PT Rifan Financindo - Bursa Eropa Bervariasi, Sentimen Covid-19 Hadang Optimisme Pemulihan3/16/2021 PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Eropa bergerak beragam pada Selasa petang karena timbulnya kekhawatiran baru Covid-19 dan juga masih meningkatnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi global.Pada pukul 14.37 WIB, DAX futures Jerman menguat 0,10% di 14,517.0 pukul 14.38 WIB, CAC 40 futures Prancis naik 0,12% ke 6,043.2 dan FTSE 100 futures Inggris turun 0,17% di 6,729.8 menurut data Investing.com.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beranjak melemah 0,20% ke 6.311,80 hingga pukul 14.50 WIB. Bursa Eropa melanjutkan tren positif dari saham-saham di A4S setelah Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup Senin mencapai rekor tertinggi di Wall Street. Pasar saham di Asia cenderung mengikuti tren kenaikan karena investor yakin atas kembalinya kesehatan ekonomi global dari pandemi. Namun, pergerakan di Eropa juga melemah setelah Jerman pada hari Senin menjadi negara terbaru di kawasan yang menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca setelah adanya laporan atas kemungkinan efek samping yang serius. Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Obat-obatan Eropa (EMA) dan produsen obat telah berusaha untuk menurunkan kekhawatiran atas kemungkinan pembekuan darah bagi penerima vaksin, langkah ini tampaknya tidak banyak membantu tetapi semakin memperlambat laju vaksinasi di wilayah tersebut dan turut pula menunda pemulihan dari pandemi. Menambah kekhawatiran ini, kementerian kesehatan Prancis mengumumkan Senin malam setempat varian virus korona baru telah ditemukan di Brittany. Jauh dari Eropa, Federal Reserve AS akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa malam setempat. Sorotan pada bank sentral akan semakin intens minggu ini akibat terjadi lonjakan atas imbal hasil obligasi dan rebound ekonomi AS telah mempertanyakan kebijakan moneternya yang sangat longgar. Selain itu, ada juga pertemuan dari Bank of England (BOE) pada hari Kamis dan Bank of Japan (BOJ) mengakhiri pertemuan dua harinya pada hari berikutnya. Dalam berita korporat, Credit Suisse (NYSE:CS) akan menjadi fokus setelah raksasa perbankan Swiss itu menandai kemungkinan penurunan nilai menyusul kolapsnya dana keuangan jaringan pasokan yang terkait dengan Greensill dan kesepakatan lain dengan perusahaan khusus tersebut. Sementara, Volkswagen (DE:VOWG) mengatakan akan menargetkan margin operasi 7%-8% pada tahun-tahun setelah 2021, dengan bantuan tambahan dana senilai 2 miliar euro ($2,39 miliar) dalam pemotongan biaya tetap. Harga minyak kian turun pada Selasa petang menjelang rilis data persediaan minyak mentah dari American Petroleum Institute (API) di sesi hari ini. Stok minyak AS telah meningkat karena produksi melanjutkan pemulihan yang lambat dari cuaca dingin ekstrem di bulan Februari di Texas dan sekitarnya. Persediaan ini meningkat 12,8 juta barel dalam sepekan hingga 5 Maret, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan kurang dari 1 juta barel. Harga minyak WTI terus turun 0,73% ke $64,91 per barel pukul 14.54 WIB dan harga minyak Brent turun 0,70% di $68,40 per barel. Sedangkan, harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.727,70 per troy ons dan EUR/USD sedikit melemah 0,04% di 1,1923 - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : investing.com
0 Comments
PT RIFAN BANDUNG - Vaksin AstraZeneca buatan Inggris dihentikan penggunaannya di sejumlah negara Eropa. Guru Besar FKUI & mantan Direktur Regional WHO SEARO, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada dua sisi dari kejadian ini.
Ada yang telah dihentikan tapi dilanjutkan. Ada 8 negara menghentikan, tapi ada yang melanjutkan, mereka menghentikan karena kehati-hatian Adapun negara Eropa yang menghentikan penggunaan Vaksin AstraZeneca masih menunggu persatuan Uni Eropa terkait hal ini. Adapun menurut dia, Dirjen WHO telah melayangkan pernyataan bahwa hingga 12 Maret sebanyak lebih dari 355 juta dosis telah diberikan dengan berbagai merk dan tak ada efek samping. Kalau data ilmiah aman. Toh kita masih menunggu. Sertifikasi halal. Masih banyak proses," ujarnya menjawab pertanyaan bagaimana dengan vaksin AstraZeneca yang juga sudah diterima oleh Indonesia. Sebagai informasi, Irlandia menjadi salah satu negara yang menunda penggunaan vaksin Astrazeneca akibat adanya laporan Kementerian Kesehatan Irlandia, Dr Ronan Glynn mengatakan pukulan ini hanya sementara. Belum ada bukti signifikan bahwa Astrazeneca menyebabkan penyumbatan darah. Kasus penyumbatan darah pertama kali terjadi di Austria dan menyebabkan negara di Eropa terutama Denmark memutuskan untuk menghentikan sementara pemberian vaksin Astrazeneca. Irlandia mengutip laporan adanya kematian dan tiga kasus yang harus dilarikan ke rumah sakit di Norwegia. Mengikuti informasi terbaru yang diterima dari Badan Obat Norwegia pada Sabtu dan berdasarkan diskusi Health Products Regulatory Authority (HPRA), the National Immunisation Advisory Committee (NIAC) merekomendasikan untuk menunda penggunaan vaksin Astrazeneca pagi ini, 14 maret. Rekomendasi ini menyusul laporan dari Badan Obat Norwegia, atas 4 laporan atas kasus pembekuan darah dari orang yang memperoleh vaksin AstraZeneca - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Pasar saham dunia mixed, harga emas melemah signifikan, dan US dollar menanjak kuat. Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona dan prospek pemulihan ekonomi dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 8-12 March 2021. Pasar Forex Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat signifikan ke level 3 bulan lebih terkuatnya oleh naiknya kembali yields obligasi Pemerintah AS serta Chairman the Fed Powell yang bertahan dovish dalam pernyataannya, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melejit kuat ke 91.98. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1908. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2113 dan kemudian 1.2243, sementara support pada 1.1885 dan 1.1800. Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3831 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4241 dan kemudian 1.4246, sedangkan support pada 1.3670 dan 1.3566. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 108.36. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.64 dan 109.69, serta support pada 106.65 serta level 104.92. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7676. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.8007 dan 0.8118, sementara support level di 0.7563 dan 0.7462. Pasar Emas Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah di minggu ketiganya ke posisi 9 bulan terendahnya oleh penguatan dollar dari kuatnya data tenaga kerja AS serta naiknya yields obligasi AS yang menekan permintaan emas, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,703.12 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1776 dan berikut $1816, serta support pada $1687 dan $1670. Variasi pasar konsisten menampakkan dirinya belakangan ini. Sejumlah pasar agak fluktuatif, tapi ada juga indeks USD yang rally, sementara prospek pemulihan ekonomi global masih rentan. Gejolak pasar kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : vibiznews.com PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - EUR/USD diperdagangkan mendekati 1.19 di sekitar 1.1896 , naik dari level terendah pada tahun 2021 di 1.1836 dengan yields obligasi 10 tahun AS turun dari ketinggiannya diatas 1.60%. Intervensi Cina terhadap pasar sahamnya membantu membuat sentimen pasar bertambah baik.
Pasar sedikit tenang pada hari Selasa setelah terjadinya pergolakan memulai minggu perdagangan yang baru. Otoritas Cina melakukan intervensi untuk mengangkat kembali saham – saham tehnologi dari posisi rendahnya yang menghasilkan sentimen positip dan membebani dollar AS yang safe-haven. Hal lain yang membuat dollar AS turun adalah turunnya yields obligasi 10 tahun AS dari ketinggiannya di atas 1.60% ke 1.56%. Penurunan dari imbal hasil Treasuries AS ini mungkin berhubungan dengan pernyataan Treasury Secretary AS Janet Yellen bahwa AS memiliki alat untuk berurusan dengan inflasi. Meskipun demikian, Kongres AS sebentar lagi akan mengeluarkan paket kelegaan coronavirus yang massif sebesar $1.9 triliun. Penerbitan surat hutang yang lebih banyak lagi akan membuat naiknya yields dan dollar AS. Amerika Serikat akan mengadakan lelang obligasi 3 tahun pada hari Selasa dan 10 tahun pada hari Rabu yang diamati oleh pasar dengan seksama. Naiknya Kembali imbal hasil obligasi AS bisa memicu naiknya kembali dollar AS dan mengakhiri ketenangan pasar pada sekarang ini. Di benua Eropa, negara – negara Eropa baru memvaksinkan sekitar 8% dari populasinya, sementara AS sudah 18% dan akan lebih cepat lagi majunya. Selain itu ada gelombang Covid – 19 yang baru di Itali yang sangat dikuatirkan. Sementara angka pembelian obligasi pada minggu terakhir oleh ECB menunjukkan perlambatan, bukannya percepatan untuk mendukung Euro. Secara keseluruhan, turunnya yields AS dan naiknya EUR/USD kelihatannya hanya akan sementara, Support” terdekat menunggu di 1.1850 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1820 dan kemudian 1.1750. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1930 dan kemudian 1.1950 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : vibiznews.com PT Rifan Fianancindo Berjangka - Balik ke US$ 1.700, Ini Dia Pemicu Emas Jadi Berharga Lagi3/10/2021 PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas menguat seiring dengan melandainya imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS dan indeks dolar. Harga emas kembali tembus level psikologis US$ 1.700/troy ons kemarin.
Namun pada perdagangan pagi hari ini harga bullion drop 0,25% ke level US$ 1.711,27/troy ons di arena pasar spot. Volatilitas harga emas memang tinggi belakangan ini. Pasar keuangan sedang bergejolak akibat kenaikan yield surat utang AS. Kenaikan yield di atas 1,5% membuat opportunity cost memegang emas menjadi lebih tinggi. Maklum emas merupakan aset tak berimbal hasil karena tidak memberikan dividen seperti di saham maupun kupon pada obligasi. Kendati yield naik secara nominal, tetapi secara riil setelah dikurangi inflasi masih sangat rendah. Sehingga sebenarnya secara fundamental emas masih kuat. Sebagai salah satu aset lindung nilai, ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan secara teoritis seharusnya menguntungkan emas. Injeksi likuiditas masif ke perekonomian oleh bank sentral dan pemerintah AS membuat pasokan uang beredar naik. Apalagi belakangan ini senat AS meloloskan RUU stimulus fiskal yang nilainya jumbo yaitu 1,9 triliun Hasil pemungutan suara atas paket stimulus itu menunjukkan hasil 50-49. Sebelumnya House of Representative (DPR) juga sudah menyetujui stimulus tersebut. Namun di saat yang sama harga emas juga masih dibayangi oleh duet maut yaitu dolar AS dan yield obligasi. Adanya stimulus diharapkan bisa meningkatkan perekonomian Paman Sam. Ketika perekonomian bangkit dan ada inflasi, peluang peningkatan suku bunga menjadi terbuka. Ketika hal ini terjadi opportunity cost memegang emas akan menjadi semakin tinggi. Selain soal suku bunga, The Fed yang selama ini juga sudah mencetak uang senilai triliunan dolar AS bakal menyerap kembali likuiditas di pasar lewat taper tantrum. The Fed akan menukar kembali aset-aset keuangan yang dibelinya dengan dolar AS yang pernah dicetak. Inilah yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar. Jika pasar mulai percaya The Fed kehilangan kendali terhadap arah pasar obligasi, semua isu mengenai taper tantrum akan kembali muncul," kata Art Cahshin, direktur operasi di UBS. Taper tantrum pernah terjadi pada periode 2013-2015, saat itu indeks dolar AS melesat tajam. Emas saat itu menjadi salah satu korbannya. Hanya saja jika mengacu pada keterangan bos The Fed Jerome Powell dalam berbagai kesempatan, pengetatan moneter dalam waktu dekat termasuk tindakan yang prematur. Ke depan harga emas masih akan volatil. Ketika harga emas mengalami koreksi tajam dalam satu waktu, inilah momen yang tepat bagi para trader untuk mengambil posisi beli sehingga berpotensi memperoleh cuan ketika harga emas mengalami kenaikan walau secara temporer - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Minat masyarakat terhadap emas sempat meningkat di masa pandemi. Menyadari hal ini, Pemerintah kian memberi perhatian pada perkembangan logam mulia ini di Indonesia.Disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah memiliki rencana untuk membangun bullion bank atau bank yang bisa menerima transaksi emas.
Ia menambahkan, ekspor emas dari Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. Bahkan, nilai ekspor emas dan emas granule naik menjadi US$ 5,28 juta. Komoditas emas mencatat peningkatan walaupun di lain pihak emas juga impornya tinggi dan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas, ucapnya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 Airlangga menuturkan, Indonesia memiliki pertambangan emas yang besar, disertai dengan pasar juga besar. Sehingga, pemerintah berencana untuk membuat bullion bank. "Salah satu yang sedang dikaji oleh pemerintah pembentukan bullion bank. Ini tentu nanti pak Mendag dapat mendalami bagaimana ekspor impor ini sebagian dipakai perhiasan, dimana dulu ekspor impor terkait dengan PPN dan lainnya," terangnya, melansir Batamnews (jaringan Suara.com). Dalam kesempatan itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menambahkan, pembentukan bullion bank memiliki tujuan agar Indonesia memiliki kemampuan mengontrol pasar emas secara baik - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : suara.com PT RIFAN BANDUNG - Bursa saham Asia ditutup ambles pada perdagangan Senin di tengah kabar positif dari disahkannya RUU stimulus Amerika Serikat (AS) oleh Senat AS pada akhir pekan lalu.Hanya indeks Straits Times Singapura saja yang mampu bertahan di zona hijau, di mana indeks saham acuan negeri Singa tersebut ditutup melesat 1,78% ke level 3.067,54.
Sedangkan bursa utama Asia lainnya ditutup di zona merah, bahkan tiga indeks utama Asia ditutup ambles pada hari ini. Tiga indeks utama tersebut yakni indeks Hang Seng Hong Kong yang ditutup ambles 1,34% ke 28.708,93, Shanghai Composite China ambrol 1,01% ke 3.466,51, dan KOSPI Korea Selatan merosot 1% ke 2.996,11. Sementara itu untuk indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,25% ke 28.792,62 pada hari ini. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terdampak dari pelemahan bursa Asia hari ini. Namun, pelemahan indeks bursa saham nasional tersebut masih cenderung kecil, yakni ditutup melemah 0,12% ke 6.251,15 pada perdagangan Senin ini. Data perdagangan mencatat nilai transaksi pada perdagangan hari ini sebesar Rp 10,8 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 414 miliar di pasar reguler. Pelemahan bursa Asia terjadi karena valuasi bursa saham Asia sudah cukup tinggi, terutama saham-saham teknologi, sehingga hal tersebut dapat mengundang aksi jual investor dan membuat bursa Asia ditutup berjatuhan. Sementara itu, stimulus fiskal AS senilai US$ 1,9 triliun yang sudah disetujui oleh Senat AS dan data ekonomi yang optimis secara global dapat mendorong imbal hasil (yield) obligasi lebih tinggi. Sebelumnya, Senat AS pada Sabtu mengesahkan Undang-Undang stimulus fiskal senilai $ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden, sehari setelah data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan bahwa ekonomi AS mulai menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang diharapkan pada bulan Februari lalu. Sementara itu, data perdagangan China periode Februari 2021 yang dirilis pada Minggu (7/3/2021) kemarin menunjukkan bahwa ekspor tumbuh pada rekor kecepatan bulan lalu, menandakan pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Berdasarkan data dari Trading Economics, ekspor Negeri Tirai Bambu pada Januari-Februari 2021 tercatat naik cukup signifikan, yakni sebesar 60,6% (year-on-year/YoY). Adapun untuk impor China juga naik signifikan dari sebelumnya pada Desember 2020 sebesar 6,5% menjadi 22,2% (YoY) untuk periode Januari hingga Februari 2021. Data ekonomi yang kuat dan harapan implementasi stimulus (AS) tidak hanya mengarah pada ekspektasi bahwa laju pemulihan ekonomi akan semakin cepat, tetapi juga memberikan tekanan lebih lanjut pada kenaikan suku bunga, kata analis Daishin Securities, Lee Kyoung-min - PT RIFAN Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Tahun lalu harga emas berhasil meroket lebih dari 20%. Namun nasib emas tahun ini miris. Baru dua bulan berjalan, harga emas langsung merosot hampir 11%. harga emas di pasar spot drop 0,3% dibanding posisi penutupan kemarin. Kini untuk 1 troy ons emas harganya dibanderol di US$ 1.692/troy ons.Untuk pertama kalinya sejak Juni tahun lalu, harga emas berada di bawah level psikologis US$ 1.700/troy ons. Semalam harga logam kuning tersebut terkoreksi hampir 1%. Dalam sepekan terakhir harga emas ambles 6,2%.
Lagi-lagi pemicu harga emas tertekan adalah kenaikan yield obligasi pemerintah AS dan juga penguatan greenback. Imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tajam dan kembali menyentuh level 1,57%. Sementara itu indeks dolar kini berada di level tertingginya dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan imbal hasil obligasi membuat opportunity cost memegang logam mulia emas menjadi lebih tinggi sehingga kurang dilirik. Maklum emas merupakan aset yang tak memberikan imbal hasil apapun, berbeda dengan saham yang membagikan dividen dan obligasi yang memberikan kupon. Pasar tampaknya mulai melihat adanya potensi kenaikan inflasi sehingga meminta kompensasi lewat kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS. Kendati secara nominal imbal hasilnya naik, tetapi secara riil yield-nya masih sangat rendah. Dengan yield nominal sebesar 1,57% dan inflasi di AS terakhir berada di 1,5% maka imbal hasil riil yang diperoleh dari berinvestasi di instrumen pendapatan tetap yang diterbitkan oleh Pemerintah AS bertenor panjang tersebut hanya 0,07%. Sangat rendah tentunya. Dalam acara Wall Street Journal Jobs Summit yang diselenggarakan kemarin, bos The Fed Jerome Powell mengaminkan bahwa memang ada kemungkinan inflasi mengalami kenaikan. Namun kenaikan tersebut hanya bersifat temporer bukan persisten. Powell menilai bahwa Powell tampaknya tak terlalu mengkhawatirkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor panjang yang terjadi belakangan ini. "Saya akan prihatin dengan kekacauan di pasar keuangan atau pengetatan yang tidak diinginkan. Ini bukan tentang satu harga tertentu," kata Powell. Bos bank sentral negeri adikuasa tersebut tidak memberikan sinyal lebih lanjut tentang kebijakan moneter yang mendetail. Namun banyak pihak yang menilai sebenarnya The Fed bisa menggunakan operation twist untuk membuat suku bunga jangka panjang menjadi lebih rendah. Sebagai informasi operation twist adalah ketika The Fed mulai membeli obligasi bertenor panjang sehingga bisa membuat yield curve melandai. Bagaimanapun juga kebijakan makro di AS masih akan tetap akomodatif. Suku bunga rendah dan likuiditas berlimpah membuat kondisi ini sebenarnya cocok untuk emas. Namun risk appetite dan gejolak yang terjadi di pasar juga turut menekan harga emas. Beberapa analis merekomendasikan ketika harga emas drop, maka ini adalah saat yang tepat untuk membeli - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : cnbcindonesia.com RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Banyak milenial Indonesia yang telah melek investasi mungkin benar adanya. Hal tersebut membuat beberapa komposisi kepemilikan saham atau instrumen investasi yang lain sedikit mengalami perubahan, khususnya emas yang biasanya menjadi andalan karena aset safe haven. Di Pegadaian misalnya, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Harianto Widodo mengatakan, porsi milenial dengan usia di bawah 35 tahun mendominasi nasabah tabungan emas.
Tak hanya tabungan emas, milenial juga mendominasi Pegadaian digital services, yaitu aplikasi layanan Pegadaian yang bisa diunduh melalui Playstore dan Appstore. "Umurnya mereka rata-rata memang bahwa hampir 60 persen di bawah 35 tahun, artinya milenial," kata Harianto di Jakarta, Harianto bilang, dominasi milenial mampu mengubah dominasi usia di atas 45 tahun yang pernah menjadi dominan di Pegadaian. Selain itu, persentase antara laki-laki dan perempuan lebih seimbang sekitar 50:50. Hal tersebut menunjukkan pengguna laki-laki lebih bertambah setelah sebelumnya perempuan mendominasi hingga 70 persen. "Kalau dulu perempuan 70 persen, laki-laki cuma 30. Tapi yang baru ini hampir 50:50, yang artinya laki-laki banyak naik di channel digitalnya," ujar Harianto. Adapun secara keseluruhan hingga saat ini, jumlah nasabah tabungan emas naik menjadi 4,6 juta pada 2019 dari 1,7 juta nasabah di tahun 2018. Sejalan dengan itu, saldo tabungan emas secara akumulasi naik menjadi 4,3 ton pada 2019 dari 2,1 ton pada 2018 - RIFAN FINANCINDO Sumber : kompas.com PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar keuangan dalam negeri bervariasi pada perdagangan awal pekan kemarin. Pergerakan dipengaruhi sentimen dari luar dan dalam negeri. Penurunan yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat memberikan sentimen positif ke pasar finansial, sementara beberapa data dari dalam negeri dirilis mengecewakan.
Pergerakan yield Treasury masih akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia pada perdagangan hari ini, Selasa (2/3/2021), selain juga beberapa faktor lainnya seperti Operation Twist yang akan dibahas di halaman 3 dan 4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin membukukan penguatan 1,55% ke 6.338,513. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 128,62 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,99 triliun. Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah tipis 0,07% ke Rp 14.250/US$, setelah sebelumnya sempat mendekati Rp 14.300/US$. Dari pasar obligasi, Surat Berharga Negara (SBN) bervariasi tetapi mayoritas menguat. Pelemahan hanya terjadi pada tenor 15, 2, dan 30 tahun. Kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun turun 2,7 basis poin ke 1,4290%. Pada perdagangan Jumat lalu, yield ini juga menurun 5,9 basis poin. Banyak analis melihat kenaikan yield Treasury masih akan tertahan di kisaran 1,5%, sebab jika terus menanjak, maka akan memicu kecemasan terjadi taper tantrum yang dapat memicu gejolak di pasar keuangan global. Dengan penurunan yield tersebut, kecemasan akan tarjadinya taper tantrum kini menurun, dan memberikan dampak positif ke pasar finansial global. Sayangnya, data dari dalam negeri dirilis mengecewakan, yang membuat IHSG, rupiah, hingga SBN tidak kompak. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dari Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 50,9 untuk periode Februari 2021. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, jika di atas 50 maka dunia usaha masih melakukan ekspansi. Akan tetapi, skor PMI manufaktur Tanah Air melorot dibandingkan Januari 2021 yang mencapai 52,2. Pencapaian Januari 2021 adalah yang terbaik dalam 6,5 tahun terakhir. "Ada sinyal kesehatan sektor manufaktur yang terjadi sejak November 2020 memburuk. Produksi terus naik, hingga empat bulan berturut-turut, tetapi lajunya melambat. Perlambatan produksi berarti ada penurunan pasokan barang jadi," sebut keterangan tertulis IHS Markit. Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, menyatakan bahwa peningkatan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih menjadi faktor utama penghambat aktivitas produksi. Namun walau ada perlambatan, Harker menilai sektor manufaktur Ibu Pertiwi masih tahan banting (resilient). Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Februari 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar. Pada Senin (1/3/2021), Kepala BPS Suhariyanto melaporkan laju inflasi nasional bulan lalu adalah 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Ini membuat inflasi tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 1,38%. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Februari 2021 adalah 0,08% MtM. Sementara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya adalah 1,36%. Sedangkan konsensus Reuters memperkirakan inflasi Februari 2021 berada di 0,9% MtM. Inflasi tahunan diperkirakan 1,38% - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |