RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa saham Asia ramai-ramai menguat hari ini, kecuali China. Pencapaian ini cukup impresif karena sebelumnya bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir merah.
berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning, Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,23%. Sedangkan S&P 500 berkurang 0,13%. Namun investor di Asia menolak menyerah. Aset-aset berisiko tetap menjadi buruan. Kabar seputar vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membawa optimisme. Otoritas pengawas obat dan makanan AS (US Food and Drug Authority/FDA) telah melakukan pemungutan suara untuk menentukan nasib vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Hasilnya 17 anggota komite menyatakan manfaat vaksin jauh lebih besar ketimbang risikonya, hanya empat yang bilang sebaliknya. Ada satu anggota yang abstain. Dengan keputusan ini, maka izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) kemungkinan akan terbit dalam waktu dekat. AS akan segera menyusul "Ini adalah momentum yang bersejarah. Vaksin adalah solusi terbaik untuk keluar dari segala kesulitan yang kita hadapi saat ini," kata Eric Dickson, Chief Executive UMass Memorial Health Care, sebagaimana dikutip dari Reuters. Vaksin akan membuat tubuh memiliki kekebalan dalam menangkal virus corona. Ketika sebagian besar populasi sudah menerima vaksinasi, akan tercipta kekebalan kolektif (herd immunity). Virus corona tidak punya ruang gerak lagi, sehingga rantai penularan bakal terputus. Masyarakat akan kembali merasa aman dan nyaman beraktivitas di luar rumah, roda ekonomi berputar lagi, selamat tinggal resesi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis. Dolar AS yang sedang bangkit dari keterpurukan, serta penjualan ritel Indonesia yang merosot memberikan tekanan bagi rupiah.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.070/US$, sayangnya level tersebut sekaligus menjadi yang terkuat hari ini. Setelahnya, rupiah berbalik tetapi tidak lama berbalik melemah ke 0,17% ke Rp 14.105/US$, dan tidak pernah lagi masuk ke zona hijau hingga penutupan perdagangan. Posisi rupiah sedikit membaik, di akhir perdagangan berada di level Rp 14.090/US$, melemah 0,07% di pasar spot. Selain rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga tumbang, menjadi indikasi bangkitnya dolar AS. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,33%. Sementara itu, peso Filipina menjadi yang terbaik hari ini dengan menguat 0,29%, disusul dolar Taiwan 0,15% dan ringgit Malaysia 0,07%. Sementara mata uang lainnya melemah. Indeks dolar AS kemarin menguat 0,13% ke 91,087, penyebabnya perundingan stimulus fiskal di AS yang masih belum ada titik terang hingga saat ini. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini bahkan sudah menguat 3 hari beruntun meski tipis-tipis. Total penguatan selama periode tersebut sebesar 0,43%, setelah merosot 1,2% pada pekan lalu dan menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Rupiah sudah mulai terbebani sejak pekan lalu akibat penambahan jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang mencetak rekor tertinggi di atas 8.000 per hari, dan setelahnya beberapa kali di atas 6.000 kasus, termasuk Rabu kemarin. Pelaku pasar juga was-was akan adanya lonjakan kasus, sebab kemarin diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berisiko menimbulkan kerumunan baru. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Oktober 2020 berada di 183,5. Ambles 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY), lebih dalam ketimbang penurunan September 2020 yang 8,7% YoY Penurunan tersebut terjadi pada mayoritas kelompok yang dipantau seperti makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat kontraksi 5,6% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,1% YoY. Kemudian terjadi penurunan kinerja kelompok peralatan komunikasi dan informasi serta kelompok barang lainnya dari semula masing-masing 22,2% YoY dan 51,8% YoY pada September 2020 menjadi 30,9% YoY dan 53,5% YoY. Untuk November 2020, BI memperkirakan penjualan ritel terkontraksi (tumbuh negatif) lebih dalam lagi yakni 15,7% YoY. Terutama disebabkan penurunan penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi. Selasa lalu BI yang melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode November 2020 sebesar 92. Naik tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 79. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik start. Jika masih di bawah 100, maka artinya konsumen belum optimistis dalam memandang situasi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan. Jadi sampai bulan lalu, konsumen Tanah Air belum percaya diri, tetapi sudah jauh membaik ketimbang bulan Oktober - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia melonjak lebih dari 1 persen karena didukung ekspektasi stimulus fiskal terbaru di Amerika Serikat. Harga emas di pasar spot menguat 1,3 persen menjadi 1.860,49 dolar AS per ounce setelah melesat ke level tertingginya sejak 23 November di 1.868,25 dolar AS per ounce. Sementara itu, emas berjangka patokan Amerika ditutup melejit 1,4 persen menjadi 1.866 dolar AS per ounce. "Rencana stimulus tersebut membantu menstabilkan pasar emas karena lebih banyak uang yang dipompa ke dalam sistem keuangan menyebabkan inflasi," kata analis Kitco Metals, Jim Wyckoff. Parlemen Amerika berupaya menuntaskan kesepakatan tentang bantuan virus corona yang lama ditunggu-tunggu dengan RUU senilai 908 miliar dolar AS. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat dihasilkan dari langkah-langkah stimulus besar-besaran yang dikucurkan pada 2020, meningkat lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini. "Ini adalah periode yang kuat secara musiman bagi harga emas dan kita baru saja melalui peristiwa kapitalisasi, di mana banyak weaker hand (pedagang dan investor yang kurang yakin dalam strategi mereka atau tidak memiliki sumber daya untuk melaksanakannya) di emas terguncang keluar dari pasar," kata Daniel Ghali, analis TD Securities. Emas pulih lebih dari 5 persen sejak merosot ke level terendahnya dalam lima bulan terakhir hingga 30 November dan menandai bulan terburuk dalam empat tahun, tertekan oleh harapan pemulihan ekonomi yang dipicu kehadiran vaksin Covid-19. Sementara itu, Inggris ditetapkan menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech pekan ini. Logam lainnya, platinum merosot 2,1 persen menjadi 1.031,92 dolar AS per ounce, setelah sebelumnya anjlok sebanyaknya 4,8 persen. Perak melonjak 1,5 persen menjadi 24,53 dolar AS per ounce dan paladium turun 0,3 persen menjadi 2.336,13 dolar AS per ounce. Suara.com PT RIFAN BANDUNG - Indonesia sudah mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19). Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung mengumumkan kedatangan vaksin corona pada Minggu (6/12/2020) malam.
Vaksin tersebut dibeli dari perusahaan China, Sinovac, sebanyak 1,2 juta dosis. Presiden menyampaikan penggunaan vaksin ini menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini adalah salah satu dari tiga vaksin utama yang tengah dikembangkan China. Lalu bagaimana dengan vaksin di beberapa negara ASEAN lainnya? Berikut kebijakan negara-negara tetangga mengenai vaksin Covid-19 yang diambil dari pelbagai sumber. Menteri kesehatan Brunei Darussalam, YB Dato Seri Setia Dr Hj Md Isham Hj Jaafar, mengatakan ada "kemungkinan bagus" bahwa negara ini akan mendapatkan vaksin Covid-19 pada kuartal pertama 2021 setelah penandatanganan COVAX, rencana akses vaksin yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam jumpa pers pada akhir November, YB Dato Seri Setia mengatakan perjanjian tersebut akan menjamin cakupan vaksin untuk 50 persen populasi Brunei. Dia mengatakan pemerintah sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi 20% lainnya secara langsung melalui agen atau perusahaan farmasi. "Ada kemungkinan bagus bahwa kami akan mendapatkan vaksin pada kuartal pertama 2021, tetapi itu juga tergantung pada logistik distribusi global, mungkin perlu beberapa saat," katanya, dikutip dari The Scoop. Filipina mengamankan 2,6 juta dosis vaksin Covid-19 dari AstraZeneca menurut pejabat senior pada Jumat (27/11/2020) lalu. Pasokan ini, yang akan dibayar oleh sektor swasta, akan menyuntik lebih dari 1 juta orang Filipina, kata Jose Concepcion, seorang penasihat bisnis pemerintah yang mewakili sektor swasta - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Peneliti menyatakan bahwa angka kematian akibat virus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) masih akan meningkat tajam hingga dua kali lipat pada April 2021, meski vaksin sudah ditemukan.
Dikutip dari CNBC International, Direktur Institute of Health Metric and Evaluation (IHME) Christopher Murray, menyatakan bahwa masih ada banyak hambatan untuk menekan angka kematian. Menurut perhitungannya, vaksin hanya mengurangi jumlah kematian sebanyak 9.000 sebelum 1 April 2021 sedangkan peluncuran vaksin yang cepat yang menargetkan individu berisiko tinggi dapat menyelamatkan 14.000 lebih banyak nyawa. Sehingga, ia menambahkan AS diperkirakan mengalami 539.000 kematian kumulatif pada April mendatang. Peningkatan vaksinasi secara massal pada 2021 berarti kita memiliki jalan kembali ke kehidupan normal, tetapi masih ada beberapa bulan yang sulit ke depan," kata Murray dalam sebuah pernyataan dikutip Senin. Kita harus waspada dalam melindungi diri kita sendiri setidaknya hingga April, ketika, seperti yang ditunjukkan proyeksi kami, vaksin akan mulai berdampak. Peneliti tersebut juga mengatakan bahwa meningkatkan pemakaian masker hingga 95% dapat menyelamatkan 66.000 nyawa pada 1 April. Ia mendesak negara bagian untuk menerapkan mandat untuk mengurangi penyebaran dan mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan, Apalagi dengan munculnya musim dingin yang menguatkan masa inkubasi virus. "Terutama di Belahan Bumi Utara, sangat penting bagi pemerintah untuk memaksakan atau menerapkan kembali mandat yang membatasi pertemuan dan memerlukan masker," katanya. "Di mana gelombang musim dingin mendorong lonjakan infeksi, akan ada banyak orang yang masih dapat terinfeksi dan mungkin meninggal sebelum vaksin diluncurkan sepenuhnya. AS memasuki fase baru pandemi yang mengganas ketika infeksi menyebar ke seluruh negeri dan rumah sakit menangani sejumlah rekor pasien sejak dimulainya pandemi. Negara itu melaporkan lebih dari 227.800 kasus Covid-19 Jumat, rekor sejak pandemi dimulai. Menurut data Johns Hopkins, 2.600 orang meninggal - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga logam mulia emas pagi hari ini Kamis mengalami koreksi usai dua hari beruntun melesat dan membuatnya kembali ke level di atas US$ 1.800/troy ons.
Pada 08.50 WIB, harga logam kuning tersebut di arena pasar spot turun 0,17% ke US$ 1.827,86/troy ons. Pada Selasa dan Rabu, harga emas ditutup dengan apresiasi dan berhasil menghantarkannya ke level US$ 1.831/troy ons pada penutupan kemarin. Dolar AS yang kian ambles dan tak berharga menjadi salah satu pemicu utama reli harga emas. Indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback terhadap mata uang lainnya telah melorot 3% dalam sebulan terakhir. Indeks dolar kini berada di level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Dolar dan emas memiliki korelasi negatif kuat. Artinya ketika dolar melemah emas cenderung menguat. Ini yang membuat harga emas rebound pasca longsor karena dipicu oleh sentimen positif perkembangan vaksin Covid-19. Bulan November memang jadi bulan pesakitan bagi emas. Harga bullion drop 5,37% dalam sebulan setelah prospek yang menjanjikan perkembangan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca menjadi berita paling hangat diperbincangkan. Bahkan Inggris telah merestui penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer dan BioNTech. Namun fundamental emas memang belum berubah. Dolar AS yang tertekan, imbal hasil riil yang negatif membuat biaya peluang memegang aset tak produktif seperti emas menjadi rendah. Di sisi lain kabar stimulus fiskal jilid II AS juga turut menekan greenback. Kini ada tiga proposal yang sedang dipertimbangkan. Salah satunya adalah paket bantuan bipartisan senilai US$ 908 miliar. Proposal ini sedang dipertimbangkan dalam hubungannya dengan dua proposal partisan. Salah satunya diajukan oleh McConnell sebagai tawaran Gedung Putih, dan terakhir proposal Demokrat yang didukung oleh Ketua DPR Nancy Pelosi dan Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer. Saat ini, baik Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua Fed Jerome Powell mendukung proposal bipartisan. Ketua Powell yang berbicara di sidang komite perbankan Senat berkata, "Saya berharap dapat meninjau bersama Anda keseluruhan paket. Saya pikir lebih banyak respons fiskal diperlukan." ungkapnya melansir Kitco News. Rebound emas kali ini juga menyisakan tanda tanya. Apakah reli emas akan berlanjut? Emas telah menjadi cahaya yang bersinar, dengan harga ditutup di atas EMA 5 hari untuk pertama kalinya sejak 11 November. Pertanyaannya adalah apakah harga dapat ke US$ 1.848 dan breakout rendah sebelumnya? Itulah level yang harus dicapai untuk menilai apakah ini lebih dari sekadar reli short-covering dan oversold. TD Securities melihat peluang emas untuk terus naik hingga akhir tahun ke US$ 2.000/troy ons pada tahun 2021 sehubungan dengan ekspektasi inflasi. Mengingat suku bunga riil belum berhasil naik lebih jauh, sementara dolar terus mencetak posisi terendah baru dan Fed mengeluarkan nada akomodatif, kami memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi yang berkelanjutan akan sekali lagi memicu minat investasi dalam emas sebagai aset lindung nilai inflasi, kata TD Securities. Ini bisa menjadi peluang bullish untuk logam kuning saat kita menuju ke FOMC Desember, di mana kami berharap bahwa Fed akan melonggarkan dengan memperpanjang periode jatuh tempo rata-rata tertimbang dari pembelian Treasury-nya - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia menguat cukup tajam di perdagangan sesi Eropa Selasa, setelah ambrol tajam sejak pekan lalu. Dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah, mampu membawa harga emas mendekati lagi level US$ 1.800/troy ons.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 17:40 WIB emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.797,3/troy ons, melesat 1,14% di pasar spot. Sepanjang pekan lalu, emas dunia ambrol 4,4%, sementara kemarin 0,62%, dan menyentuh level terendah dalam 4 bulan terakhir. Posisi tersebut tentunya membuat pelaku pasar melihat harga emas cukup murah, khususnya yang memproyeksikan harga emas akan kembali menguat. Khusus untuk pekan ini, harga emas para analis di Wall Street memproyeksikan emas akan bearish (tren turun), tetapi investor ritel justru memberikan outlook bullish (tren naik) Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco terhadap para analis di Wall Street. Dari 15 analis yang berpartisipasi, sebanyak 8 analis atau 53% memberikan outlook bearish, 6 orang atau 40% memberikan outlook bullish dan sisanya netral. Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street menunjukkan sebanyak 48% dari 1.270 partisipan memberikan outlook bullish, 33% bearish, dan 21% netral. Artinya, masih banyak investor ritel yang melihat emas masih akan kembali menguat. Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Option LLC, menjadi salah satu analis yang memprediksi emas masih akan kembali menguat. "Saya tidak setuju penguatan tajam emas yang terjadi di tahun ini akibat pandemi. Menurut saya emas menguat karena respon (pemerintah dan bank sentral) terhadap pandemi. Paket stimulus, devaluasi dolar AS, suku bunga rendah, hal itulah yang membawa emas mencetak rekor tertinggi (di bulan Agustus). Saya pikir faktor-faktor itu masih ada hingga saat ini," kata Grady sebagaimana dilansir Kitco, Jumat. Dolar AS hari ini kembali melemah, tercermin dari penurunan indeksnya yang masih berada di dekat level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS turun 0,12% ke 91,763. Meski masih diprediksi kembali menguat, tetapi Grady kini tidak lagi melihat harga emas akan kembali ke atas US$ 2.000/troy ons di penghujung tahun ini. Grady menyatakan emas akan mengakhiri tahun 2020 di bawah US$ 1.900/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - China saat ini banyak mendapat kritik internasional mengenai penanganan pandemi Covid-19 di awal-awal masa pandemi. Beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan negara lainnya mengklaim bahwa China selalu saja memberikan informasi yang tidak transparan dan ditutup tutupi.
Dalam menanggapi klaim tersebut, Beijing selalu melontarkan bantahan bahwa Wuhan bukanlah tempat awal lahirnya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan kelumpuhan aktivitas global itu sambil mengklaim dapat mengendalikan penyebaran virus itu dengan rilis yang menyatakan bahwa angka kematian dan infeksi cukup rendah. Beberapa waktu lalu, ilmuwan China menguatkan klaim negeri Panda itu dengan mengadakan penelitian yang menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 atau virus corona lahir di wilayah anak benua Asia, meliputi India dan Bangladesh. Hal ini mendapatkan bantahan keras dari beberapa peneliti India. Baru-baru ini, muncul sebuah laporan rahasia yang dirilis kepada CNN International. Dalam laporan itu dituliskan beberapa "dosa" China pada awal-awal pandemi Covid-19 ini menyerang serta kebenaran dibalik data infeksi dan kematian. Meski begitu, laporan ini belum mendapat komentar dari pemerintah China. Walau dalam Buku Putih yang keluar Juni lalu, Beijing telah menegaskan telah setransparan mungkin ke publik dalam penanganan virus. Berikut ini 5 faktanya menurut dokumen tersebut: 1. Ledakan kasus influenza sebelum Covid menyerang. Selasa, 1 Desember, menandai satu tahun sejak pasien pertama yang diketahui menunjukkan gejala penyakit di ibu kota provinsi Hubei, Wuhan, menurut sebuah studi utama di jurnal medis Lancet. Pada saat yang sama ketika virus diyakini pertama kali muncul, dokumen menunjukkan krisis kesehatan lain sedang berlangsung, di mana Hubei sedang menghadapi wabah influenza yang signifikan. Ini menyebabkan kasus meningkat hingga 20 kali lipat dari tingkat yang tercatat tahun sebelumnya, dokumen menunjukkan, menempatkan tingkat stres tambahan yang sangat besar pada sistem perawatan kesehatan yang sudah meregang. "Epidemi" influenza sebagaimana dicatat para pejabat dalam dokumen itu, tidak hanya terjadi di Wuhan pada bulan Desember, tetapi yang terbesar di kota-kota tetangga seperti Yichang dan Xianning. Masih belum jelas apa dampak atau hubungan lonjakan influenza itu pada wabah Covid-19. Dan meskipun tidak ada saran dalam dokumen bahwa kedua krisis paralel tersebut terkait, informasi mengenai besarnya lonjakan influenza di Hubei masih belum dipublikasikan. 2. China memoles data Covid-19 Pada 10 Februari, ketika China melaporkan 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi secara nasional, dokumen tersebut menunjukkan Hubei sebenarnya mengedarkan total 5.918 kasus yang baru dilaporkan. Angka tersebut dibagi menjadi beberapa subkategori memberikan wawasan tentang cakupan penuh metodologi diagnosis Hubei pada saat itu. "Kasus yang dikonfirmasi" berjumlah 2.345, "kasus yang terdiagnosis secara klinis" 1.772, dan "kasus yang dicurigai" 1.796. Sementara itu pada 7 Maret terjadi kembali laporan yang menurut dokumen itu berbeda. Pada 7 Maret, total korban tewas di Hubei sejak awal wabah diberitakan mencapai 2.986, tetapi dalam laporan internal terdaftar sebagai 3.456, termasuk 2.675 kematian yang dikonfirmasi, 647 kematian yang "didiagnosis secara klinis", dan 126 kematian yang "dicurigai". 3. Tes yang tidak akurat Uji virus Covid-19 dilakukan dengan tidak akurat sejak awal, kata dokumen itu, dan menyebabkan sistem pelaporan dengan penundaan selama berminggu-minggu dalam mendiagnosis kasus baru. Para ahli mengatakan itu berarti sebagian besar angka harian yang menginformasikan tanggapan pemerintah berisiko tidak akurat atau tanggal. Pada 10 Januari, salah satu dokumen mengungkapkan bagaimana selama audit fasilitas pengujian, para pejabat melaporkan bahwa alat pengujian SARS yang digunakan untuk mendiagnosis virus baru tidak efektif dan secara teratur memberikan hasil negatif palsu. Ini juga menunjukkan bahwa tingkat peralatan pelindung pribadi yang buruk berarti bahwa sampel virus harus dibuat tidak aktif sebelum pengujian. Tingkat negatif palsu yang tinggi mengungkap serangkaian masalah yang membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk diperbaiki China. Menurut laporan di media pemerintah China pada awal Februari, ahli kesehatan Hubei telah menyatakan frustasi dengan keakuratan tes asam nukleat. Tes asam nukleat bekerja dengan mendeteksi kode genetik virus, dan dianggap lebih efektif dalam mendeteksi infeksi, terutama pada tahap awal. Selain itu pada awal Februari, laboratorium di Hubei memiliki kapasitas pengujian lebih dari 10.000 orang setiap hari, menurut laporan media pemerintah. Untuk mengatasi volume yang tinggi, petugas memutuskan untuk mulai memasukkan metode diagnosis klinis lainnya, seperti CT scan. Hal ini menyebabkan terciptanya kategori yang disebut secara internal sebagai "kasus yang didiagnosis secara klinis". Baru pada pertengahan Februari kasus yang didiagnosis secara klinis ditambahkan ke jumlah kasus yang dikonfirmasi. 4. Kurangnya kesiagaan dan pendanaan Kurangnya kesiapsiagaan tercermin di seluruh dokumen, bagian yang sangat penting dalam penilaian internal mereka terhadap dukungan pemerintah untuk operasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Hubei. Laporan tersebut mencirikan CDC Hubei kekurangan dana, tidak memiliki peralatan pengujian yang tepat, dan dengan staf yang tidak termotivasi yang sering merasa diabaikan dalam birokrasi China yang luas. Dokumen tersebut termasuk audit internal, yang menurut analisis forensik ditulis pada Oktober 2019, sebelum pandemi dimulai. Lebih dari sebulan sebelum kasus pertama diyakini telah muncul, tinjauan tersebut terus mendesak otoritas kesehatan untuk "dengan cermat menemukan hubungan yang lemah dalam pekerjaan pengendalian penyakit, secara aktif menganalisis dan menebus kekurangannya." Laporan internal CDC mengeluhkan tidak adanya pendanaan operasional dari pemerintah provinsi Hubei dan mencatat anggaran kepegawaian kurang dari 29% dari target tahunannya. Hal ini membuat petugas medis "kelabakan" pada saat jumlah kasus meledak. 5. Penanganan yang kejam Pada akhir Desember, seorang dokter muda bernama Li Wenliang di salah satu rumah sakit utama Wuhan, termasuk di antara petugas medis lainnya yang dipanggil oleh otoritas setempat dan kemudian menerima "teguran" resmi dari polisi karena berusaha meningkatkan peringatan tentang potensi "mirip SARS" virus. Media pemerintah melaporkan hukuman mereka dan memperingatkan publik agar tidak menyebarkan rumor. Li, 34, kemudian terjangkit penyakit itu. Kondisinya dengan cepat memburuk dan pada pagi hari tanggal 7 Februari dia meninggal, mengakibatkan tingkat kemarahan dan kemarahan yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya di seluruh daratan China yang disensor dengan ketat. Tidak jelas sejauh mana pemerintah pusat mengetahui tindakan yang terjadi di Hubei pada saat itu, atau berapa banyak informasi yang dibagikan dan dengan siapa. Dokumen tersebut tidak memberikan indikasi bahwa pihak berwenang di Beijing mengarahkan proses pengambilan keputusan lokal - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |