PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa, melanjutkan kinerja negatif awal pekan kemarin. Isu resesi kembali membayangi pergerakan Mata Uang Garuda.
Rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.575/US$, menguat 0,1%. Setelahnya rupiah langsung bablas ke Rp 14.645/US$, melemah 0,38%. Posisi rupiah sedikit membaik di penutupan perdagangan, berada di level Rp 14.620/US$ atau melemah 0,21% di pasar spot. Tetapi meski membaik, rupiah tetap menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada hari ini, berada di posisi paling buncit. Mata uang utama Asia bergerak bervariasi, hingga pukul 15:02 WIB, yuan China menjadi mata uang terbaik dengan penguatan 0,11%. Sementara mata uang yang menguat lainnya masih tipis-tipis di bawah 0,1%. Isu resesi kembali membayangi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Sebabnya, resesi Singapura dilaporkan makin dalam. Kementerian Perdagangan Singapura hari ini merevisi data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2020, saat Negeri Merlion sah mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 2008. Dalam revisi tersebut, PDB Singapura dilaporkan mengalami kontraksi sebesar 42,9% quarter-to-quarter (QtQ) pada kuartal kedua II-2020. Lebih dalam dari rilis awal minus 41,2%. Secara tahunan/year-on-year (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni," ujar kementerian yang dikutip dari CNBC International. "Itu lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yaitu kontraksi 12,6% dari tahun ke tahun, resesi tersebut tentunya mengingatkan kembali risiko yang dihadapi Indonesia. Pada Rabu pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode kuartal II-2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ), PDB kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi -4,19%, dengan PDB -5,32% YoY di kuartal II-2020, artinya gerbang resesi sudah terbuka, dan Indonesia terancam memasukinya di kuartal III-2020. Untuk diketahui, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB tumbuh negatif 2 kuartal beruntun secara YoY, sementara jika negatif 2 kuartal beruntun secara QtQ disebut sebagai resesi teknikal, menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Rabu sore mengatakan masih ada kemungkinan perekonomian Indonesia di kuartal III-2020 tumbuh negatif. Kontraksi yang cukup dalam di kuartal II memperbesar risiko terjadinya resesi. Menurut Sri Mulyani, sektor-sektor penopang perekonomian yang pada kuartal II ini ikut terkontraksi dalam akan sulit pulih dengan mudah. Oleh karenanya, jika upaya pemerintah tidak maksimal maka Indonesia bisa masuk ke jurang resesi. Memang probabilitas negatif (di kuartal III) masih ada karena penurunan sektor tidak bisa secara cepat pulih," ujarnya melalui konferensi pers virtual, pekan lalu Rabu. Jika di kuartal III nanti pertumbuhan ekonomi negatif lagi, maka Indonesia sah mengalami resesi, dan menjadi yang pertama sejak krisis moneter 1998. Oleh karena itu, investor cenderung berhati-hati, dan kurang meminati rupiah - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |