PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Harga minyak berada di bawah tekanan pada akhir perdagangan Jumat dinihari (17/11) karena meningkatnya produksi dan persediaan A.S.
Harga minyak mentah berjangka A.S. berakhir turun 19 sen menjadi $ 55,14, membukukan penurunan keempat berturut-turut dan harga penutupan terlemah dalam dua minggu. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 32 sen per barel menjadi $ 61,55 pada pukul 2:14 siang. ET (1814 GMT), berada di jalur untuk penurunan kelima berturut-turut. Harga minyak telah tergelincir dari level tertinggi dua tahun yang dicapai pekan lalu oleh kedua patokan minyak mentah tersebut karena tanda-tanda bahwa pasokan A.S. meningkat dan berpotensi melemahkan upaya OPEC untuk memperketat pasar. Kekhawatiran tentang konsumsi juga muncul setelah Badan Energi Internasional memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan pada 2017 dan 2018. Administrasi Informasi Energi A.S. pada hari Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah dalam negeri naik untuk minggu kedua berturut-turut, yang eningkat 1,9 juta barel dalam minggu sampai 10 November menjadi 459 juta barel. Pasokan bensin juga secara mengejutkan naik. Amerika Serikat diperkirakan akan mencapai lebih dari 80 persen pertumbuhan pasokan minyak mentah dunia dalam dekade berikutnya, Badan Energi Internasional mengatakan pada hari Kamis, dan data mingguan menunjukkan peningkatan produksi yang terus berlanjut. Produksi minyak mentah A.S. telah mencapai rekor 9,65 juta barel per hari, yang berarti produksi telah meningkat hampir 15 persen sejak terendah pertengahan 2016. Harapan bahwa pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak di Wina pada 30 November akan menghasilkan negara-negara OPEC dan eksportir besar lainnya yang memperpanjang kesepakatan untuk memperketat pasokan telah mengimbangi beberapa tekanan pada harga. OPEC dan eksportir besar lainnya termasuk Rusia sepakat setahun yang lalu untuk mengurangi produksi minyak mentah sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) antara Januari tahun ini hingga Maret 2018 untuk mencoba meningkatkan harga. Menteri minyak telah memberi isyarat bahwa mereka kemungkinan akan memperpanjang kesepakatan tersebut, mungkin sampai akhir tahun depan. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik terpicu upaya bargain hunting setelah harga minyak terus melemah, juga jika pelemahan dolar AS terjadi. Harga diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 55,60 -$ 56,10, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 54,60-$ 54,10. sumber : vibiznews.com Baca Juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Official Website
PT Rifan Financindo Berjangka Archives
January 2021
Categories |