PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa pagi di Asia dan melanjutkan penurunan lebih luas dari minggu sebelumnya. Emas tertekan menguatnya dolar AS dan sentimen risiko pulih karena pasar mempertimbangkan seberapa parah dampak ekonomi dari varian virus Corona Omicron. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange turun US$2,90 atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada US$1.785,20 per ounce. Di pasar spot, emas merosot 0,4 persen menjadi diperdagangkan di US$1.784,80 per ounce pada pukul 18.41 GMT.
Akhir pekan lalu, Jumat emas berjangka terdongkrak US$1,2 atau 0,07 persen menjadi US$1.785,50, setelah naik tipis 50 sen atau 0,03 persen menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu, dan anjlok US$22,5 atau 1,25 persen menjadi US$1.783,80 pada Selasa. Pasar AS tutup pada Kamis untuk liburan Thanksgiving. Emas berjangka ditutup di bawah level psikologis US$1.800 untuk sesi keempat berturut-turut. Emas belum menetap di atas US$1.800 sejak 22 November. Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ketiga indeks utama pasar saham AS juga mengurangi daya tarik emas. Suasana tenang kembali ke pasar global setelah aksi jual akhir pekan lalu yang didorong oleh penemuan varian baru yang memicu beberapa negara untuk memperketat kontrol perbatasan. Dengan orang-orang yang mencoba mencerna berita tentang varian Covid-19 yang baru, kenyataan situasinya, dengan ekuitas yang bangkit kembali sekarang dan jenis emas yang datar, orang-orang beralih ke aset-aset berisiko," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures, dikutip dari Antara. Prospek suku bunga yang lebih tinggi, yang mengangkat peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, telah membebani emas, dan pasar dengan cermat melacak garis waktu Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan. Kemungkinan menimbulkan tekanan tambahan bagi emas, dolar menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS juga naik. Sampai kita mendapatkan lebih banyak berita tentang Omicron dan potensinya, pasar akan terus diperdagangkan dengan ketidakpastian. Itu tidak hanya akan berdampak pada beberapa pasar yang bergantung pada permintaan, seperti energi dan logam dan pasar saham, tetapi juga emas," kata Analis Saxo Bank Ole Hansen. Chintan Karnani, Direktur Penelitian di Insignia Consultants, menilai bahwa pertanyaan besar bagi pasar adalah prospek suku bunga bank-bank sentral utama untuk tahun depan. "Ekspektasi kenaikan suku bunga yang tertunda untuk 2022 akan menyebabkan harga saham dan inflasi naik," katanya. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 28,3 sen atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada US$22,852 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 10,2 dolar atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada US$964,5 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : bisnis.com
0 Comments
PT RIFAN BANDUNG - Harga emas bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Senin setelah ditutup menguat pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2022 terpantau menguat 0,4 persen atau 7,2 poin ke level US$1.795,30 per troy ounce pada pukul 08.14 WIB. Di sisi lain, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,44 persen atau 7,91 poin ke level US$1.794,58 per troy ounce per pukul 08.24 WIB. Harga emas ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat terkait adanya kekhawatiran akan penyebaran varian baru Covid-19. Aksi jual aset risiko di tengah kekhawatiran pasar terhadap varian virus Corona baru dan mungkin kebal terhadap vaksin berpotensi memicu kenaikan harga emas," tulis tim riset Monex Investindo Futures (MIFX) dikutip Minggu (28/11/2021) Adapun, harga emas berpeluang dibeli menguji level resistance di US$1822 selama harga tidak mampu menembus level support US$1.802 per troy ons. Namun bila mampu bergerak lebih rendah dari level support tersebut, harga emas berpotensi dijual menargetkan level support selanjutnya US$1.792 per troy ons," tambahnya - PT RIFAN Sumber : bisnis.com Rifan Financindo Berjangka - Wall Street Ditutup Menguat Setelah Rilis Risalah Rapat The Fed11/26/2021 RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Rabu karena investor mengabaikan kekhawatiran atas penurunan yang disorot dalam risalah pertemuan terakhir Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,23 persen ke 4.701,46 dan Nasdaq naik 0,44 persen ke level 15.845,23. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,03 persen ke 35.804,38. Indeks S&P 500 ditopang penguatan sektor real estat dan energi. Sementara itu, indeks Nasdaq 100 yang sarat saham teknologi mengungguli indeks utama. Volume perdagangan kurang dari rata-rata menjelang liburan Thanksgiving AS. Risalah pertemuan Federal Reserve 2-3 November lalu yang dirilis Rabu (24/11/2021) waktu AS mencatat komite “tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi tekanan inflasi.” Sejak pertemuan The Fed, inflasi melonjak ke level tertinggi sejak 1990 dan pejabat Fed mengatakan mungkin tepat untuk membahas percepatan laju pengurangan pada pertemuan Desember. Komentar ini telah memicu lonjakan imbal hasil Treasury pasar mengedepankan ekspektasi pada kenaikan suku bunga. Kepala strategi investasi John Hancock Investment Management Emily Roland mengingatkan perlunya kehati-hatian terhadap risiko inflasi. “Kita ngin memiliki beberapa siklus untuk memainkan rebound yang berkelanjutan dan ini terus berlanjut hingga pemulihan, tetapi kami hanya ingin sedikit mengerem,” ungkapnya, dikutip Bloomberg, Rabu. Sementara itu, pengeluaran pribadi AS naik melampaui perkiraan pada Oktober dari bulan sebelumnya, sementara ukuran inflasi yang diawasi ketat mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam tiga dekade. Selain itu, data menunjukkan 199.000 orang membuat klaim pengangguran awal pada periode yang berakhir 20 November, paling sedikit sejak 1969. "Ada petunjuk bahwa pasar tenaga kerja cukup bagus hari ini," ungkap Marvin Loh, ahli strategi makro global di State Street Corporation. Jika ada tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja akan pulih dengan sendirinya lebih cepat, katakanlah dari paruh kedua tahun depan, kenaikan suku bunga akan dilakukan. Kami sudah memperkirakan itu terjadi pada pertengahan 2022,” ujarnya - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : bisnis.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar keuangan global menjelang libur Thanksgiving akan mencermati banyak data ekonomi AS yang diindikasikan positif.
Pasar global memasuki awal minggu terpengaruh dengan keputusan pencalonan kembali Jerome Powell sebagai ketua Federal Reserves AS, dimana pasar sebagian besar khawatir jika Powell terpilih kembali, maka akan membawa The Fed menaikkan suku bunga pada tahun 2022. Namun menjelang akhir minggu, khususnya libur Thanksgiving di AS, maka banyak data ekonomi AS yang akan dirilis, dan menjadi perhatian pasar global. Malam ini akan dirilis data Durables Goods Orders bulan Oktober, dimana bulan sebelumnya tercatat negatif, dan bulan Oktober dindikasikan positif. Juga akan dirilis data Personal Spending dan Personal Income bulan Oktober, yang keduanya diindikasikan meningkat. Yang juga dicermati adalah data perumahan New Home Sales bulan Oktober yang diindikasikan tidak terjadi perubahan dibandingkan bulan sebelumnya. Untuk data tenaga kerja akan dirilis data jobless claim minggu lalu yang diindikasikan terjadi penurunan. Juga akan diirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS yang diindikasikan terjadi penurunan. Bagaimanakah pengaruh rilis data ekonomi AS bagi perdagangan pasar keuangan global? Dari pasar Forex, Dolar AS yang sempat berada di posisi tertinggi 16 bulan setelah pencalonan kembali Powell sebagai ketua The Fed, hari ini turun terpicu profit taking. Namun jika data ekonomi AS seperti Durables Goods Orders, Personal Spending, Personal Income dan Jobless Claim terealisir baik, akan menguatkan dolar AS dan berarti menekan mata uang saingannya. Dari pasar Index, bursa Asia terpantau mixed mengikuti bursa Wall Street yang semalam berakhir mixed dengan Nasdaq turun terendah 1 minggu. Namun jika data ekonomi AS terealisir membaik, akan menguatkan bursa Wall Street. Jika bursa Wall Street positif, maka akan memberikan dukungan bagi pergerakan bursa Eropa dan Asia. Dari pasar komoditas, harga emas diperkirakan turun jika dolar AS meningkat terdukung data ekonomi AS yang positif. Sedangkan harga minyak berpotensi naik jika data pasokan minyak mentah mingguan AS terealisir menurun - RIFAN FINANCINDO Sumber : vibiznews.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas makin naik pada Rabu petang usai Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mengumumkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan.
Harga emas berjangka terus naik 0,67% ke $1.795,70/oz pukul 14.22 WIB, tetapi tetap di bawah $1,800. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, stabil di level 96,493 dan tetap mendekati level tertinggi 16 bulan. RBNZ menaikkan suku bunganya menjadi 0,75% dan menaikkan proyeksi suku bunga jangka panjangnya sebesar 50 bps saat merilis keputusan kebijakan sebelumnya. Gubernur Adrian Orr mengatakan pada konferensi pers bahwa RBNZ akan mengambil pendekatan "hati-hati" untuk pengetatan dengan bergerak dalam langkah 25 basis poin untuk saat ini. Investor juga mengharapkan Ketua Federal Reserve AS yang baru dinominasikan Jerome Powell akan mempercepat pengetatan moneter, termasuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga, untuk mengendalikan kenaikan inflasi. Di seberang Atlantik, indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Inggris tercatat 58,2, dan PMI jasa sebesar 58,6, pada bulan Oktober. Data yang lebih tinggi dari perkiraan dapat membuka jalan bagi Bank of England untuk menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Dalam indikasi sentimen, SPDR Gold Trust) mengatakan kepemilikannya naik 0,6% menjadi 991,11 ton pada hari Selasa dari 985 ton pada hari Senin. Di logam mulia lainnya, perak naik 0,7% dan palladium melonjak 1,6% pukul 14.31 WIB. Platinum naik 1,1%, di mana World Platinum Investment Council memperkirakan surplus yang lebih besar dari perkiraan untuk pasar platinum global pada tahun 2021 dari perkiraan sebelumnya dan kelebihan pasokan besar lainnya pada tahun 2022 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG Sumber : investing.com PT Rifan Financindo - Harga Emas Naik pun Dolar AS, Ketua Fed Powell Diusulkan Jabat Periode Kedua11/23/2021 PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG Harga emas naik pada Selasa pagi di Asia, tetapi tetap mendekati level terendah lebih dari dua minggu. Spekulasi soal kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan masih meningkat setelah Presiden AS Joe Biden menominasikan Ketua Federal Reserve yang sedang menjabat Jerome Powell untuk melanjutkan masa jabatan keduanya. Harga emas berjangka naik tipis 0,05% di $1.807,25/oz pukul 11.50 WIB menurut data Investing.com setelah jatuh 2,1% ke level terendah sejak 5 November pada hari Senin. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, naik tipis 0,04% ke 96,578 pada hari Selasa dan tetap mendekati level tertinggi 16 bulan. Biden menominasikan Powell untuk masa jabatan kedua selama empat tahun ke depan pada hari Senin daripada Lael Brainard, yang dipromosikan menjadi wakil ketua Fed. Peran Powell dan Brainard perlu dikonfirmasi oleh Senat AS. "Tidak akan ada perubahan hawkish yang tiba-tiba karena pencalonan itu, tetapi kelanjutan dari kebijakan saat ini dengan pengurangan aset yang lebih cepat yang diajukan oleh pejabat pekan lalu," papar Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes kepada Reuters. Sementara itu, investor juga terus memantau lonjakan kasus COVID-19 di Eropa. Namun, Gubernur Bank of France Francois Villeroy de Galhau mengatakan pada hari Senin bahwa kebangkitan kasus dan inflasi yang tinggi tidak akan mengubah rencananya untuk memulai pengurangan aset pada Maret 2022. Kebangkitan COVID-19 di Eropa dapat menyebabkan bank sentral mundur dari ekspektasi kenaikan suku bunga dan masih ada kebutuhan akan emas di lingkungan seperti ini," tandas Innes. Di Asia Pasifik, China harusnya menghindari langkah-langkah ekonomi "seperti kampanye dan agresif" bahkan saat pemulihan ekonomi dari COVID-19 menghadapi tekanan baru ke bawah, Perdana Menteri China Li Keqiang menyatakan. Reserve Bank of New Zealand akan mengeluarkan keputusan kebijakannya pada hari Rabu, dan Bank of Korea menyusul sehari kemudian. Di logam mulia lainnya, perak dan platinum naik, sementara palladium juga melonjak 1,6% pukul 11.55 WIB. Sumber : investing.com PT RIFAN BANDUNG - Harga emas global bergerak fluktuatif pada Senin usai pejabat bank sentral AS Federal Reserve mengatakan perlu mempercepat pengetatan moneter dan memicu dolar AS terbang sehingga menekan harga emas.
Harga emas Comex tercatat turun 4,60 poin atau 0,25 persen ke US$1.849,70 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot juga melemah 0,78 poin atau 0,04 persen ke US$1.844,95 per troy ons. Tim Riset Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan harga emas sejak akhir pekan lalu disebabkan adanya isu pengetatan dari salah satau anggota The Fed. Christoper Waller, Pejabat The Federal Reserve AS pada pidato Jumat lalu menyebutkan perlunya pelaksanaan tapering yang lebih cepat dan pengetatan moneter untuk menjaga ekonomi AS, memicu dolar AS menguat,” tulisnya dalam riset harian. Adapun, indeks dolar AS hari ini menguat 0,09 poin atau 0,09 persen ke posisi 96,12. Sebelumnya The Fed sudah melaksanakan tapering secara bertahap dari stimulus moneter yang berjalan, dan direncanakan akan berakhir pada pertengahan 2022. The Fed juga menyebutkan akan menaikkan suku bunga acuannya pada akhir 2022 mendatang. Kekhawatiran tingginya inflasi di AS juga memicu spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari rencana sebelumnya, mendukung dolar AS menguat. Sementara harga emas masih bisa bertahan karena bisa digunakan sebagai lindung nilai dari ancaman inflasi. “Malam nanti data Existing Home Sales AS pukul 22:00 WIB berpeluang menjadi penggerak harga,” tambahnya. Pada hari ini, harga emas berpotensi dibeli menguji resistance US$1.851 per troy ons. Selama harga bertahan di atas level US$1.842. Namun, jika turun ke bawah level tersebut, emas berpeluang dijual menguji support di US$1.838 per troy ons - PT RIFAN Sumber : bisnis.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Deepavali, Tappering Off, dan Window Dressing disebut-sebut sebagai tiga momen yang paling ditunggu para investor locogold di pengujung tahun ini. Itu karena, harga emas diprediksi bakal melonjak tajam pada tiga momen tersebut.
Deepavali yang jatuh pada tanggal 4 November tahun 2021 diramalkan akan menggerek harga emas menuju ke level 1.800 dollar Amerika Serikat/toz. Hal ini mengingat permintaan emas yang tetap tinggi menjelang hari raya cahaya meski dalam situasi pandemi. Kemudian isu tappering off yang sebelumnya digadang-gadang terjadi pada September lalu namun diundur dengan melihat progress maximum lapangan kerja dan data inflasi Amerika sampai pertengahan tahun depan sempat membuat emas ambrolsampai ke level 1.721 dollar AS/toz,. Lisa mengatakan, tekanan turun kembali terjadi menjelang FOMC meeting 2-3 November 2021 dimulai pada tanggal 25 oktober dengan previous harga 1.813 dollar AS/toz yang tidak dibreak dan diprediksikan koreksi sampai ke level support kisaran 1.700 dollar AS/toz - 1.740 dollar ASZ/toz untuk melesat kembali rebound sampai akhir November 2021 ke level 1.830 dollar AS/toz - 1.860 dollar AS /toz. Aroma kenaikkan harga emas telah dimulai sejak pekan kedua Oktober tahun ini. Dari level harga 1.700 dollar AS /toz, kini emas terus menyundul ke level 1.800 dollar AS/toz," kata dia. Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi terhadap enam mata uang lain hingga 0,3% lebih dalam beberapa minggu terakhir menjadi salah satu penyebab pula," kata dia. Hingga akhir tahun, harga emas diperkirakan akan menutup di atas level 1.810dollar AS/toz. "Yang jelas, di setiap menjelang akhir tahun emas berjangka hampir dipastikan memiliki peluang keuntungan yang tinggi. Tahapannya dimulai dari menjelang perayaan diwali, para investor bisa mengambil posisi buy karena harga emas biasanya akan menguat," kata dia. Ia menjelaskan, kemudian setelah Deepavali, menuju window dressing, emas akan terdorong turun dengan menghijaunya harga saham di pasar keuangan, maka, masih kata lisa, para investor disarankan untuk tetap mengambil posisi jual dan menahan posisi hingga pergantian akhir tahun. Emas akan kembali 'mengudara' seiring adanya January Effect di awal tahun dan perayaan Imlek," kata Lisa memprediksi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : republika.co.id Rifan Financindo - Dolar Naik, Investor Meningkatkan Taruhan Pada Kenaikan Suku Bunga Fed Lebih Awal11/18/2021 RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Dolar naik pada Rabu pagi di Asia, tetap berada di dekat puncak 16 bulan. Investor juga mencerna data ekonomi AS terbaru dan meningkatkan taruhan untuk kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan dari Federal Reserve AS.
Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya naik tipis 0,14% ke 96,043 pada 23:20 PM ET (04:20 GMT). Indeks tetap mendekati tertinggi semalam di 95,978, level yang tidak terlihat sejak Juli 2020. Pasangan USD/JPY naik tipis 0,04% menjadi 114,87. Pasangan AUD/USD turun 0,33% menjadi 0,7278. Australia merilis data upah pada hari sebelumnya, dengan indeks harga upah masing-masing tumbuh 2,2% dan 0,6% tahun-ke-tahun dan bulan-ke-bulan pada kuartal ketiga. Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe kembali mendorong harga pasar untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2022, dengan data terbaru tidak membenarkan langkah tersebut. Pasangan NZD/USD turun tipis 0,03% menjadi 0,6989. Pasangan USD/CNY turun tipis 0,05% ke 6,3886 dan pasangan GBP/USD turun tipis 0,07% ke 1,3418. Data AS yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel inti tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7% bulan ke bulan di bulan Oktober. Penjualan ritel juga tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7%. Namun, presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Selasa bahwa Fed harus “mengarah ke arah yang lebih hawkish” dalam persiapan untuk inflasi tinggi jangka panjang. “Ekonomi AS tampaknya telah melepaskan patch lunak varian Delta COVID-19 dan mendapatkan kembali momentum ke depan, meskipun dengan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung dan pembukaan kembali kemacetan,” kata analis Westpac dalam sebuah catatan, merekomendasikan untuk membeli indeks dolar pada setiap penurunan. ke level 95 rendah. :Komentar Hawkish dari Bullard, yang merupakan pemilih pada 2022, akan membuat pasar nyaman dengan harga kenaikan Fed pada tahun itu, sangat kontras dengan Eropa di mana langkah-langkah penekanan COVID-19 yang diperbarui sedang diterapkan.” Di seberang Atlantik, meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Eropa memicu kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi benua itu dari COVID-19. Jerman akan memberikan suara pada hari Kamis tentang langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengekang wabahnya setelah Austria memberlakukan penguncian pada orang-orang yang tidak divaksinasi awal pekan ini - RIFAN FINANCINDO Sumber : inforexnews.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Indeks spot Nikkei sebelumnya ditutup naik 0,11% menjadi 29.808,12. Indeks Topix yang lebih luas naik tipis 0,11% menjadi 2.050,83. Sedangkan indeks Nikkei berjangka bulan Desember 2021 naik 0,51% menjadi 29883.
Bursa Saham Jepang berakhir sedikit lebih tinggi pada hari Selasa, menghapus sebagian besar kenaikan awal karena kurangnya sentimen pergerakan pasar utama. Sebagai penggerak pasar hari ini, bursa Saham AS pada hari Selasa ditutup sedikit lebih tinggi, dengan S&P 500 membukukan tertinggi 1 minggu. Saham reli pada Selasa terbantu data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Jugadukungan bagi pasar saham setelah Presiden AS Biden dan Presiden China Xi Jinping mencapai kesepakatan mengenai penerbitan visa baru untuk jurnalis. Sementara itu komentar Hawkish pada hari Selasa dari Presiden Fed St. Louis Bullard adalah faktor bearish untuk saham. Indeks S&P 500 ditutup naik +0,39%, Indeks Dow Jones Industrials ditutup naik +0,15%, dan Indeks Nasdaq 100 ditutup naik +0,75%. Harga minyak ditutup bervariasi pada hari Selasa, karena prospek persediaan yang ketat di seluruh dunia diimbangi oleh perkiraan peningkatan produksi dalam beberapa bulan mendatang dan kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus corona di Eropa. Minyak mentah Brent naik 38 sen, atau 0,5%, menjadi $82,43 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 12 sen, atau 0,2%, menjadi $80,76 per barel. Dari data ekonomi Jepang, jika data Exports dan Imports Oktober Jepang terealisir turun akan menekan bursa Jepang. Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center indeks Nikkei berjangka hari ini melemah. Dan awal sesi dapat turun ke posisi 29670 dan jika turun akan meluncur ke S1 hingga S3. Namun jika kemudian berbalik arah, akan naik ke posisi 29792 dan jika terus naik akan menembus ke posisi R1 hingga R3 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : vibiznews.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |