Harga sejumlah komoditas relatif tidak bergejolak setelah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengumumkan mempertahankan bunga acuan pada level 5,25%-5,5%. Dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/11/2023) harga minyak West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak di AS, naik tipis menjadi $81 per barel. Demikian juga harga emas masih di atas US$1.985. Aset alternatif lainnya, yakni bitcoin juga diperdagangkan pada level $35,500. Kebijakan The Fed ini diperkirakan akan mengembalikan keyakinan investor untuk keluar ke aset yang lebih atraktif seperti saham dan obligasi. Kebijakan The Fed ini memperkuat ekspektasi siklus kenaikan suku bunga mungkin sudah akan berakhir.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "The Fed Tahan Bunga Acuan, Begini Dampaknya Terhadap Emas, Obligasi, dan Saham", Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20231102/620/1710376/the-fed-tahan-bunga-acuan-begini-dampaknya-terhadap-emas-obligasi-dan-saham. Penulis : Anggara Pernando - Bisnis.com Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini: Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
0 Comments
PT Rifan Financindo - Prediksi Harga Emas Dunia Minggu Ini, Waspada Cetak Rekor Termahal Lagi10/31/2023 PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Investor dan pedagang wajib mewaspadai kenaikan harga emas ke level USD 2.000 per ounce pada pekan ini, setelah pasar harga emas digantung ketidakpastian lebih lanjut sikap moneter The Fed.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar melihat peluang hampir 100 persen bahwa bank sentral Amerika Serikat itu akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25 persen dan 5,50 persen. Pada saat yang sama, The Fed diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang restriktif di masa mendatang. Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank mengatakan, sikap hawkish The Fed terus menjauhkan investor dari membeli produk-produk yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas, sebuah segmen pasar penting yang diperlukan untuk mendukung harga pada level saat ini. Kecuali harga emas dapat menembus USD 2.000 per troy ons, Ole memperkirakan akan terjadi aksi ambil untung dan konsolidasi harga pada pekan depan. Namun, dia menambahkan, semua pertaruhan akan hilang jika The Fed tidak bereaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi. Para analis mencatat, di samping adanya sejumlah dampak berkepanjangan, kebijakan moneter The Fed punya dampak lebih kecil terhadap emas lantaran ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran utang mendukung permintaan aset safe-haven dalam waktu dekat Prospek bullish untuk emas muncul karena harga tampaknya hanya menahan sementara kenaikan yang terjadi dalam dua pekan terakhir. Harga emas berjangka bukan Desember terakhir diperdagangkan USD 1.990 per ounce, turun hanya USD 4 dari harga penutupan pekan lalu. Harga emas emas pekan ini diprediksi terkonsolidasi jika tidak mampu melampaui USD 2.000 per ounce. Sejumlah analis menilai, kemampuan emas untuk mempertahankan kenaikannya baru-baru ini terjadi karena imbal hasil obligasi 10 tahun tetap berada pada kisaran 5 persen. Sementara indeks dolar AS menguat di atas 106 poin. Salah satu pendorong terbesar bagi harga emas adalah ketidakstabilan geopolitik imbas perang Israel dan Hamas yang terus memicu ketegangan di Timur Tengah. Masih belum pasti apakah atau kapan angkatan pertahanan Israel akan mengirimkan pasukannya ke Gaza - PT RIFAN FINANCINDO Sumber : liputan6 PT Rifan Bandung - Harga Emas Melonjak Sentuh Level US$2.000, Investor Nantikan Kebijakan The Fed10/30/2023 PT RIFAN BANDUNG - Harga emas global melonjak lebih dari 1% menyentuh level US$2.000 per troy ounce menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut pada penutupan perdagangan Jumat (27/10/2023), karena meningkatnya konflik Israel-Hamas yang memicu pembelian aset-aset safe-haven, sementara investor menunggu pertemuan kebijakan The Fed yang dijadwalkan minggu depan. Mengutip Blomberg, Sabtu (27/10/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik 0,06% ke level US$1.998,50 per troy ounce.
Sementara harga emas spot melonjak 1,09% ke level US$2.006,37 per troy ounce. Volume perdagangan melonjak setelah kepala juru bicara militer Israel mengatakan pasukan udara dan darat meningkatkan operasi di Jalur Gaza, di tengah laporan pemboman besar-besaran di wilayah kantong yang terkepung. “Tidak ada seorang pun yang mau pulang dalam waktu singkat di akhir pekan. Anda tidak tahu di mana emas bisa dibuka pada Minggu malam jika sesuatu benar-benar terjadi,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York sebagaimana dikutip Reuters. Emas batangan yang merupakan safe-haven telah naik sekitar 8%, atau lebih dari US$140, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober. “Cerita yang lebih besar di sini adalah mengenai prospek tambahan aktivitas pembelian safe haven, yang akan terjadi jika terjadi eskalasi di Timur Tengah,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities. Mendinginnya inflasi kemungkinan akan membuat Federal Reserve berhenti sejenak dalam beberapa bulan mendatang, para pedagang bertaruh menjelang pertemuan bank minggu depan, bahkan ketika tekanan harga yang terus-menerus di tengah belanja konsumen yang kuat membuat peluang kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini tetap ada. Penutupan di atas level US$2000 mungkin menandakan pergerakan menuju dua rekor penutupan tertinggi sekitar US$2050 dari Maret 2022, dan Mei tahun ini,” Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank, menulis dalam sebuah catatan. Di pasar fisik, pembelian emas selama festival besar di India membaik pada minggu ini, sementara konsumen utama Tiongkok mengalami penurunan harga lebih lanjut. Sementara harga perak di pasar spot naik lebih dari 1% menjadi US$23,09 per ounce, namun ditetapkan untuk penurunan mingguan. harga platinum stagnan di level US$900,53 dan paladium turun 1,3% menjadi US$1,118.70, dengan kedua logam tersebut berada di jalur kenaikan mingguan - PT RIFAN Sumber : bisnis.com PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Hari Ini, Cermati Ketua DPR AS Kevin McCarthy Dipecat10/4/2023 Harga emas hari ini berpotensi rebound setelah melemah selama berhari-hari akibat penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasl obligasi pemerintah AS. Tim analis Monex Investindo Futures mengatakan harga emas turun US$4,83 ke US$1.822,87 per troy ons pada perdagangan Selasa, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah harian US$1.815,19 per troy ons. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 9 Maret lalu. “Harga emas sempat mencoba rebound, tetapi gagal setelah data menunjukkan pembukaan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Agustus,” tulis analis Monex, Rabu (4/9/2023). Data dari JOLTs menunjukkan pada Agustus jumlah pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 9,6 juta, lebih banyak dari bulan sebelumnya 8,8 juta, dan mematahkan ekspektasi penurunan 8,6 juta di Trading Central.
Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat, dan menegaskan sikap bank sentral AS (The Fed) untuk kembali menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang lama. Meski demikian, kata analis Monex, isu politik di Amerika Serikat bisa menjaga kinerja emas, apalagi melihat posisinya di level terendah tujuh bulan. Ketua DPR AS Kevin McCarthy dimakzulkan alias dilengserkan dalam pemungutan suara yang dilakukan Selasa waktu setempat. Pemakzulan ini menjadi yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat. “Hal ini tentunya memicu ketidakstabilan politik, ada peluang harga emas akan naik di sesi Asia,” jelas Monex. Sumber : bisnis.com Pasangan matauang EUR/USD kehilangan momentum bullish-nya pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu, turun ke bawah 1.0600 di 1.0570, menghapus sebagian dari keuntungan harian di dalam proses. Meskipun demikian, atmosfir pasar yang positip terhadap resiko setelah keluarnya data inflasi PCE telah membantu membatasi penurunan pasangan matauang EUR/USD.Pada hari Kamis minggu lalu, pasangan matauang EUR/USD sempat mengalami kenaikan yang tajam, rebound dari kerendahan bulanannya dan naik mendekati 1.0600. Naiknya EUR/USD terutama disebabkan oleh terjadinya koreksi atas dolar AS, yang berhenti sejenak setelah mengalami keuntungan untuk jangka waktu yang lama.
Pada hari Rabu minggu lalu, EUR/USD jatuh ke 1.0487, level terendah sejak awal bulan Maret, dengan para investor terus mencari keamanan di dalam dolar AS. Pasar keuangan berada pada sentimen yang enggan terhadap resiko dengan kebanyakan para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS meneguhkan bahwa resiko inflasi tetap tinggi dan tingkat bunga the Fed harus tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Absennya berita – berita yang relevan selama paruh pertama minggu lalu membuat dolar AS berada pada sisi bullish, namun kondisi yang sudah overbought dan munculnya data inflasi yang lebih baik daripada yang diperkirakan menekan turun dolar AS. Inflasi di Eropa sedang menunjukkan tanda – tanda penurunan, sehingga membuat sentimen pasar membaik. Harmonized Index of Consumer Prices di zona Euro turun ke 4.3% pada bulan September, level terendah dalam hampir dua tahun. Jerman merilis perkiraan pendahuluan dari Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) bulan September yang naik 0.2% MoM dan 4.6% YoY, di bawah daripada yang diperkirakan pasar. Zona Euro mempublikasikan Economic Sentiment Indicator bulan September yang mengatasi dari yang diperkirakan di 93.3. Di Amerika Serikat, angka consumer confidence dan data dari sektor perumahan melemah. Selain itu, ukuran inflasi dari Federal Reserve AS, Core Personal Consumption Expenditure Price Index, naik sebesar 0.1% pada bulan Agustus, sedikit di bawah dari konsensus pasar di 0.2%. Angka tahunan turun dari 4.3% ke 3.9%, yang menunjukkan arah turunnya inflasi meskipun masih di atas dari target the Fed. Minggu ini, Uni Eropa akan mempublikasikan angka Penjualan Ritel bulan Agustus dan Producer Price Index (PPI) untuk bulan yang sama. Kalender ekonomi AS minggu ini, menarik perhatian dengan fokus pada data employment, Nonfarm Payrolls bulan Agustus. Namun, karena ada ancaman penutupan kegiatan administrasi pemerintahan AS, pasar kemungkinan tidak akan mendapatkan semua laporan seperti JOLTS dan Nonfarm Payrolls bulan Agustus. Laporan – laporan yang pasti akan dirilis adalah PMI manufaktur dari ISM pada hari Senin dan laporan ADP employment yang diperkirakan menambah 150.000 pekerjaan swasta dan PMI jasa dari ISM pada hari Rabu. Jika resolusi tercapai dan pemerintah tetap beroperasi, laporan pekerjaan AS yang sangat ditunggu pada hari Jumat diperkirakan akan menambah 150.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran akan turun dari 3.8% ke 3.7%. Data dari pasar tenaga kerja AS akan kritikal bagi ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve AS yang bisa berdampak bagi arah pergerakan dolar AS. Ketatnya pasar tenaga kerja akan meningkatkan kemungkinan kenaikan tingkat bunga sekali lagi yang berpotensi menguatkan dolar AS lebih lanjut. Sebaliknya melambatnya pasar tenaga kerja akan membuat kemungkinan kenaikan tingkat bunga berkurang sehingga membebani dolar AS. Saat ini secara fundamental, dolar AS kelihatan masih terus dicari di pasar. Ekonomi yang kuat, turunnya inflasi dan yields treasury tetap di dalam ketinggian beberapa tahun telah menggerakkan rally dolar AS, dengan keuntungan mingguan selama sebelas kali. Saat ini rally dolar AS menunjukkan tanda – tanda kelelahan namun belum terjadi pembalikan arah. Support & Resistance Support terdekat menunggu di 1.0490 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0400 dan kemudian 1.0340. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0665 dan kemudian 1.0720. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melanjutkan penurunannya ke sekitar $1,864, per troy ons selama jam perdagangan sesi AS pada hari Kamis.Harga emas telah tertekan di posisi di bawah dengan partisipan pasar berpegang kepada pernyataan dari Federal Reserve AS. Para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS mengulangi sikap mereka yang hawkish mengenai outlook tingkat bunga. Harga emas terus berada pada posisi yang rendah selama tiga hari dengan pertaruhan bahwa tingkat bunga the Fed tidak akan berubah memudar ditengah ekonomi AS yang tangguh. Dolar AS menarik pembeli dengan belanja konsumen AS yang kuat dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang ketat mengatasi inflasi yang persisten. Pada bulan Agustus, permintaan terhadap Durable Goods tetap bagus dengan belanja bisnis atas peralatan meningkat. Data makro ekonomi AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan kenaikan yang tidak terduga di dalam Durable Goods Orders bulan Agustus sebesar 0.2%, berlawanan dengan yang diperkirakan penurunan sebesar 0.5%. Kelihatannya optimisme diantara perusahaan-perusahaan AS sedang kembali dengan para trader melihat tidak ada kenaikan tingkat bunga lagi oleh the Fed pada tahun ini. Support & Resistance “Support” terdekat menunggu di $1,858 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,845 dan kemudian $1,830. “Resistance” terdekat menunggu di $1,884 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,901 dan kemudian $1,912 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA Sumber : vibiznews PT RIFAN BANDUNG - Harga emas tergelincir pada hari Senin tertekan penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS dengan sikap hawkish Federal Reserve terhadap suku bunga jangka panjang.Emas di pasar spot turun 0,5% pada $1,916.02 per ons, sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,5% lebih rendah pada $1,936.6.
Para pejabat Fed pada hari Jumat memperingatkan mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut bahkan setelah pemungutan suara untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil pada minggu lalu, dengan tiga pembuat kebijakan mengatakan mereka masih tidak yakin apakah perang terhadap inflasi telah berakhir. Emas cenderung berkinerja buruk ketika suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan imbal hasil aset-aset safe-haven saingannya seperti obligasi AS. Indeks dolar naik 0,3%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mendekati puncak dalam 16 tahun. Fokus pasar kini beralih ke indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang dijadwalkan akan dirilis pada 29 September. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan mencermati pergerakan dolar AS yang diperkirakan masih bisa bergerak tinggi dengan sikap hawkish The Fed untuk kenaikan suku bunga AS akhir tahun ini dan juga jika data perumahan AS terealisir meningkat. Jika dolar AS bergerak naik, akan menekan harga emas. Harga emas spot diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $1,888-$1,865. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $1,944-$1,979 - PT RIFAN Sumber : vibiznews |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |