RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat kembali memimpin pertambahan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, pada Kamis.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19, mencatatkan 1.253 kasus baru sehingga secara akumulasi menjadi 74.989 kasus. Sementara itu, pasien sembuh bertambah 1.122 orang, sehingga totalnya menjadi 61.354 orang. Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan ini mencatatkan 6 kasus kematian baru sehingga secara akumulasi menjadi 1.735 meninggal dunia. Hingga hari ini terdapat 11.900 pasien dalam perawatan atau kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta, Berikutnya, Jawa Barat (Jabar) mencatatkan 559 kasus baru Covid-19, sehingga totalnya menjadi 22.764 orang. Dengan penambahan tersebut, hari ini Jabar menyalip Jawa Tengah sehingga menjadi provinsi terbesar ketiga dalam akumulasi kasus positif. Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Rodwan Kamil ini mencatatkan 128 pasien sembuh, sehingga totalnya menjadi 13.778 orang. Jabar juga mencatatkan 15 kasus kematian sehingga totalnya menjadi 435 orang. Hingga hari ini terdapat 8.551 pasien dalam perawatan atau kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat, secara nasional kasus baru Covid-19 di Indonesia kembali menembus 4.174 orang pada hari ini, Kamis. Jumlah kasus baru tersebut membuat akumulasi kasus positif menjadi 291.182 orang. Hasil positif tersebut ditemukan dari 43.592 spesimen yang selesai diperiksa pada hari ini dan kemarin. Kabar baiknya, pada hari ini kasus kesembuhan menembus 3.540 orang sehingga totalnya menjadi 218.487 orang. Sementara itu, kasus kematian bertambah 116 orang sehingga totalnya menjadi 10.856 orang. Hingga hari ini pandemi Covid-19 telah menginfeksi 497 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Pemerintah juga masih memantau 135.480 orang yang berstatus suspek Covid-19. Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, mengatakan terjadinya penularan penyakit yang menyerang sistem pernafasan itu justru berasal dari orang-orang yang terdekat dan berada di lingkup sekitar. Dengan kata lain, orang-orang terdekat ini saling mengancam apabila tidak menerapkan protokol kesehatan seperti #pakaimasker, #cucitanganpakaisabun, dan #jagajarakhindarikerumunan. "Dan bukan orang yang jauh dari kita. Yang menulari kita adalah orang yang terdekat, siapa orang terdekat, yakni keluarga, saudara, sanak, famili atau teman sekerja. Itulah yang berpotensi. Jadi sebenarnya kita yang terdekat satu sama lain itu adalah saling mengancam kalau tidak hati-hati," jelas Doni. Lebih lanjut, hal itu juga dibuktikan berdasarkan hasil data #satgascovid19 yang menunjukkan bahwa sebanyak tujuh persen penderita Covid-19 di Wisma Atlet adalah mereka yang tidak pernah keluar rumah. Data tersebut sekaligus kembali menegaskan bahwa para penderita Covid-19 tertular dari orang-orang yang berada di dekatnya. Tujuh persen responder yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet itu adalah kelompok yang tidak pernah beraktivitas di luar rumah, jelas Doni - RIFAN FINANCINDO Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2022
Categories |