RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis hingga menyentuh level tertinggi sejak akhir April. Rupiah yang sedang lesu membuat dolar Singapura leluasa menguat dalam tiga hari beruntun. Pada pukul 13:44 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.371,48, dolar Singapura menguat 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 2 hari sebelumnya, mata uang Negeri Merlion ini menguat 0,26% dan 0,54%. Dolar Singapura memulai tren naik sejak 5 Juni lalu, saat menyentuh level terendah 3 bulan Rp 9934,01/SG$, Sejak saat itu, dolar Singapura terus bergerak naik, hingga hari ini total penguatannya sudah lebih dari 8%. Isu resesi yang merebak dalam beberapa pekan terakhir membuat rupiah lesu. Pada Rabu (5/8/2020) pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode kuartal II-2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ), PDB kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi -4,19%, dengan PDB -5,32% YoY di kuartal II-2020, artinya gerbang resesi sudah terbuka, dan Indonesia terancam memasukinya di kuartal III-2020. Untuk diketahui, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB tumbuh negatif 2 kuartal beruntun secara YoY, sementara jika negatif 2 kuartal beruntun secara QtQ disebut sebagai resesi teknikal, di hari yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih ada kemungkinan perekonomian Indonesia di kuartal III-2020 tumbuh negatif. Kontraksi yang cukup dalam di kuartal II memperbesar risiko terjadinya resesi. Menurut Sri Mulyani, sektor-sektor penopang perekonomian yang pada kuartal II ini ikut terkontraksi dalam akan sulit pulih dengan mudah. Oleh karenanya, jika upaya pemerintah tidak maksimal maka Indonesia bisa masuk ke jurang resesi. Memang probabilitas negatif (di kuartal III) masih ada karena penurunan sektor tidak bisa secara cepat pulih," ujarnya melalui konferensi pers virtual, risiko terjadinya resesi semakin tinggi sebab Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta kabarnya akan diperpanjang lagi. Artinya PSBB masih berlangsung hingga 2 bulan di kuartal III-2020. PSSB transisi yang terus diperpanjang tersebut berisiko membuat pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dan lama. Dengan perpanjangan tersebut artinya separuh kuartal III-2020 masih terjadi PSBB transisi, maka ada risiko pertumbuhan ekonomi minus, seperti yang diramal oleh Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020, dengan judul The Long Road to Recovery. Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%. Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat. Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya,tulis laporan Bank Dunia - RIFAN FINANCINDO Sumber :
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |