PT RIFAN BANDUNG - Bursa Asia ditutup berjatuhan pada perdagangan Senin (3/5/2021), seiring kembali meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) di sebagian negara Asia yang menimbulkan kekhawatiran atas pemberlakuan kembali pembatasan wilayah (lockdown) dan pemulihan ekonomi akan terganggu.
Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambles 1,28% ke level 28.357,54, indeks Straits Times Singapura ambruk 1,04% ke 3.184,76, KOSPI Korea Selatan melemah 0,66% ke 3.127,20, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,72% ke 5.952,59. Sedangkan untuk pasar saham Jepang dan China hari ini ditutup karena sedang libur nasional di kedua negara tersebut. Liburnya dua bursa saham utama tersebut membuat sentimen positif yang datang hari ini cenderung minim, sehingga investor kurang bergairah untuk berinvestasi di pasar saham. Investor bahkan tidak tertarik untuk berburu barang murah ketika pasar seperti Jepang dan China sedang liburan," kata Steven Leung, Direktur penjualan di UOB Kay Hian Sekuritas, dikutip dari Reuters. Perkembangan pandemi virus Covid-19 di Asia masih menjadi perhatian pelaku pasar Asia hingga saat ini. Di Singapura, pemerintah setempat akan memperketat kegiatan sosial setelah otoritas kesehatan Singapura melaporkan kenaikan kasus baru pada akhir pekan lalu. Sedangkan di Hong Kong, Otoritas Moneter setempat mengatakan bahwa vaksinasi yang lambat di Hong Kong dapat menghambat daya saingnya sebagai pusat bisnis. Sementara di India, pandemi Covid-19 kian memprihatinkan dan India terus melawan gelombang kedua Covid-19, di mana pada akhir pekan lalu, lebih dari 400.000 kasus baru tercatat. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 30 April 2021 adalah 18.762.976 orang. Bertambah 386.452 orang dari hari sebelumnya. Tambahan kasus harian itu adalah yang tertinggi sejak virus corona mewabah di India. Tidak cuma itu, jumlah pasien bertambah 386.452 orang dalam sehari juga menjadi rekor dunia, belum pernah terjadi di tempat lain. Dari data ekonomi di Asia, Korea Selatan (Korsel) telah merilis data aktivitas manufaktur yang tercermin pada indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) versi Markit periode April 2021. IHS Markit melaporkan PMI Manufaktur Negeri Ginseng turun menjadi 54,6, dari sebelumnya pada Maret 2021 sebesar 55,3. Walaupun begitu, PMI Korsel masih berada di level ekspansif, karena PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |