PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar saham Asia ditutup berjatuhan pada perdagangan Selasa (8/6/2021), karena investor merespons negatif terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal pertama tahun 2021 yang direvisi oleh pemerintah.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,19% ke level 28.963,56, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,02% ke 28.781,38, Shanghai Composite China terkoreksi 0,54% ke 3.580,11, Straits Times Singapura terpangkas 0,27% ke 3.167,14, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,13% ke 3.247,83, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,16% ke 5.999,37. Ekonomi Jepang kembali berkontraksi. Dalam pengumuman final Selasa (8/6/2021), pemerintah mengumumkan ekonomi negatif 3,9% (year-on-year/yoy) di kuartal pertama tahun 2021 (Q1 2021). Dikutip Nikkei Asia, hal ini didorong oleh lemahnya pengeluaran pihak swasta akibat beberapa pembatasan yang diberlakukan karena lonjakan infeksi virus corona (Covid-19). Meski begitu, angka terbaru ini masih lebih baik dari perkiraan sebelumnya, di mana ekonomi diprediksi minus 5,1% pada Q1 2021. Sementara itu pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), PDB turun 1%. Ini juga lebih baik dari pembacaan awal minus 1,3% dan perkiraan median untuk penurunan 1,2%. Meski tidak separah negara lainnya, infeksi Covid-19 masih sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, laporan lonjakan korban jiwa masih terus dilaporkan dari warga yang melakukan isolasi mandiri. Bulan Mei lalu, pemerintah Osaka melaporkan bahwa dari delapan belas pasien yang wafat, semua kecuali satu kematian yang terjadi sejak 1 Maret hingga Senin (10/5/2021) diakibatkan oleh varian B.117. Sebagian besar korban berusia 60 tahun atau lebih, tetapi satu kematian terjadi di usia 30-an. Pada bulan yang sama, pemerintah memperpanjang keadaan darurat bagi sebagian besar negara untuk mencoba menahan gelombang pandemi. Deklarasi tersebut mencakup prefektur Tokyo, Osaka, Kyoto dan Hyogo, mencakup hampir seperempat populasi Jepang. Sementara itu di bidang vaksinasi, Jepang cukup lambat dalam memulai kampanye penyuntikan. Hingga hari ini baru 3,4% saja populasi yang mendapatkan dosis vaksin penuh. Hal ini jauh lebih rendah dibanding tetangganya. Korea Selatan misalnya sudah menyuntikkan vaksin ke 9,6% populasinya. Pelaku pasar Asia juga khawatir dengan inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan kembali meninggi pada Mei 2021. Bulan lalu, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Negeri Paman Sam melesat 4,2% secara tahunan, menjadi laju yang tercepat sejak 2008. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka IHSG Mei akan menjadi 4,7% secara tahunan. Jika data inflasi AS Mei yang akan dirilis pada Kamis (10/6/2021) mendatang menunjukkan tren percepatan, pasar bakal mengantisipasi kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang bakal mengurangi kebijakan moneter longgar yang dijalankannya selama ini - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |