menurut Adam Othman, penulis artikel tersebut dari The Motley Fool, Buffett mungkin mengharapkan kehancuran pasar saham yang besar, dan bertaruh pada investasi di emas menjadi sangat ideal untuk memanfaatkan situasi yang terbaik. Investasi Emas Solid Sejauh ini, investasinya tampaknya membuahkan hasil bagi Oracle Omaha ini. Harga emas telah melonjak karena turbulensi di pasar saham. Valuasi saham emiten penambang emas sudah mencapai level yang lebih tinggi, dan Barrick Gold mengungguli harga emas dan saham pertambangan emas lainnya. Banyak yang percaya bahwa emas masih bisa terus reli. Harga emas yang lebih tinggi kemungkinan akan meningkatkan pendapatan penambang emas untuk beberapa kuartal. Barrick Gold melaporkan laba penyesuaian mencapai US$ 726 juta atau setara Rp 10,16 triliun (kurs Rp 14.000/US$), kenaikan yang luar biasa dari kuartal sebelumnya, atau naik 78% dari tahun ke tahun (year on year). Kinerja penambang emas ini melampaui ekspektasi analis yakni hanya naik 25%. Barrick adalah salah satu penambang emas terbesar di dunia. Perusahaan ini juga memiliki salah satu operasi penambangan emas paling efisien di industri penambangan emas. Jadi, masuk akal jika Warren Buffett memutuskan untuk berinvestasi di saham emiten emas. Dia mungkin masih tidak menyukai logam mulia nan langka yang mendorong keuntungan Barrick. Namun, fundamental Barrick begitu kuat, dan memiliki neraca yang kuat yang menjadikannya investasi yang menarik selama masa-masa sulit ini. Jelas bahwa Warren Buffett memiliki sikap yang bullish (proyeksikan ada kenaikan) terhadap saham perusahaan penambang emas dan emas saat ini. Namun, perlu diingat bahwa harga emas merupakan faktor utama dalam berinvestasi di saham emas. Bermain komoditas bisa berisiko jika ada variabel tak terduga yang terlibat. Harga emas bisa naik nilainya jika terjadi kejatuhan pasar lagi, tetapi bisa turun jika situasinya membaik. Penurunan harga emas yang drastis menuju level pertengahan siklus dapat membuat investor Barrick Gold mengalami kerugian besar. Dengan harga hampir menyentuh US$ 2.000 per troy ons, banyak investor emas percaya bahwa harga emas saat ini sangat tinggi secara tidak berkelanjutan. Jika ada perkembangan positif dengan pandemi global, itu bisa meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Akibatnya bisa jadi penurunan harga, dan itu sudah terjadi. Data terakhir mencatat, gara-gara ada vaksin corona, harga emas masih belum nanjak di atas US$ 1.900/troy ons. Data Kitco mencatat, pada Senin sore, harga emas spot berada di level US$ 1.868/troy ons. Investasi Warren Buffett di Barrick tidak diragukan lagi menginspirasi kepercayaan investor terhadap kinerja penambang emas dan emas seperti Barrick. Namun, penulis di The Motley Fool itu menyarankan agar berhati-hati dengan berapa banyak investor membenamkan dananya jika memang memilih untuk mengikuti tips investasi Oracle of Omaha. Adapun sang penulis, Adam Othman, mengklaim dia tidak memiliki posisi di salah satu saham yang disebutkan. Namun The Motley Fool memiliki saham dan merekomendasikan saham Berkshire Hathaway. The Motley Fool juga merekomendasikan saham Restaurant Brands International Inc - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN BANDUNG Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Pasar saham dunia bergerak variatif, harga emas agak terkoreksi, US dollar masih tertekan, sedangkan IHSG dan Rupiah melanjutkan rally mingguannya. Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi, dan hasil Pilpres AS akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 23-27 November 2020. === Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjutkan rally didukung penurunan BI7DRR ke 3.75%, walau terkoreksi profit taking di hari terakhirnya. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 2.03%, atau 110.588 poin, ke level 5,571.656. IHSG membukukan rally mingguan yang ketujuhnya, dan sempat mencapai 8 bulan lebih tertingginya. Untuk minggu berikutnya (23-27 November 2020), IHSG kemungkinan agak konsolidasi tetapi umumnya masih tren bullish, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5638 dan kemudian 5751, sedangkan support level di posisi 5427 dan kemudian 5105. Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau masih menguat, rally di minggu yang kedelapan, meski terkoreksi di 3 hari terakhir, sementara dollar global kembali tertekan, sehingga rupiah secara mingguannya menguat 0.23% ke level Rp 14,165. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan bergerak agak tertahan, atau kemungkinan rupiah di area konsolidasi, dalam range antara resistance di level Rp14,303 dan Rp14,440, sementara support di level Rp13.992 dan Rp13.887. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020 memutuskan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. BI juga menjelaskan, di antaranya:
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah terbatas di antara terus naiknya kasus baru virus corona versus berita positif perkembangan vaksin, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 92.39. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat tipis ke 1.1855. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1918 dan kemudian 1.2011, sementara support pada 1.1602 dan 1.1507. Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3283 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3313 dan kemudian 1.3483, sedangkan support pada 1.2675 dan 1.2480. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 103.82. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.35 dan 108.17, serta support pada 103.08 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7302 Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7435 dan 0.7712, sementara support level di 0.6807 dan 0.6776. Pasar Saham Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh harapan dari perkembangan vaksin walau kemudian dihadang naiknya kasus baru virus. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 25,527. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 26057 dan 26648, sementara support pada level 23505 dan 22948. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 26,451. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26618 dan 26783, sementara support di 25343 dan 24030. Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melemah oleh kecemasan pasar atas meningkatnya kasus virus dan belum jelasnya prospek stimulus dari the Fed. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 29,263.49, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 29934 dan 30100, sementara support di level 28190 dan 26143. Index S&P 500 minggu lalu melemah tipis ke level 3,556.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3642 dan 3675, sementara support pada level 3327 dan 3233. Pasar Emas Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau bergerak dalam range terbatas antara harapan pada vaksin virus dengan emas sebagai hedging inflasi bila paket stimulus disepakati, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah tipis ke level $1,870.99 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1900 dan berikut $1966, serta support pada $1850 dan $1795. Pasar yang terus saja bergejolak belakangan ini membuat banyak forum diskusi di antara kalangan investor digiatkan. “Pasar mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi. Memang benar hanya si pasar sendiri yang tahu arah pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”. Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi Anda. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Sumber : vibiznews.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa angka perjalanan dinas dan bisnis akan lenyap setelah pandemi. Asumsi ini berdasarkan kemudahan dengan adanya internet selama pandemi, sehingga memungkinkan manusia untuk tidak perlu bekerja di kantor lagi di masa mendatang.
Dilansir dari Business Insider, saat diwawancarai oleh Andrew Ross Sorkin di konferensi 'The New York Times Deal Book' pada Selasa, Dia memprediksi bahwa 50% perjalanan dengan motif pekerjaan akan hilang. Prediksi saya adalah bahwa lebih dari 50% perjalanan bisnis dan lebih dari 30% hari kerja di kantor tidak akan terjadi lagi, kata Gates. Menurutnya, jenis perjalanan bisnis di mana mengharuskan manusia untuk terbang ke suatu tempat dan duduk secara fisik di depan orang lain untuk mendiskusikan sesuatu secara langsung tidak akan menjadi "standar emas" lagi. Ia pun memperkirakan sebagian besar perusahaan akan mempertimbangkan dengan serius untuk melakukan jenis perjalanan bisnis tersebut. Dia menambahkan, ada kemungkinan bagi beberapa perusahaan untuk menghilangkan atau mengecilkan kapasitas kantornya, prediksi ini juga diamini para ahli industri, yang memperkirakan bahwa kemungkinan akan membutuhkan beberapa tahun untuk kembali ke tingkat sebelum pandemi. Menurut penelitian Bank of America pada Oktober lalu, perjalanan korporat tidak mungkin pulih sampai akhir 2023 atau 2024 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT Rifan Financindo Berjangka - PSBB Marak, Bursa Eropa Tertekan di Sesi Awal Perdagangan11/19/2020 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa Eropa terus melemah pada sesi awal perdagangan Kamis, menyusul kekhawatiran pemodal akan efek pembatasan sosial di Benua Biru dalam jangka pendek. Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa terkoreksi 0,7% pada awal perdagangan, dengan indeks saham sektor minyak dan gas anjlok 1,8% menjadi pemimpin koreksi di antara indeks lainnya yang juga melemah. Sejam kemudian koreksi indeks Stoxx bertambah menjadi 3,7 poin (-0,95%) ke 386,82. Indeks DAX Jerman melemah 119 poin (-0,9%) ke 13.082,9 dan CAC Prancis turun 54 poin (-0,98%) ke 5.457,43. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris surut 66,6 poin (-1,04%) ke 6.318,61. Laporan riset AstraZeneca dan University of Oxford menunjukkan bahwa vaksin corona yang dikembangkannya masih aman dan memicu respons di antara orang dewasa. Studi yang dipublikasikan di The Lancet tersebut gagal mendorong sentimen pasar. Bursa Eropa ditutup menguat pada Rabu karena investor menyambut kabar positif vaksin dan berlanjutnya penyebaran virus. Pfizer pada Rabu mengumumkan bahwa analisis final dan perseroan berencana mengajukan izin edar beberapa hari ke depan. Di Amerika Serikat (AS), Walikota New York Bill de Blasio mengumumkan penutupan sekolah negeri digantikan dengan belajar-dari-rumah sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus corona jelang musim dingin. Kebijakan ini bakal diikuti pemerintah negara bagian yang lain. Oleh karenanya, kontrak berjangka (futures) bursa AS tidak banyak berubah pada hari ini. Sementara itu, mayoritas bursa saham di Asia Pasifik melemah setelah penguatan sejak dua har sebelumnya berkat optimisme vaksin. Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. stagnan pada perdagangan hari ini, Senin, setelah merosot lebih dari 2% pada pekan lalu, meski belakangan ini sering menurun, tetapi para analis masih belum merubah proyeksi harga emas akan kembali melesat naik.
Emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 985.000/batang, sama dengan harga hari Sabtu pekan lalu. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 927.120/batang. Pada pekan lalu, ambrolnya harga emas dunia menjadi pemicu kemerosotan harga emas Antam. Pada hari Senin lalu, harga emas dunia ambrol 4,6% ke US$ 1.861,86/troy ons. Sehari setelahnya, harga emas Antam langsung langsung ambrol 3,4% dan berlanjut pada Rabu dan Kamis masing-masing 0,21%. Harga emas Antam satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 968.000/batang., Baru 2 hari perdagangan terakhir harga emas Antam mulai naik, mengikuti harga emas dunia, meski masih belum pulih kembali ke harga sebelum ambrol di awal pekan lalu. Emas dunia merupakan kiblat harga emas Antam. Ketika harga emas dunia turun, maka harga emas Antam cenderung mengekor, begitu juga sebaliknya, abrolnya harga emas dunia pekan lalu terjadi setelah adanya kabar vaksin virus corona dari Pfize Perusahaan farmasi asal AS tersebut berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, dan mengumumkan vaksin buatanya efektif menangkal penyakit akibat virus Corona hingga lebih dari 90% tanpa efek samping berbahaya. Vaksin dapat membuat hidup kembali normal, roda bisnis berputar, dan perekonomian dunia bangkit. Sehingga emas yang merupakan aset safe haven menjadi kurang menarik lagi, pelaku pasar memburu aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi. Meski demikian, para analis masih belum merubah proyeksi harga emas dunia bakalan melesat lagi ke depannya. Jika harga emas dunia melesat, harga emas Antam tentunya juga akan "to the moon, Virus bisa hilang, tetapi bukan berarti perekonomian akan pulih dengan cepat. Sudah terjadi banyak kerusakan yang tidak bisa diperbaiki dengan cepat," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Seni. "Pada dasarnya kita melihat pelaku pasar yang keluar dari emas setelah melakukan aksi beli dalam 6 bulan terakhir. Tetapi masih ada banyak ketidakpastian untuk emas, vaksin menjadi kabar bagus (bagi perekonomian), tetapi tetap tidak merubah narasi (penguatan emas) yang ada," katanya Hansen merupakan analis yang memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons dalam beberapa tahun ke depan. Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 4.000 per troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 128,61 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000/US$, maka harga emas bisa menembus Rp 1,8 juta/gram - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa vaksin tidak akan cukup menghentikan pandemi virus corona (Covid-19). Vaksin Covid-19 hanya menjadi salah satu alat untuk mengendalikan penyebaran virus.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (17/11/2020). Ia berujar vaksin-pun tak akan mengakhiri pandemi. Vaksin [Covid-19] hanya akan melengkapi alat lain, yang kita miliki, bukan menggantikannya," tegasnya. "Vaksin sendiri tidak akan mengakhiri pandemi." Pernyataan Ghebreyesus muncul saat Moderna Inc misalnya baru saja mengumumkan vaksinnya efektif 94% mencegah Covid-19 kemarin menyusul pengumuman serupa dari perusahaan Pfizer dan BioNTech. Apalagi, lanjutnya, vaksin di awal hanya akan dibatasi ke sejumlah kelompok tertentu saja. Vaksin akan diberikan ke petugas kesehatan, orang tua dan populasi berisiko lain untuk mengurangi kematian dan memungkinkan sistem kesehatan untuk mengatasinya. "Itu masih akan meninggalkan virus dengan banyak ruang untuk bergerak. Pengawasan perlu dilanjutkan, orang-orang masih perlu diuji, diisolasi dan dirawat, kontak masih perlu dilacak ... dan individu akan tetap perlu dirawat," jelasnya. Saat ini jumlah kasus terinfeksi Covid-19 secara total di dunia sudah mencapai 54 juta kasus di mana 1,3 juta nyawa meninggal. Sementara itu ahli virus ternama Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Faucy juga memperingatkan hal yang sama dengan WHO. Ia mengatakan ketika vaksin Covid-19 tersedia untuk umum, manusia tetap tidak akan hidup dalam keadaan normal. Ia tetap merekomendasikan orang-orang memakai masker dan melakukan jarak sosial. Hal ini ditegaskannya dalam wawancara dengan CNN International akhir pekan kemarin. "Jelas, dengan 90% lebih vaksin efektif, Anda bisa merasa jauh lebih percaya diri tentang tidak tertular virus," katanya. Tapi saya akan tetap merekomendasikan kepada orang-orang untuk tidak mengabaikan semua tindakan kesehatan masyarakat hanya karena Anda telah divaksinasi." Menurutnya pemakaian masker secara universal, menjaga jarak fisik, menghindari orang banyak, melakukan lebih banyak aktivitas di luar ruangan dan sering mencuci tangan harus tetap dilakukan. "Karena meskipun, untuk populasi umum, mungkin 90 [%] hingga 95% efektif. Anda belum tentu tahu, untuk Anda, seberapa efektif itu," tegasnya. "Bahkan pada tingkat keberhasilan tersebut, sekitar 5% hingga 10% orang yang diimunisasi masih dapat tertular virus." Hal senada juga dikatakan ahli virologi lain yang bekerja pada pengembangan terapi antibodi monoklonal untuk Covid-19 di Universitas Columbia AS, Dr. David Ho. Pasalnya efek perlindungan diri vaksin juga mungkin memakan waktu setidaknya satu bulan atau hanya sedikit lebih lama. "Oleh karena itu, untuk masa mendatang, kami perlu melanjutkan langkah-langkah mitigasi kami, termasuk memakai masker," kata Ho mencatat bahwa tindakan pencegahan seharusnya masih berlangsung sampai 2021. Melansir CNBC International, uji coba vaksin yang dilakukan masih terus berlangsung saat ini. Sehingga angka kemanjuran bisa dapat berubah dan juga belum jelas berapa lama kekebalan akan bertahan. Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |