PT RIFAN BANDUNG - Indeks dolar AS pada akhir pekan hari Jumat naik dan mencatat rekor tertinggi baru dalam 2-1/2 bulan, terdukung imbal hasil obligasi yang lebih tinggi setelah ekspektasi inflasi AS pada bulan Agustus di University of Michigan meningkat secara tak terduga, yang merupakan sikap hawkish terhadap kebijakan Fed.Indeks dolar AS berakhir naik 0,09% pada 104.08.
Secara mingguan Indeks dolar AS menguat 0,73%. Kenaikan dolar AS terbatas pada komentar dovish dari Ketua Fed Powell, yang mengisyaratkan jeda dalam kenaikan suku bunga Fed ketika dia mengatakan The Fed “akan melanjutkan dengan hati-hati” mengenai apakah akan menaikkan suku bunga lagi. Selain itu, revisi ke bawah yang tidak terduga pada indeks sentimen konsumen AS pada bulan Agustus di University of Michigan memberikan kesan bearish terhadap dolar. Berita ekonomi AS pada hari Jumat beragam untuk dolar. Di sisi bullish, ekspektasi inflasi 1 tahun AS dari Universitas Michigan untuk bulan Agustus naik menjadi 3,5%, lebih kuat dari ekspektasi tidak ada perubahan sebesar 3,3%. Selain itu, ekspektasi inflasi 5-10 tahun naik menjadi +3,0%, lebih kuat dibandingkan ekspektasi tidak adanya perubahan sebesar 2,9%. Di sisi negatifnya, indeks sentimen konsumen AS pada bulan Agustus dari University of Michigan direvisi turun -1,7 menjadi 69,5, lebih lemah dari ekspektasi tidak ada perubahan di 71,2. Komentar Fed pada hari Jumat beragam untuk dolar. Di sisi hawkish, Ketua Fed Powell mengatakan, “Meskipun inflasi telah turun dari puncaknya, namun inflasi masih terlalu tinggi dan kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang membatasi sampai kami yakin bahwa inflasi bergerak. secara berkelanjutan menuju tujuan 2% kami.” Selain itu, Presiden Fed Cleveland Mester mengatakan “kita mungkin masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan” karena inflasi inti masih terlalu tinggi dan para pembuat kebijakan harus “rajin” dalam upaya mereka untuk menurunkan inflasi pada jalur yang stabil hingga 2%. Di sisi yang dovish, Ketua Fed Powell mengatakan bahwa The Fed “akan melanjutkan dengan hati-hati” mengenai apakah akan menaikkan suku bunga lagi karena mungkin masih ada hambatan signifikan lebih lanjut dari kenaikan suku bunga di masa lalu. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati sentimen kenaikan suku bunga AS dan data ekonomi AS. Jika muncul sentimen hawkish kenaikan suku bunga dan data ekonomi positif, akan menguatkan dolar AS. Dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 104.65-104.87. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 103.72-103.34 - PT RIFAN Sumber : vibiznews
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |