PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia menguat cukup tajam di perdagangan sesi Eropa Selasa, setelah ambrol tajam sejak pekan lalu. Dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah, mampu membawa harga emas mendekati lagi level US$ 1.800/troy ons.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 17:40 WIB emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.797,3/troy ons, melesat 1,14% di pasar spot. Sepanjang pekan lalu, emas dunia ambrol 4,4%, sementara kemarin 0,62%, dan menyentuh level terendah dalam 4 bulan terakhir. Posisi tersebut tentunya membuat pelaku pasar melihat harga emas cukup murah, khususnya yang memproyeksikan harga emas akan kembali menguat. Khusus untuk pekan ini, harga emas para analis di Wall Street memproyeksikan emas akan bearish (tren turun), tetapi investor ritel justru memberikan outlook bullish (tren naik) Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco terhadap para analis di Wall Street. Dari 15 analis yang berpartisipasi, sebanyak 8 analis atau 53% memberikan outlook bearish, 6 orang atau 40% memberikan outlook bullish dan sisanya netral. Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street menunjukkan sebanyak 48% dari 1.270 partisipan memberikan outlook bullish, 33% bearish, dan 21% netral. Artinya, masih banyak investor ritel yang melihat emas masih akan kembali menguat. Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Option LLC, menjadi salah satu analis yang memprediksi emas masih akan kembali menguat. "Saya tidak setuju penguatan tajam emas yang terjadi di tahun ini akibat pandemi. Menurut saya emas menguat karena respon (pemerintah dan bank sentral) terhadap pandemi. Paket stimulus, devaluasi dolar AS, suku bunga rendah, hal itulah yang membawa emas mencetak rekor tertinggi (di bulan Agustus). Saya pikir faktor-faktor itu masih ada hingga saat ini," kata Grady sebagaimana dilansir Kitco, Jumat. Dolar AS hari ini kembali melemah, tercermin dari penurunan indeksnya yang masih berada di dekat level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS turun 0,12% ke 91,763. Meski masih diprediksi kembali menguat, tetapi Grady kini tidak lagi melihat harga emas akan kembali ke atas US$ 2.000/troy ons di penghujung tahun ini. Grady menyatakan emas akan mengakhiri tahun 2020 di bawah US$ 1.900/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |