PT RIFAN BANDUNG - Investor kini tengah mengamati potensi di sektor saham-saham energi yang terpukul dampak negatif covid-19 di tengah lonjakan terbaru harga minyak, hanya beberapa minggu setelah kontrak minyak mentah berjangka sempat anjlok di bawah nol untuk pertama kalinya.
Minyak Mentah WTI Berjangka jatuh 1,62% di $24,34 per barel dan Minyak Brent Berjangkat turun 1,52% ke $30,50 per barel. Untuk sebulan ini minyak WTI telah melonjak 25,20% dan minyak Brent 20,97%. Spekulasi ini sebenarnya cukup berisiko tinggi seperti dilansir Reuters Senin petang. Penurunan minyak selama berbulan-bulan telah menyeret valuasi sektor ini ke tingkat terendah dalam beberapa dekade, menurut beberapa perkiraan, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan untuk membeli. Namun kebangkrutan yang terjadi di sejumlah perusahaan minyak diperkirakan akan bertambah dan memilih portofolio saham yang salah dapat menyebabkan kerugian besar. Saham-saham sektor energi konsisten mencatatkan kinerja yang buruk selama dekade terakhir, bahkan kala produksi minyak mentah AS mencapai titik tertinggi sepanjang masa nyaris 13 juta barel per hari. Perlambatan ekonomi dunia dipicu pandemi covid-19 semakin memukul harga minyak yang sudah mengalami penurunan setelah negara eksportir utama Arab Saudi dan negara mitra lainnya membanjiri pasar dengan menciptakan tingkat rekor pasokan. Valuasi untuk perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi minyak, yang diukur dengan nilai perusahaan untuk investasi kas kotor, berada di dekat level terendah sejak 1995 pada akhir April lalu, menurut Goldman Sachs Group Inc (NYSE:GS) (NYSE:GS). Namun harga minyak telah naik dari rekor terendah dalam beberapa pekan terakhir karena beberapa negara dan AS bertahap mulai membuka kembali perekonomian, memicu harapan permintaan besar minyak akan datang. Sumber : investing.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |