PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Selasa melesat 117,62 poin atau nyaris 2,5% ke level 4.871,23 ditopang masuknya aliran dana asing. Pemodal tampaknya mulai optimisitis dengan prospek ekonomi setelah data manufaktur dilaporkan yang lebih baik dari bulan sebelumnya.
Investor tampaknya optimistis dengan rencana pemerintah membuka kembali perekonomian Indonesia. Langkah ini dilakukan merespons dari banyaknya negara-negara lain yang juga melakukan hal yang sama. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 6,23 triliun, dengan investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 451,93 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 4,91 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 455.695 kali transaksi. Saham-saham yang menguat di antaranya saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (17,11%), PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (10,14%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (8,47%), sedangkan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (6,94%) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) (6,76%). Penguatan IHSG juga merespons laporan data aktivitas manufaktur Indonesia yang menunjukkan pemulihan dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun masih mengalami kontraksi pada Mei 2020, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Mei adalah 28,6. Naik dibandingkan April yang sebesar 27,5. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Angka di bawah 50 berarti industri manufaktur masih terkontraksi, belum ada ekspansi, walau demikian, kontraksi industri manufaktur Tanah Air mulai menipis. Ini memberi harapan bahwa yang terburuk sepertinya sudah berlalu. Dengan pemerintah mempertimbangkan kembali membuka ekonomi secara bertahap mulai bulan Juni, PMI mungkin akan naik pada bulan-bulan mendatang. Meskipun membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memulihkan kerugian parah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada perdagangan sesi II IHSG cenderung bertahan di zona hijau merespons data manufkatur yang lebih baik dari bulan sebelumnya, serta indikator teknikal yang menunjukkan tren penguatan. Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, indikator garis BB masih menunjukkan pelebaran yang terus melewati area resistance artinya kecenderungan untuk naik lebih lanjut. Level resistance selanjutnya berada di area 4.910 dan berlanjut hingga area 4.950. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.790 hingga area 4.715. Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang berada di wilayah positif, dengan garis MA yang bergerak ke atas dan terjadi pelebaran, maka kecenderungan untuk menguat. Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI masih berada di area overbought, namun konfirmasi penurunan belum ada, artinya pergerakan selanjutnya masih terpantau naik. Secara keseluruhan, dari fundamental merespons penguatan Wall Street dikombinasikan teknikal dengan indikator garis BB yang masih melebar di area resistance, maka pergerakan IHSG masih berpeluang menguat, perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |