0 Comments
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - EUR/USD tetap tertekan di sekitar 1.0845 dengan dolar AS tetap kuat dan Euro lemah. Setelah kemarin mengalami penurunan paling banyak dalam lima minggu, pasangan matauang EUR/USD berjuang untuk mendapatkan arah yang jelas pada jam perdagangan sesi Asia hari Jumat pagi.
EUR/USD mengalami penurunan pada hari Kamis dengan Euro melemah dan dolar AS membukukan hasil yang bervariasi. Kegagalan EUR/USD untuk bertahan di atas 1.0900 menunjukkan pasangan matauang ini telah kehilangan momentum bullish-nya. Pembuat kebijakan di European Central Bank (ECB) Robert Holzmann menyatakan bahwa tingkat bunga belum sampai kepada level yang tertinggi dan kenaikan tingkat bunga satu atau dua kali lagi masih mungkin. Namun, pasar memperkirakan pengetatan dari ECB sudah melemah, sehingga membebani matauang euro. Data inflasi dari zona euro tidak memberikan kejutan apa-apa. Sementara penjualan ritel Jerman menunjukkan penurunan pada bulan Juli. Sementara itu pada hari Kamis, dolar AS naik menghadapi rival – rivalnya. Setelah data dari AS menunjukkan bahwa inflasi PCE Inti naik ke 4.2% pada bulan Juli secara basis tahunan, sebagaimana dengan yang telah diperkirakan, dolar AS rebound dan menyebabkan pasangan matauang EUR/USD turun. Support & Resistance “Support” terdekat menunggu di 1.0825 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0815 dan kemudian 1.0800. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0865 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0890 dan kemudian 1.0930 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : vibiznews PT Rifan Financindo Berjangka - Dolar AS Selasa Melemah Setelah Data Lowongan Pekerjaan AS Menurun8/30/2023 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Dolar AS melemah pada hari Selasa setelah data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS turun pada bulan Juli, juga menantikan angka pasar tenaga kerja yang lebih komprehensif dalam laporan pekerjaan bulan Agustus minggu ini.
Yen Jepang juga menguat, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dalam 10 bulan. Pembukaan lapangan kerja, yang mengukur permintaan tenaga kerja, turun 338.000 menjadi 8,827 juta pada hari terakhir bulan Juli, level terendah sejak Maret 2021. Data tersebut telah meningkatkan keyakinan bahwa FOMC tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan 19-20 September mendatang. Data ekonomi AS telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi kenaikan suku bunga, namun investor tetap waspada terhadap tanda-tanda dampak lambat dari pengetatan moneter. Investor telah meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga, atau mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama karena bank tersebut berupaya menurunkan inflasi mendekati target 2% sementara pasar kerja tetap ketat. Pasar melihat peluang sebesar 87% bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya pada bulan depan, namun peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan November telah meningkat, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Kenaikan suku bunga di bulan November kini dipandang memiliki probabilitas sebesar 47%, turun dari 62% pada hari Senin, namun naik dari 46% pada minggu lalu. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan untuk meredam inflasi yang masih terlalu tinggi, namun ia juga berjanji akan mengambil tindakan dengan hati-hati pada pertemuan mendatang. Terhadap sejumlah mata uang, dolar turun 0,6% pada 103,44. Indeks dolar bertahan di level 104,44 yang dicapai pada hari Jumat, yang merupakan level tertinggi sejak 1 Juni. Pengeluaran konsumsi pribadi AS pada hari Kamis dan laporan pekerjaan bulan Agustus pada hari Jumat menjadi fokus minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah dan kekuatan perekonomian AS. Dolar sempat mencapai level tertinggi dalam hampir 10 bulan terhadap yen Jepang pada hari Selasa, sebelum melemah karena data pekerjaan. Bank of Japan tetap menjadi bank sentral yang berbeda di antara bank sentral global karena kebijakan moneternya yang longgar, meskipun bank tersebut perlahan-lahan mulai beralih dari pengendalian kurva imbal hasil. Dolar mencapai 147,37 yen, tertinggi sejak 7 November, dan terakhir di 145,79 yen, turun 0,52% hari ini. Para pedagang mengamati tanda-tanda intervensi pejabat Jepang untuk menopang mata uang yang melemah. Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang pada bulan September lalu ketika dolar naik melampaui 145 yen, mendorong Kementerian Keuangan untuk membeli yen dan mendorong pasangan tersebut kembali ke sekitar 140 yen. Data inflasi zona euro yang dirilis pada hari Kamis mungkin menjadi kunci untuk menentukan apakah Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan September, yang pada gilirannya dapat menentukan arah euro dalam jangka pendek. Euro naik 0,6% pada $1,0881. Harganya turun menjadi $1,07655 pada hari Jumat, terendah sejak 13 Juni. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, dolar AS akan mencermati data tenaga kerja AS seperti ADP Employment Change Agustus yang diindikasikan menurun. Jika terealisir menurun akan menekan dolar AS - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : investing PT RIFAN BANDUNG - Indeks dolar AS pada akhir pekan hari Jumat naik dan mencatat rekor tertinggi baru dalam 2-1/2 bulan, terdukung imbal hasil obligasi yang lebih tinggi setelah ekspektasi inflasi AS pada bulan Agustus di University of Michigan meningkat secara tak terduga, yang merupakan sikap hawkish terhadap kebijakan Fed.Indeks dolar AS berakhir naik 0,09% pada 104.08.
Secara mingguan Indeks dolar AS menguat 0,73%. Kenaikan dolar AS terbatas pada komentar dovish dari Ketua Fed Powell, yang mengisyaratkan jeda dalam kenaikan suku bunga Fed ketika dia mengatakan The Fed “akan melanjutkan dengan hati-hati” mengenai apakah akan menaikkan suku bunga lagi. Selain itu, revisi ke bawah yang tidak terduga pada indeks sentimen konsumen AS pada bulan Agustus di University of Michigan memberikan kesan bearish terhadap dolar. Berita ekonomi AS pada hari Jumat beragam untuk dolar. Di sisi bullish, ekspektasi inflasi 1 tahun AS dari Universitas Michigan untuk bulan Agustus naik menjadi 3,5%, lebih kuat dari ekspektasi tidak ada perubahan sebesar 3,3%. Selain itu, ekspektasi inflasi 5-10 tahun naik menjadi +3,0%, lebih kuat dibandingkan ekspektasi tidak adanya perubahan sebesar 2,9%. Di sisi negatifnya, indeks sentimen konsumen AS pada bulan Agustus dari University of Michigan direvisi turun -1,7 menjadi 69,5, lebih lemah dari ekspektasi tidak ada perubahan di 71,2. Komentar Fed pada hari Jumat beragam untuk dolar. Di sisi hawkish, Ketua Fed Powell mengatakan, “Meskipun inflasi telah turun dari puncaknya, namun inflasi masih terlalu tinggi dan kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang membatasi sampai kami yakin bahwa inflasi bergerak. secara berkelanjutan menuju tujuan 2% kami.” Selain itu, Presiden Fed Cleveland Mester mengatakan “kita mungkin masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan” karena inflasi inti masih terlalu tinggi dan para pembuat kebijakan harus “rajin” dalam upaya mereka untuk menurunkan inflasi pada jalur yang stabil hingga 2%. Di sisi yang dovish, Ketua Fed Powell mengatakan bahwa The Fed “akan melanjutkan dengan hati-hati” mengenai apakah akan menaikkan suku bunga lagi karena mungkin masih ada hambatan signifikan lebih lanjut dari kenaikan suku bunga di masa lalu. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati sentimen kenaikan suku bunga AS dan data ekonomi AS. Jika muncul sentimen hawkish kenaikan suku bunga dan data ekonomi positif, akan menguatkan dolar AS. Dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 104.65-104.87. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 103.72-103.34 - PT RIFAN Sumber : vibiznews Rifan Financindo Berjangka - Lonjakan Saham Wall Street Karena Laporan Nvidia Berakhir Merah8/25/2023 RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berpotensi meningkat pada perdagangan hari ini, Kamis (24/8/2023) di tengah sentimen The Fed yang kurang hawkish terhadap kenaikan suku bunga lanjutan. Harga emas spot (XAUUSD) melesat US$18 ke US$ 1.915,31 per troy ons pada perdagangan Rabu (23/8/2023), sekaligus membukukan kenaikan tiga hari beruntun. Harga emas juga mencapai level tertinggi dalam dua pekan terakhir setelah aktivitas manufaktur dan jasa Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan, mengutip laporan Monex Investindo Futures.
Data yang dirilis kemarin menunjukkan aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers’ index (PMI) pada Agustus turun menjadi 47 dari bulan sebelumnya 49, dan mematahkan forecast kenaikan di Trading Central menjadi 49,5. Sementara itu PMI jasa dilaporkan sebesar 51, lebih rendah dari Juli 52,3 dan di bawah forecast 52. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya adalah kontraksi, sementara di atas 50 artinya ekspansi. Perlambatan ekspansi sektor jasa memberikan dampak yang cukup besar, sebab berkontribusi lebih dari 70 persen terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Hal ini tentunya menguatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini. Imbal hasil (yield) obligasi AS atau Treasury tenor 10 tahun pun anjlok hingga ke 4,198 persen, dibandingkan penutupan perdagangan Selasa di 4,328 persen atau di dekat level tertinggi sejak November 2007. "Tingginya yield Treasury sebelumnya membuat emas menjadi tidak menarik. Namun, kini yield Treasury mulai menurun dan tentunya membuat emas kembali dilirik," papar Monex dalam laporan risetnya - RIFAN FINANCINDO Sumber : bisnis.com Harga emas berhasil mempertahankan pemulihannya dari kerendahan lima bulan, naik menembus $1,900, diperdagangkan di sekitar $1,905 pada awal hari Rabu.Emas menarik pembeli yang membeli dari harga di bawah pada hari Rabu pagi meskipun mandek setelah berhasil naik ke area $1,905 di ketinggian beberapa hari.
Sedikit melemahnya dolar AS dan turunnya yields obligasi treasury AS mendukung naik harga emas. Yields obligasi pemerintah AS benchmark 10 tahun turun setelah naik ke ketinggian hampir 16 tahun pada hari Selasa dan memicu aksi ambil untung terhadap dolar AS sehingga indeks dolar AS turun. Indeks dolar AS turun 0.11% ke 103.367. Melemahnya dolar AS memberikan keuntungan terhadap harga emas yang berdenominasikan dolar AS. Terlepas dari ini, keprihatinan mengenai memburuknya kondisi ekonomi di Cina memberikan dukungan naik tambahan terhadap kenaikan harga emas yang safe – haven. Ketakutan akan kekacauan real-estate dan krisis hutang Cina membuat, bank sentral Cina, People’s Bank of China (PBoC), memangkas Loan Prime Rate (LPR) dengan margin yang lebih kecil daripada yang diperkirakan, pada hari Senin. Otoritas pemerintah Cina mengatakan pada hari Minggu bahwa Cina akan mengatur dukungan keuangan untuk menghilangkan kekuatiran hutang pemerintah lokal. Namun, kurangnya perkembangan mengenai langkah – langkah stimulus menambah keprihatinan akan kondisi perekonomian Cina. Meskipun demikian, para trader emas menahan diri untuk menempatkan pertaruhan yang agresif menjelang Simposium Jackson Hole. Investor akan mengamati dengan seksama komentar dari ketua the Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk yang baru mengenai kenaikan tingkat bunga yang akan datang meskipun semakin meningkat kepercayaan bahwa the Fed akan berhenti menaikkan tingkat bunga sejenak pada bulan September. Support & Resistance “Support” terdekat menunggu di $1,889 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,881 dan kemudian $1,874. “Resistance” terdekat menunggu di $1,910 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,918 dan kemudian $1,925 Harga emas akhirnya menguat setelah ambruk lima hari ini. Kendati demikian, emas masih bergerak di level terlemahnya dalam lima bulan terkahir.
Harga emas di pasar spot pada perdagangan Senin (21/8/2023) ditutup di posisi YS$ 1.893,95 per troy ons. Harganya menguat 0,30%. Penguatan ini mengakhiri derita panjang emas yang anjlok selama lima hari sebelumnya. Selama lima hari tersebut, harga emas ambruk 1,3%. Harga emas juga masih menguat pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (22/8/2023) pukul 06:23 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.895,31 per troy ons atau menguat 0,07%. Meski menguat, pergerakan emas saat ini masih berada di level terendahnya sejak pertengahan Maret 2023 atau lima bulan terakhir. Menguatnya emas menjadi kabar baik setelah emas babak belur pekan lalu. Analis dari KItco, Jim Wyckoff, menjelaskan penguatan emas menandai jika minat investor untuk membeli sang logam mulia belum pudar. Namun, investor masih ragu-ragu membeli emas karena ada potensi kenaikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Kami melihat ada ketertarikan investor membeli emas di level seperti saat ini tetapi pembelian masih terbatas karena kondisi market yang bearish," tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters. Menurutnya, investor memilih untuk menunggu pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell akhir pekan ini. Powell, akan menghadiri Simposium Ekonomi Jackson Hole, di Wyoming, selama tiga hari, yang diselenggarakan setiap tahun oleh The Fed wilayah Kansas City sejak 1981. Simposium Jackson Hole adalah acara di mana para gubernur bank sentral, menteri keuangan, ekonom, dan akademisi dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas masalah ekonomi yang paling mendesak saat ini. Powell akan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi pada Jumat (25/8) di Jackson Hole. Dia akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga. Pelaku pasar memperkirakan pernyataan The Fed akan lebih condong ke hawkish. Jika memang iya maka harga emas bisa terus tertekan," imbuhnya. Masih lesunya emas juga disebabkan proyeksi melandainya permintaan dari India dan China. Permintaan tinggi emas China bersifat sementara karena dipicu kekhawatiran ekonomi. Permintaan tersebut akan kembali turun dengan cepat. Ada proyeksi melemahnya permintaan dari India dan China karena faktor musiman. Ini akan menekan emas dalam jangka pendek," tutur analis Bank of America kepada Reuters. Sumber : cnbcindonesia |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |